My Cold Wedding - Bab 89 Kakak Ipar

"Bella, kamu sekarang berada dimana, saya mencarimu."

"Tidak perlu," Bella berkata, "Mereka pergi kemana, ke kebidanan dan ginekologi?"

Gembi mengganti tangannya dan memegang telepon, membuka gagang pintu dan diam diam menyelinap naik, sampai pada pintu ruang operasi kebidanan dan ginekologi, hatinya terdiam: "Sebenarnya di ruang kebidanan dan ginekologi, Cindy dipindahkan keruang operasi, David juga turut masuk, kalian baru saja.... berkelahi?"

"Um," Bella mendapat tempat pasti, langsung pergi menaiki lift.

Gembi berkata: "Kamu jangan khawatir, kira-kira tidak akan keluar, Cindy tadi sepanjang jalan berteriak, anaknya tergantung. Aborsi juga baik, ada ibu seperti dia, seberapa banyak dosa yang harus ditanggung anaknya!"

Gembi sangat marah, tetapi Bella hatinya sangat berantakan.

Walaupun dia tidak mendorong Cindy, tetapi dia benar memiliki konflik verbal dengannya, ketika dia menyadari bahwa ada bayi yang hidupnya dalam bahaya karenanya, hatinya terasa begitu mendidih.

Kakak juga begitu, walaupun dirinya tidak melukai dia, tetapi pada akhirnya karena dia pergi ke klub malam dan mabuk, baru Cindy medapat kesempatan.

Hati Bella perlahan mulai membaik, saat lift terbuka dia bergegas menekan tombol 5.

Saat sampai di ruang operasi, Gembi bersandar sambil bermain game di handphonenya, mendengar suara langkah kaki dia baru mendongak: "Untuk apa kamu kesini, orang seperti ini tidak pantas kamu temui."

Bella bertanya: "Masih di dalam?"

"Um, belum keluar," Gembi mendesah, menunjukkan bahwa dia melihat David sedang menunggu di luar ruang operasi, dia melipatkan tangannya dan bersandar di tembok, mendengar suara Bella dan Gembi, dia menghampirinya.

Bella mendekat: "Dia.... sangat parah tidak?"

David dengan sedih: "Anaknya ada kemungkinan tidak terselamatkan."

Bella menjadi pucat, mengepalkan tangannya sampai putih.

"Kamu ada mau bicara apa?"

Dia ada mau bicara apa? bicara apapun juga tidak berguna.

Bella menggeleng, terdiam.

Bapaimanapun dia masih percaya Cindy memiliki beberapa, bahkan awal masih berharap, tetapi hatinya sangat sakit.

"Kalian baru saja bicara apa?" David bertanya

Bella menggeleng kembali, melanjutkan diam.

Cindy menggunakan anak kecil mengancam dia untuk memberitahu arti dari pahatan itu, tetapi masalah ini dia sama sekali ingin memberi tahu David, dia tidak percaya bahwa arti dari pahatan itu untuk dia, jika dia memberitahunya sekarang akan membuat dia merasa seperti orang yang sangat menyedihkan yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.

"Wei, David ini maksudnya apa? Kamu sedang menyalahkan Bella?" Gembi seperti ayam jantan yang menjaga di depan Bella, "Semua yang terjadi adalah salah Cindy sendiri, kamu punya bukti apa, atas dasar apa menyalahkan Bella?!"

Hati Bella seketika melembut, dunia ini, hanya Gembi yang berdiri di sampingnya.

"Saya hanya bertanya jelas keadaan sebenarnya," David mendingin, "Saya tidak ingin memanas-manasi, tetapi masalah ini sedang terjadi, harus ada orang yang bertanggung jawab."

Pintu ruang operasi terbuka, beberapa dokter keluar dari ruangan.

"Siapa keluarga dari pasien?"

"Saya." David maju selangkah.

Dokter mengangguk, "Disini ada persetujuan operasi yang harus ditanda tangani, hubungan anda dengan pasien?"

David tertegun.

Dia tidak tahu bagaimana membalasnya.

"Dokter, dia adalah suami saya!" Cindy berbaring di kasur, mendengar suara dari luar, memanggil dengan sedih: "David, suamiku....."

"Ternyata suami, kenapa tidak dari awal bicara," dokter membuka halaman pertama ke David: "Silahkan tanda tangan disini."

David memegang pen, tetapi tidak segera menandatangani.

Secara sadar mengetahui bahwa setelah tanda tangan, itu akan memiliki efek hukum, terutama ketika dia melihat kata-kata "mengangkat rahim" pada formulir persetujuan bedah, jantung seketika tenggelam ke bawah.

"Seberat inikah? Harus mengangkat rahim?"

Dokter mengangguk: "Dinding rahim awalnya sangat tipis, seketika dapat rusak, pendarahan di rongga perut sangat serius. harus cepat dioperasi, tanda tanganilah. kondisi pasien tidak memungkinkan dan tidak dapat ditunda lagi.

Tidak jauh dari situ ada Bella yang mendengar percakapannya, mukanya pucat, kuku seakan masuk kedalam.

Bagaimana bisa sangat serius, bagaimana bisa....

David mati-matian mengerutkan dahi, ujung pen sudah mengenai kertas, tanda tangan tidak seberapa tetapi tidak berhasil juga.

Surat persetujuan ini jika ditandatangani, dia harus jadi suami Cindy, kalau tidak ditandatangani......

"Segeralah," Bella mendekat, tarik nafas dalam, menatap dia: "Kakak ipar."

David terpaku dan mengangguk, tidak tahan untuk menatapnya.

Bella tersenyum tawar, "inilah hidup."

"Bella....."

"Tanda tangan saja," Bella membalikkan badan, dia tidak ingin melihat David menandatangani surat itu, lebih baik bersembunyi seperti kura-kura, "segera."

David tidak tahu bagaimana harus menandatanganinya, seperti robot, otaknya sangat berantakan, selesai menandatanganinya langsung memberikan surat itu kepada dokter, membalikan badan dan memegang bahu Bella: "Kamu tunggu, saya mau bicara."

Bella menepis tangannya: "Kamu mau bicara apa?! menindas saya masih tidak cukup? masih mau bagaimana?!"

David mengerutkan kening, menarik pinggulnya dan membawa dia ke tempat yang aman, seketika membanting pintu, tidak peduli di luar ada Gembi, dia marah tidak bergerak, hanya berdiri menatapnya.

Selama 30 tahun hidupnya, tidak pernah sekalipun, David merasa tidak berdaya.

Secara sadar, dia sudah ada sedikit perasaan terhadap Bella, tetapi dia kalah, kalah kehilangan Anqila, kalah membenci dirinya sendiri.

"Saya tidak akan menikahinya." David berbicara dengan Bella di sudut tembok, menghindari mereka saling bertatapan.

Walaupun dagunya tidak dapat bergerak, tetapi bola mata dapat.

Bella mengedipkan matanya, menghindari tatapannya yang panas: "Persetujuan operasi sudah di tandatangan, jika kalian tidak menikah, operasi ini tidak akan ditanggung jawab oleh asuransi."

"Tidak ditanggung jawab yasudah!" David memegang mukanya: "Beri tahu saya, kamu tidak mendorongnya benar? Dia sendiri yang mencarimu, benar?"

"Jika kamu percaya saya, masih perlu bertanyakah?! Pertanyaan ini seharusnya kamu tanyakan kepadanya, kami bersaudara!" Air mata mengalir jatuh ketangannya, panas, David melihat dengan histeris, seperti seratus jarum menusuk dihatinya.

"Kalau begitu kamu beritahu saya, apa yang kalian bicarakan?"

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu