Hei Gadis jangan Lari - Bab 122 Sudah direncanakan
Sumi langsung ketakutan saat mendengar teriakan Angel, "Saimon, cepatlah bangun, ada orang yang datang."
Dalam hati Saimon berkata. Sial, aku memang ingin Angel melihatnya, bagaimana aku akan bangun.
"Hehe... mau masuk, Saimon mau masuk."
“Aduh, orang bodoh ini, ada orang yang datang, dan kamu masih ingin masuk.” Saimon baik, nanti kakak akan mencarimu lagi ya. Kamu bisa masuk selama yang kamu mau. "
Di luar suara langkah kaki Angel semakin dekat dan suara Sumi terbata-bata karena ketakutan.
Sial, dia bilang aku baik. Aku menidurimu dengan lama agar Angel menangkap basah dirimu, mengapa aku harus bangun? Selain itu, dua bokong besar mu terbaring tengkurap seperti ini membuatku merasa nyaman. Aku tidak akan bangun.
"Aku tidak mau, Saimon tidak mau, nyaman, hehe... bokong besar"
"ah......"
Saimon sekali lagi dengan ganas mendorongnya lagi, membuat Sumi tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak, dia sangat takut dan dengan cepat menutup mulutnya, memutar kepalanya, dan menatap Saimon dengan memohon, tetapi penampilan yang menyedihkan ini membuat Saimon semakin senang di dalam hatinya, bahkan tidak ingin bangun.
"Kakak, bokong besar putih mu ini sangat lembut, sangat besar, Saimon tidak ingin berhenti."
Mendengar kata-kata Saimon, Sumi menjadi semakin putus asa, "Saimon, kamu harus berhenti, jika ketahuan kakak akan dalam masalah."
Sumi sambil berbicara, ia dengan kekuatan penuh membalikkan tubuhnya, tetapi dia bukanlah lawan Saimon, ia menghela nafas beberapa kali. Kebalikannya, malah membuat Saimon semakin kuat menekannya.
"Kakak, kamu sangat luar biasa, memutar bokongmu dan membuat Saimon merasa sangat nyaman."
“Aduh, anak bodoh ini kenapa jadi jahat sekali, cepat bangun, atau kakak tidak akan membiarkanmu bermain lagi!” Sumi mengancam.
Sial! Berani-beraninya mengancam aku saat ini, lihat saja apakah aku tidak akan membunuhmu, Saimon mengulurkan tangannya dan dengan kasar menarik bokong Sumi dan dengan ganas menindihnya.
"Ah ..." Sumi berteriak tanpa menahan diri setelah menerima tindihan keras ini.
Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, terdengar suara "curiga" Angel yang datang dari pintu depan kamar, "Hah? adek, aku mendengar teriakanmu, aku tahu kamu ada di dalam, mengapa kamu tidak membuka pintu? Kamu menolak kakak masuk? Jika tidak dibuka aku akan menerobos masuk. "
“Ah, kakak, tunggu, aku, aku akan datang.” Sumi ketakutan dan menjawab dengan cepat.
Mendengar kata-kata Sumi, Saimon sangat senang. Sial! kamu berdiri saja tidak bisa, masih ingin membuka pintu? Heh, apa kamu kuat?
“Kakak, ini sangat nyaman, Saimon sangat menyukainya.” Saimon menjadi ganas lagi.
Sumi menangis tanpa mengeluarkan air mata, sepertinya dia akan tertangkap basah melakukan itu diranjang, tetapi orang bodoh ini semakin bersemangat, jika saat ini dia berhenti, itu akan sangat sulit. Dia menyesal karena serakah.
Jika aku tahu bahwa ada seseorang yang akan datang mengunjungi rumah, bisa saja aku bilang aku tidak berada dirumah, bisa bilang diladang jagung atau ke sungai.
“Adik, tolong bukakan pintu untuk kakak. Sudah lama sekali kamu tidak membukakan kakak pintu, jangan-jangan kamu menyembunyikan laki-laki dirumah mu dan pasti sedang melakukan sesuatu ya.” Suara Angel di luar membuat Sumi gemetar.
“Kakak, tunggu, aku sedang tidur tadi, sekarang sedang mengenakan pakaian, sebentar lagi akan ku bukakan pintunya.” Sumi dengan cemas berkata.
Saimon berpikir dalam hati. Sial! Kenapa dia masih berbasa-basi, diam-diam aku sudah lama membuka pintu itu, dia tinggal mendorongnya dan masuk. Jika dia mesi berbasa-basi, saya akan melakukan yang kedua kalinya.
Untungnya, Angel bukan pemarah, kemudian dia mendorong pintu hingga terbuka, "Oh, pintu ini tidak dikunci, kukira ..."
Angel sedang berbicara, setelah itu pupilnya membesar dan dengan wajah terkejut dia melihat dua orang telanjang di tempat tidur: "Kamu, kamu, Saimon!"
“Ah, Kakak, kamu, kamu jangan teriak, cepat tutup pintunya, jika orang lain melihat ini, aku tidak bisa mati.” Sumi ketakutan dan dengan buru-buru berkata.
Sumi melihat Angel telah mempergokinya, dalam hatinya berkata habislah sudah, tetapi masalah ini sudah terjadi, dia tidak bisa melakukan apa-apa. Ia tidak bisa merasakan Saimon yang masih mendorong dan berjuang, hanya bisa berbaring di tempat tidur dengan wajah frustrasi.
Begitu Angel memasuki pintu, dia mengedipkan mata pada Saimon, yang artinya ia harus menyelesaikan semuanya dengan cepat.
"Adik, kamu, kamu sedang ..." Angel berjalan ke samping tempat tidur dan bertanya.
"Kakak, kamu tidak mengerti? Aku sedan bersama orang bodoh ini. Aduh, dasar orang bodoh, pelan sedikit!" Ketika dia dipergoki, Sumi melampiaskan amarahnya pada Saimon, jika bukan karena dorongan terakhir orang bodoh ini dan tidak mau berhenti, mungkin tidak akan ketahuan.
“Yah, kalau begitu, adek kamu sedang melakukan hubungan intim. Ini, ini, dan kamu melakukannya dengan Saimon orang bodoh ini?” Angel dengan terkejut berkata, “keahlian orang bodoh ini benar-benar bagus?apakah berfungsi dengan baik?
hm? Setelah mendengar kata-kata Angel, mata Sumi berputar, Apa arti dari kata-kata Angel?
Melihatnya berhubungan intim, dia tidak mengancamnya, malahan dia fokus pada apakah barang Saimon ini bisa berfungsi dengan baik? Setelah mendengar maksudnya, tampaknya dia tidak marah karena ia berhubungan intim dengan Saimon, tetapi lebih tertarik pada Saimon.
Sumi mengulurkan Bokongnya dan membiarkan Saimon melanjutkan dorongannya, sementara dia dengan teliti memandangi Angel. Angel beberapa tahun lebih tua dari dirinyadan ia sedikit genit.
Di usianya sekarang, melihat bokong besar dan gunung besar, itu benar-benar penampilan yang diharapkan oleh setiap wanita. Jika dipikir lagi, Tommy sepertinya tidak ada di rumah akhir-akhir ini. Mungkinkah dia merasa kesepian, apakah dia sama sepertiku mencari Saimon untuk bermain-main, hatiku langsung gembira, aku tidak menyangka itu kebalikannya.
"Kakak, ucapan Saimon seperti orang bodoh yang tidak bodoh, jika kamu tidak percaya, lihat saja. Orang bodoh ini besar dan ganas, dia seperti ingin menghancurkan seluruh tubuhku. Dia adalah kesayangan yang diimpikan semua wanita. Sumi menggunakan tenaganya dan berbicara.
"Ah, benarkah? Bisakah aku melihat barangnya?" Kata Angel.
Ketika kedua wanita itu sedang berbincang, membuat Saimon tertegun dan dengan ekspresi terkejut menatap Angel, dalam hati bertanya apa yang mereka lakukan, bukankah dia seharusnya menangkap menangkap basah dia, mengancam Sumi dan menyebarkan berita ini? Kenapa malahan wanita tua ini dan Sumi ingin bermain dengan aku sekarang?
“Boleh, boleh, akan kutunjukkan padamu, tapi itu besar dan pasti bisa memenuhi kue kakak.” Sumi sambil berkata sambil memutar tubuhnya dan berkata pada Saimon: “Saimon, cepat tunjukkan pada kakak kesayanganmu yang besar itu, biarkan dia membuka matanya. "
Dalam hati Saimon berkata, aku lebih sering menggunakan Angel daripada kamu. Dia sedikit bingung, tidak tahu harus berbuat apa, mengikutinya atau tidak?
Ketika dia dengan ragu mengeluarkannya, Angel mengedipkan mata padanya. Dia sedikit tertekan, tetapi dia hanya bisa mendengarkan kata-kata Sumi dan melakukan apa yang dia katakan. Sial keanpa aku merasa sedang dipermainkan oleh Angel.
"Aduh, tuhanku, kenapa punya orang bodoh ini sangat besar, jika masuk kedalam wanita kita bisa kesakitan. Adik, bokong besarmu ini benar-benar luar biasa, bisa menopang tenaganya yang tidak biasa. "Begitu Saimon menunjukkan itu, Angel sengaja berakting terkejut dan membuka matanya dengan lebar.
Melihat reaksi Angel, Sumi sangat senang. Angelsama persis dengannya saat pertama kali melihat Saimon, bersemangat dan ketakutan. Terutama melihatnya tidak disengaja menjepit kakinya dan membuatnya lebih yakin akan tebakannya.
"Aduh, kakak lebih berpengalaman, bukannya semakin besar akan semakin baik. Kakak tidak tergoda setelah melihat pria besar ini?"
Novel Terkait
Half a Heart
Romansa UniverseMeet By Chance
Lena TanInventing A Millionaire
EdisonUnperfect Wedding
Agnes YuMy Enchanting Guy
Bryan WuCantik Terlihat Jelek
SherinPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)