Hei Gadis jangan Lari - Bab 164 Sudah Kenyang

Saimon berkata, sambil tersenyum, tangannya menyentuh garis leher Melisa yang longgar, mengepalkan tangannya di gunung putih besar Melisa dan berkata: “Ini sangat besar, benar-benar putih.”

“Oh, Saimon, kamu mencoba untuk menghancurkanku, kamu tidak tahu sama sekali mencintaiku.”

“Hehe, bukankah Melisa bilang tubuhnya sakit? Aku akan memijatmu, hehe, saat aku memberimu suntikan, tubuhmu akan terasa nyaman.”

Kemudian, dengan suara lembut Melisa, Saimon menggendong Melisa dan dengan cepat berjalan ke tempat tidur, sejujurnya, Saimon sangat senang dengan keinginan inisiatif Melisa, dan kebetulan dirinya juga menginginkannya.

Saimon melempar Melisa ke tempat tidur, baru saja selesai makan, dia langsung melakukan hubungan dengan Melisa, bisa dikatakan bahwa dia penuh dengan pikiran hawa nafsu.

Menyentuh tubuh montok Melisa, gunung besar itu sangat lentur, dan merasakan perasaan indah datang dari tangannya, Saimon berkata sambil tersenyum.

“Tadi pagi, Melisa belum puas, apakah Melisa sakit? Aku akan menyuntikmu untuk memastikan penyakitnya sembuh, aku akan membuatmu berteriak dengan nyaman.”

Melihat Saimon membicarkan kemampuannya, celananya sudah membesar, Melisa segera menyesali bahwa dirinya sudah mengambil inisiatif untuk memprovokasi Saimon, dia tidak akan pernah berhenti sampai dirinya tidak berdaya.

“Saimon, kamu benar-benar monster, kemarin dan pagi ini kamu sudah melakukanya beberapa kali, bagaimana bisa bawahmu bangkit lagi?”

Tangan besar Saimon terus bergerak di atas tubuh Melisa, yang membuat Melisa sesak napas, dan kakinya terjepit erat selama beberapa menit, namun, tidak ada apa-apa di dalamnya, tentu saja, itu hanya kosong dan tidak nyaman.

“Hehe, apa Melisa tidak menyukaiku seperti ini? Saat pertama kali aku datang ke rumahmu, bukannya kamu ingin aku menjadi seperti ini, hehe.”

Mendengarkan perkataan Saimon, Melisa berpikir tentang bagaimana dirinya merayu Saimon, kepikiran bahwa waktu itu, dia sangat sibuk sehingga dia menutupi wajahnya dengan malu-malu, Melisa masuk ke pelukan Saimon dan berdebat dengan malu-malu.

“Kamu sengaja membuat bagian bawahmu begitu besar, mengenakan celana dalam yang sangat besar, bukankah itu menggodakuku? Aku mansa bisa menahannya.”

“Hehe, aku menggoda dan kamu datang, bukankah itu berarti kamu ingin?”

Saimon berkata dan tangannya sudah menyelinap ke dalam celana longgar Melisa, dan perlahan-lahan meluncur di kaki Melisa, yang membuat tubuh Melisa tidak berdaya, dan tubuhnya terus bergerak, dan mulutnya bersenandung, yang membuat panas di tubuh Saimon meningkat.

“Saimon, jangan, jangan main-main, aku sudah basah kuyup, cepatlah kamu masuk.”

“Hehe, baru sebentar Melisa sudah mau keluar? Tapi aku belum puas bermain, tubuh Melisa begitu lembut dan nyaman untuk disentuh.”

“Oh, Saimon, tolong berhenti bermain, tubuhku sudah panas, aku sudah tidak tahan, cepatlah masuk.” Melisa terus menggerakan tubuhnya.

Saimon menatap wajah merah Melisa dan tahu bahwa Melisa sudah tidak tahan lagi, jadi dia segera melepas celana Melisa.

Melihat bagian bawah Melisa yang menawan, Saimon merasakan hembusan udara panas menggesek ke atas, bagian bawah itu tampak seperti roti kukus, yang mengambil jiwa Saimon, dan dia tergila-gila dengannya.

“Oh, Saimon, jangan dicium, ini sangat kotor.”

“Hehe, ini tidak kotor, Melisa benar-benar cantik, dibandingkan…. Uh, cantik.” Saimon awalnya ingin mengatakan bahwa punya Lena lebih gemuk dan cantik, tetapi untungnya dia segera menutup mulutnya.

“Kamu bisa membujukku untuk bahagia, bagian bawah wanita, apanya yang cantik, cepatlah, mulutmu membuatku geli.” Tubuh Melisa terus bergerak, dan mulut Saimon menyentuh bagian bawahnya, membuatnya tubuhnya merasa nyaman, dan membuatnya ingin mendesah.

“Saimon, ayolah, beri aku suntikan, aku sudah tidak tahan.” Melisa duduk di tempat tidur dengan nyaman, dan tangannya berada di bagian bawah Saimon.

“Huuu…” Tangan hangat dan sejuk Melisa membuat Saimon tidak bisa menahan diri untuk menghirup udara dingin, sialan, dirinya masih ingin mempermainkan Melisa, tetapi bagian bawahnya sudah tidak tahan.

Seluruh tubuh Saimon memanas, melihat wajah cantik Melisa, badannya gemetaran, dia tiba-tiba melemparkan Melisa ke tempat tidur.

“Oh, Saimon, pelan-pelan.”

Bagaimana dia bisa pelan-pelan, dia tidak memiliki gerakan ekstra, dia hanya menggunakan cara paling primitif untuk segera memasukannya.

Ketika Saimon datang, Melisa tiba-tiba merasa bahwa seluruh tubuhnya sangat nyaman, matanya menyipit, dan tangannya tanpa sadar berjalan ke atas punggung Saimon.

Meskipun Saimon menggunakan yang paling primitif kali ini dan mulutnya sangat kasar, ukurannya membuat Melisa merasakan benturan jiwanya berulang kali, setiap kali Saimon mendorong, membuat tubuhnya kehilagan jiwa dan mendesah dengan nyaman.

“Saimon, ini sangat bagus, aku benar-benar tidak ingin kamu berhenti seumur hidup.” Seluruh tubuh Melisa bergerak maju dan mundur di bawah dorongan Saimon, dan dia berkata denagn suara bergetar.

“Melisa, aku juga merasa sangat nyaman, bagia bawahmu ini benar-benar hangat, aku tidak ingin keluar lagi.”

Keduanya berbicara, Saimon mempercepat gerakannya, dan Melisa juga sudah kehilangan jiwanya, kakinya melingkari pinggang Saimon dengan erat.

“Saimon, ah… tidak, pelan-pelan, aku sudah mau keluar...”

Melisa mendesah, tangannya membelai tubuh Saimon, dan kemudian seluruh tubuhnya mulai bergetar…

“Saimon, kamu begitu cepat, aku sudah mau keluar, pelan-pelan ...”

“Hehe, apakah penyakit Melisa sudah sembuh?”

“Oh, kamu, sudah-sudah, aku sudah kenyang, Saimon, cepat keluar, aku kepanasan dan kesakitan.” Melisa merasakan tubuhnya, Saimon yang baru saja ingin keluar mulai membesar lagi, dengan ketakutan segera berkata.

“Hehe, itu tidak bagus, sekali lagi.”

Saimon berkata, dan kemudian bergerak lagi, Melisa takut terhadap perkataan Saimon ini.

“Saimon, pelan-pelan…. kumohon...”

Melisa merasa tubuhnya akan hancur berantakan, dia berteriak dengan gila, dia lupa di mana dirinya berada dan apakah dia ingin Saimon mempercepatnya atau pela-pelan, singkatnya, dia tergila-gila dan benar-benar terpesona dengan Saimon.

Akhirnya, setelah medesah, Saimon benar-benar berbaring di tubuh lembut Melisa dan mencium pipi Melisa.

“Apakah kamu sudah kenyang sekarang?”

Melisa melihat Saimon yang berbaring di tubuhnya, mendongak dan mencium wajahnya, dia berkata dengan perlahan.

“Aku benar-benar tidak tahu bagaimana aku menjalani hidup tanpa dirimu.”

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu