My Cold Wedding - Bab 163 Bintang di Langit, Dia di Hati

Bella bergadang satu malam, menyelesaikan desain gambar arsitektur kuno, kopi di sampingnya sudah hampir diminum habis, kepalanya sangatlah pusing.

Sudah hampir berumur 30 tahun, kekuatan fisiknya juga jauh berbeda dengan dulu.

Dia pergi ke kamar untuk melihat-lihat, Felicia sudah menidurkan Nino hingga tertidur pulas, kemudian pergi dengan tenang.

Membereskan barang, kemudian ia menekan tombol lift turun menuju ke sekolah.

Pintu lift terbuka, orang yang ada di dalam membuat Bella tersentak.

"Untuk apa kamu datang ke sini?"

David Li menahan pintu lift yang sudah akan tertutup rapat, dengan suara tanpa emosi berkata, "Aku antar kamu ke sekolah."

"Aku bisa pergi sendiri." Bella memeluk tas yang ada di depan dadanya dengan semakin erat.

Tatapan David Li berhenti di map bening yang dipeluk oleh Bella, "Apa sudah selesai secepat ini?"

Bella menaruh map di belakang punggungnya, "Tidak, masih ada beberapa hal yang perlu bantuan dari guru."

"Sini, kasih aku lihat." David Li mengulurkan tangan untuk mengambilnya.

Bella memiringkan tubuh untuk menghindar, "Tidak perlu."

Pintu lift sudah akan tertutup, David Li mengulurkan tangan untuk mencegahnya lagi, sekalian menarik Bella masuk ke dalam lift.

Kemudian menekan tombol close.

Dalam ruangan yang sempit, nafas David Li terasa memenuhi ruangan itu.

Bella berdiri di pojok lift, menundukkan kepala dan melihat pada ujung sepatunya. Berdiri jauh dari David Li, ini adalah jarak aman yang seharusnya dimiliki dengan orang asing.

Tiba-tiba mendengar dia bertanya, "Bella, boleh tidak memberikanku satu kesempatan lagi?"

Bella sengaja mengalihkan pembicaraan, "Properti Perusahaan LS sudah sangat maju, Direktur Li masih perlu kesempatan apa."

David Li berkata dengan suara muram, "Kamu tahu, yang aku maksud bukan ini."

Bella tidak berkata apa-apa.

Lift dengan cepat turun ke lantai satu, daritadi sudah banyak orang yang menunggu untuk naik. Bella sudah tidak sabar untuk keluar, namun ditarik mundur oleh sebuah kekuatan besar, pintu lift akan segera tertutup.

David Li menekan tombol lantai paling atas, kemudian berkata pada orang-orang di luar, "Maaf, ada beberapa hal yang perlu diurus, aku akan membayarnya."

Asisten Albert Zhou dengan para pengawal segera mengusir kerumunan orang yang akan masuk, dengan lancar pintu lift kembali tertutup.

Lift pelan-pelan naik.

Lift hanyalah kotak yang begitu kecil, tidak perlu satu langkah, David Li sudah berada di hadapan Bella, dengan memajukan kepala maka dia sudah bisa melihat ujung kepala Bella.

"David, kamu bisa lebih masuk akal sedikit tidak?" Bella berkata dengan marah, "Aku punya rencana hidupku sendiri, atas dasar apa kamu selalu mengacaukan kehidupanku sesukamu?"

"Aku hanya ingin meminta satu kesempatan saja darimu, aku janji, ini adalah yang terakhir kalinya." Tatapan matanya yakin, "Aku ingin meminta pengampunan, aku ingin membayar semua kesalahanku, aku ingin kamu ... Mencintaiku seperti dulu."

Bella menatap matanya, "Hati manusia seperti kaca, kamu pernah berkali-kali membuatnya hancur, dan aku berkali-kali memasangnya kembali, tapi aku sekarang tidak ingin memasangnya lagi, biarkan saja dia hancur, hancur berantakan lebih baik daripada yang dipasangkan secara paksa."

"Kali ini biar aku yang memasangnya, asalkan kamu tidak mencegahku saja." David Li mengulurkan tangan ingin menyentuh, namun Bella dengan cepat menghindar.

"Aku tidak mencegahmu, juga tidak dapat mencegahmu, aku hanya ingin kamu jauh dariku, semakin jauh semakin baik."

Ding ----

Sampailah pada lantai 34 sebagai lantai teratas, pintu lift kembali terbuka.

David Li berdiri di rongga pintu lift yang terbuka, menutup semua akses jalan keluar, "Kamu tidak dapat pergi."

Bella tiba-tiba berkata sambil melihatnya dengan menantang, "Kamu tidak keberatan aku pernah melahirkan anak dari pria lain?"

Emosi David Li seketika naik, bohong jika dia berkata dia tidak keberatan, tidak ada pria yang tidak keberatan.

"... Anakmu, aku akan memperlakukannya seperti anakku sendiri."

Bella bengong, tidak menyangka akan mendapat jawaban seperti itu dari David Li, orang yang sombong seperti David Li itu, kenapa bisa ....

"Bella, katakan saja syarat-syaratnya, aku pasti akan melakukannya."

Pintu lift terbuka lalu tertutup lagi, tidak ada yang memencetnya, sehingga masih tetap berada di lantai teratas.

Bella terdiam untuk beberapa saat, lalu bertanya, "Syarat apapun boleh?"

David Li menganggukan kepala dengan kencang, "Apapun."

"Baik." Bella berkata, "Aku ingin kamu sejak saat ini jangan muncul lagi dihadapanku."

David Li menolaknya dengan pasti, "Tidak mungkin."

Bella mengerutkan dahi, "Tadi katamu apapun?"

"Selain ini, yang lain terserah padamu."

Bella sengaja berkata, "Kalau begitu aku mau bintang di langit."

David Li berjanji dengan cepat, "Baik."

Bella terdiam, menatapnya.

"Kenapa melihatku?"

"Yang kumaksud adalah bintang yang berkelap-kelip, bukan yang ada di kebun binatang."

David Li akhirnya menekan tombol turun sambil mengangguk, "Aku tahu."

"Aku tidak sedang bercanda." Tatapan Bella dalam.

David Li tersenyum, "Aku juga."

Kali ini, David Li tidak lagi menguasai lift, Bella keluar dari lift dengan cepat. Ia menghentikan taksi lalu pergi tanpa menengok ke belakang lagi.

"Echo, ada apa denganmu? Kenapa begitu buru-buru?"

Sesampainya di sekolah, Johan sudah menunggunya di ruang gambar cukup lama. Bella berlari sepanjang jalan menuju ruang gambar, sesampainya ia bersender pada meja sambil terengah-engah.

Mendengar pertanyaan itu, Bella mengangkat kepalanya, berusaha bernapas dengan normal, "Pagi tadi ... Ada sedikit urusan ... Takut telat ..."

Johan tertawa kecil, "Hari ini hari Sabtu, kamu lupa?"

Bella mengeluarkan ponsel untuk mengecek, ternyata benar hari Sabtu.

Johan berjalan pelan ke arahnya, "Tapi, Luna Yang itu sepertinya sangat rajin, bahkan akhir pekan juga tidak istirahat."

"Dia juga datang ke ruang gambar? Apa yang di sebelah?"

"NO, NO, NO, kabarnya dia mengundang seorang ahli yang sangat hebat untuk membantu dan ingin mengalahkanmu telak. Bagaimana, takut tidak?" sambil berkata Johan membuka tangannya dan mengangkat bibirnya, "Kemampuanmu sangatlah hebat, pasti tidak takut. Selain itu kamu juga mempunyai mantan suami Eric Lee."

"Berhenti, berhenti," Bella menghentikan perkataan Johan dengan tangannya, "Hanya mantan suami, setelah bercerai maka adalah orang asing, selain itu ... Johan, masalah ini aku tidak ingin diketahui oleh banyak orang, kamu jangan mengatakannya kepada orang lain, ya?"

Johan teringat hari itu, hari saat Bella menceritakan semua masa lalu sedihnya di kursi panjang universitas, langsung menganggukan kepala, "Baik, aku berjanji padamu, akan tetapi sebagai gantinya, kamu juga harus menjanjikanku satu syarat."

Bella bingung, "Syarat apa?"

Johan tersenyum lebar, "Kedepannya, harus banyak tersenyum. Saat kamu tersenyum, benar-benar indah, sangat indah."

Bella mengulum senyum, "Baik."

Setelah makan siang, Bella memperlihatkan desain gambar yang diselesaikannya dengan bergadang pada Johan. Sambil mendengar, mata Johan memancarkan cahaya, "Ya Tuhan, zaman kuno Cina ternyata juga mempunyai teknik seperti ini? Tidak perlu sebatang beton pun sudah dapat membangun bangunan setinggi ini? Benar-benar hebat ..."

Bella merasa sedikit lucu, dia hanya menjelaskan tentang struktur purus dan lubang bangunan Cina saja pada Johan, bocah besar yang lucu ini bahkan sudah hampir menjadi fans berat dari insinyur Cina yang terkenal itu.

"Betul, selain itu aku juga telah memeriksanya, Menara Genderang adalah bangunan yang dibuat pada akhir masa Dinasti Tang. Seluruh bangunan ini terbuat dari kayu, bangunan ini dapat bertahan semata-mata hanya karena adanya struktur purus dan lubang, bahkan paku saja tidak digunakan. Hingga Negara Cina didirikan, dan terjadi peperangan, baru kemudian rusak."

Johan mengerutkan dahi, "Dinasti Tang? Sampai sekarang sudah lewat berapa tahun?"

Bella mengitung, lalu berkata, "Paling sekitar 1000 tahun lebih."

"Ya Tuhanku ----"

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu