Hei Gadis jangan Lari - Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
Hah.....
Melisa memegang Saimon, Saimon langsung merasa ada aura panas yang keluar dari tubuhnya, dia tidak tahan lalu menggigit gunung Melisa.
"Ah?" Saimon, kamu, kamu....." Melisa tidak menduga jika Saimon akan langsung menggigitnya dengan kasar seperti itu.
Tapi kata-katanya masih belum selesai dan sudah merasa ada sengatan listrik yang masuk ke otaknya dan dia tidak perlu pura-pura lagi. Ketika dia memikirkan ukuran besar Saimon maka dia mengangkat lehernya dan menekan kepala Saimon ke dadanya yang besar.
Tubuh Melisa yang sudah punya anak di usia dua puluhan punya aura seorang ibu yang lembut dan wangi seperti bola kapas sehingga Saimon tidak bisa menolaknya.
Napas Melisa menjadi terengah-engah sewaktu digigit oleh Saimon, dia melihat gunung yang sudah pipih ditekan Saimon dengan wajah malu, dia melihat Saimon menggigitnya seperti binatang buas, wajahnya sangat merah dan hatinya berpikir pasti dirinya sudah hancur jika bukan karena Saimon telah menyelamatkannya dan anggap saja membalas budinya dengan memberikan tubuhnya. Selain itu, dia juga penasaran dengan barang besar Saimon.
Uh.....
Melisa tidak bisa menahan dirinya mengerang karena serangan Saimon, "Saimon, jangan....."
Sewaktu wanita mengatakan tidak mau saat ini sebenarnya adalah mau tapi Saimon tidak mengetahui artinya, ketika dia mendengarnya mengatakan ini maka dia segera mengangkat wajahnya dari gunung Melisa lalu segera mendorongnya.
"Melisa, aku, aku tidak sengaja, itu karena aku tidak bisa mengendalikan diriku....." Saimon merasa tidak tenang ketika dia memikirkan dia bahkan seorang gadis yang kasihan.
Tapi katanya masih belum selesai dan Melisa menyelanya sambil menarik leher bajunya sehingga buah yang putih itu terlihat, putih dan lembut sehingga Saimon melototkan matanya.
"Saimon, jika bukan karena kamu menolongku hari ini maka aku sudah dihancurkan oleh anak buah Jevon, jika kamu menginginkanku maka aku pasti tidak akan menolaknya dan anggap ini sebagai balas budiku." Masalahnya sudah sampai tahap ini maka dia tidak perlu ragu lagi karena gigitan liar Saimon sudah membangkitkan gairahnya.
Simon kaget mendengar Melisa berkata seperti itu, dia menyelamatkan wanita cantik dan dia membalasnya dengan tubuhnya?
Dia melihat Saimon tercengang dan usia Saimon seharusnya sekitar enam atau tujuh belas tahun maka Melisa merasa kata-katanya terlalu berani sehingga dia segera berkata dengan lembut.
"Saimon, aku tahu jika usiamu masih muda dan mungkin saja masih belum pernah merasakan kemanisan wanita dan merasa rugi jika memberikan keperjakaanmu kepada kakak yang telah melahirkan anak sepertiku tapi selain memberikan badan kakak kepadamu maka kakak tidak tahu bagaimana cara membalasmu."
Setelah kata-kata Melisa maka Saimon langsung mengerti jika dia mau membalasnya dengan menggunakan tubuhnya.
Saimon bukan orang baru lagi tentang hubungan pria wanita, dia tahu wanita seperti apa yang paling sesuai dengan pria, Melisa sudah melahirkan anak dengan dada yang penuh, pinggang yang ramping, bokong yang besar sehingga tidak ada yang tidak menggodanya.
Melisa melihat Saimon masih tidak ada reaksi untuk memakai dirinya, matanya terlihat tertegun dan tangannya memegang celana Saimon.
"Saimon, bukankah kamu mengatakan akan membiarkan aku melihat bagianmu ini?"
"Ah? Apakah Melisa sangat penasaran?" Saimon berkata.
"Mana ada wanita yang tidak penasaran dengannya, apalagi sejak aku melahirkan anak, aku sudah lama..... selain itu barangmu begitu besar maka tentu saja aku mau melihatnya." Melisa sudah memutuskan untuk membayarnya dengan tubuhnya maka dia tidak merasa malu berkata seperti itu.
"Baik, baklah. Kamu lihat saja, tapi aku katakan dulu jika aku menolongmu tidak mengharapkan pembalasanmu yang seperti ini, kamu jangan ada pemikiran lain setelah melihatnya." Saimon mengerutkan keningnya karena dia merasa tidak masalah karena dia sudah seharian disentuh orang.
Melisa merasa Saimon menyindirnya ketika dia mendengar Saimon berkata, matanya terlihat berair sambil menatap Saimon, "Apakah Saimon merendahkanku karena aku sudah memiliki anak?"
Aduh! Saimon menjadi panik karena dia merasa tidak pernah berkata seperti itu tapi sebaliknya Saimon bukan hanya tidak menolaknya bahkan Melisa memiliki kelebihan dibanding gadis lain karena dia sedang menyusui dan sepertinya waktu yang paling bagus untuk melakukan hal itu.
"Melisa, kamu jangan berkata sembarangan, sebenarnya aku sangat suka dengan kondisimu sekarang tapi aku tidak ingin menggunakan alasan balas budi sehingga aku dan kamu....."
"Saimon kamu salah karena aku sebenarnya juga menginginkannya, mana ada wanita yang tidak suka dengan barang besarmu. Selain itu, aku baru selesai melahirkan maka ada beberapa bagian yang kendur..... jika bisa mencari orang yang kuat sepertimu maka apa bisa aku tidak menyukainya."
Mata Melisa melihat ke arah celana Saimon, dia terlihat seperti wanita yang haus sehingga membuat Saimon menelan air liurnya dan matanya terlihat ragu.
Dia bukan bajingan yang akan naik dengan sembarangan wanita, dia menunggangi Nikita dan Jessline itu karena dia mau membalas Jacky tapi dia tidak boleh memakai Melisa karena alasan pribadi.
Melisa tahu jika Saimon masih ragu, tidak perlu buru-buru karena dia tahu harus pemanasan dulu.
"Saimon, meski kamu tidak menginginkanku tapi setidaknya kamu membiarkanku melihat barang yang ada di dalam celanamu ya?"
Saimon tahu dengan reaksi para wanita yang ada di depan rumah sakit hari ini dan dia tahu jika Melisa tidak akan berhenti sebelum melihatnya.
Dia sudah memutuskan untuk segera pergi dan pulang ke kediaman keluarga Zhao setelah Melisa melihatnya.
Celananya dilepas.
Besar! Sangat besar! Ini adalah kata-kata yang muncul di otak Melisa setelah melihatnya, dia menelan ludahnya dengan mata melotot dan hatinya berpikir dia akan sangat senang jika Saimon bersedia.
Wanita terutama wanita yang telah melahirkan anak akan mulai peduli dengan bagian tertentu dari tubuhnya karena akan menjadi kendur setelah melahirkan, seharusnya ukuran biasa sudah bisa memuaskannya tapi sekarang membutuhkan yang lebih besar untuk memuaskannya.
Melisa mulai khawatir pria tidak akan menyukainya karena dia menjadi kendur setelah melahirkan anak.
Jevon merupakan salah satu contohnya, setelah dia melahirkan anak dan pertama kali jevon memakainya maka dia memakinya wanita tua yang sama sekali tidak ada rasanya.
Setelah dia melihat Saimon maka dia merasa Saimon adalah hadiah yang diberikan langit kepadanya, ukuran seperti ini, tidak peduli bagaimana kendur barangnya maka dia akan mendapatkan kepuasan dengan ukuran seperti itu.
Dia berpikir jika di dunia ini tidak ada orang yang lebih cocok untuk dirinya selain Saimon.
Mata Melisa bersinar sehingga membuat Saimon takut, "Melisa, apakah kamu sudah selesai melihatnya? Jika sudah maka aku mau memakai celanaku."
Saimon berkata dan bersiap memakai celananya tapi Melisa yang sekarang terlihat seperti monster yang langsung berlutut di lantai sambil membuka mulutnya.
Hush.....
Otot kaki Saimon menegang sambil menarik napas.
Novel Terkait
Mr. Ceo's Woman
Rebecca WangThe Sixth Sense
AlexanderThe Gravity between Us
Vella PinkyLove In Sunset
ElinaBaby, You are so cute
Callie WangMore Than Words
HannyMy Charming Lady Boss
AndikaHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)