My Cold Wedding - Bab 107 Jangan Usir Aku

“Bella,” Suaranya terdengar begitu menyedihkan, menggenggam tangannya dan menempelkannya di pipinya: “Kamu pasti marah karena aku sudah mengotori sofamu kan? Jangan usir aku ya, aku akan membelikanmu sofa yang baru.”

Dalam hati Bella terenyuh: “Aku tidak akan mengusirmu, kamu jangan berpikir terlalu jauh.”

James tertawa, menata rambutnya yang berantakan: “Tuan ke-9 hari ini tidak ganteng lagi.”

“Siapa bilang,” Ujar Bella sambil berjalan ke dalam kamar mengambil kotak obat, lalu membersihkan dan mengobati luka kecil James: “Tuan ke-9 hari ini ganteng sekali, ganteng berlipat dari yang dulu.”

Efek ethanol yang keras dan perih membuatnya merintih, tapi dia tidak menghindar, dengan duduk tegap membiarkan Bella mengobati lukanya: “Wanita bodoh, tidak suka uang juga tidak suka laki-laki ganteng, apa yang sebenarnya kamu sukai?”

“Siapa yang bilang aku tidak suka uang? Aku sangat suka uang,” Bella menukar cotton bud yang baru, lalu membasahinya dengan ethanol, melanjutkan membersihkan darah di luka James: “Betapa bahagianya kalau punya uang, dengan uang aku bisa mengobati penyakit kakakku, juga bisa kuliah di luar negeri.”

James mendengar itu, “Bella, bagaimana kalau aku pergi membawamu ke luar negeri? Aku akan membelikanmu sebuah rumah yang besar, hanya kita berdua yang tinggal di dalam rumah itu, kamu pergi kuliah, dan aku di rumah menunggumu pulang.”

Bella mengangkat wajahnya: “Kamu mau pergi ke luar negeri?”

“Bukan, aku mau kembali hidup dengan baik dan keluar dari pekerjaan ini,” James tertawa melihat Bella: “Masuk ke pekerjaan ini, bekerja dengan tuan muda kedua,melakukan pekerjaan gelap, kecuali mati, tidak ada jalan keluar lainnya. Dulu masuk ke Great Hsing karena miskin, dan di sini bisa makan dengan kenyang, tapi sekarang ketika aku sudah punya banyak uang, tapi malah tidak sebahagia waktu hidup miskin.”

“Masalah ini aku tidak terlalu mengerti, tapi yang aku tahu, beberapa pekerjaan sungguh tidak adil kalau semua harus diakhiri dengan kematian, Pangeran Qi ke-5 yang kamu sebut tadi dia pasti tidak sedikit melakukan hal jahat, dia pasti juga akan mendapatkan balasannya.”

“Dan balasannya adalah dia selamanya tidak akan pernah mendapatkan cucu!” James dengan bangga tersenyum puas: “Dia membunuh kedua anak perempuanku, dan aku mengembalikannya sebuah hadiah yang besar. Pangeran Qi ke-5 kekuasaannya begitu luas, wanita juga banyak, tapi dia hanya memiliki seorang anak laki-laki, dia begitu menyayangi anak laki-lakinya, dari kecil sudah mengirim anaknya sekolah di luar negeri, menyuruh anaknya untuk menjauhi Great Hsing sejauh mungkin Tapi otaknya tidak bekerja dengan cukup baik, dia malah memutuskan pulang, dan aku bisa apa?”

Tangan Bella yang tengah membalut luka James terhenti, dan James menggenggam erat tangannya: “Pangeran Qi juga bukan orang baik, kakakmu juga di permainkannya hingga mati, dan aku juga membantumu membalas dendam. Aku melakukannya dengan sangat bersih, bahkan bodyguardnya yang mengiringnya juga ikut masuk ke dalam laut, rem mobilnya rusak, dan semua ini jelas tidak ada hubungannya denganku-kan.”

James kembali mengeluarkan suara: “Bella, aku lapar.”

Bella menghela nafas, “Di rumahku tidak ada makanan, kamu tidur dulu saja, aku turun ke bawah beli makanan, dan obat untuk mengobati lukamu, kamu mau makan apa?”

James menjilat bibirnya: “Hotpot.”

“Tidak boleh,” Bella tanpa ragu menolak permintaan James: “Ada luka yang tidak memperbolehkan kamu makan pedas.”

“Ya kalau begitu pesan yang tidak pedas ya?” James mendorong tubuh Bella: “Cepat pergi beli, cepat, taroh bakso ikan yang banyak ya, duh aku lapar sekali.”

Bella termangu di depan pintu beberapa detik, akhirnya menutup pintu rumah dan turun ke bawah.

Dia membeli beberapa sayuran hijau, telur, daging dan bakso, lalu pergi ke toko obat membeli ethanol dan pembalut luka, juga obat pereda baik yang dimakan ataupun yang di oles, setelah itu pulang.

Kedua tangannya dipenuhi barang-barang, dan tepat disaat ini dering panggilan hpnya berbunyi.

Bella meletakkan salah satu barangnya di samping, lalu mengangkat telepon: “Gembi?”

“Bella!” Dari suara Gembi terdengar kalau dia sedang menangis, “Untuk beberapa hari ini aku pergi menginap di tempat kamu ya? Aku sudah cukup menerima semua ini, aku tidak mau tinggal di rumah orang yang tidak berperasaan ini lagi!”

Bella bertanya: “Kamu sekarang dimana?”

“Aku sekarang di bawah rumahmu!” Gembi menyeka air matanya: “Kamu dirumah tidak?”

“Aku sebentar lagi kesana, kamu tunggu ya.”

Bella menenteng belanjaannya masuk ke komplek rumahnya, dan matanya langsung menangkap tubuh Gembi yang saat ini dengan koper besarnya duduk di taman bunga.

Gembi juga melihatnya, dari wajahnya masih tersisa air mata, dia memaksakan senyum: “Bella.”

“Kenapa menangis?” Bella mengeluarkan tissue memberikannya untuk menyeka air matanya.

Gembi saat itu langsung berkata: “Kalau bukan karena ayah dan ibuku, dengan tanpa persetujuanku memaksaku untuk bertunangan dengan Valdo yang menyebalkan itu! Sorry saja, aku tidak akan mau menikah dengannya! Dan tanpa ku duga kakakku sendiri tidak mau membantuku! Sungguh keterlaluan sekali!”

Mendengar itu, Bella menghela nafas dan menggelengkan kepalanya: “Valdo orangnya baik kok, kamu kenapa begitu membencinya?”

Wajah Gembi terlihat tidak senang: “Kamu kok juga ikut membelanya?”

“Bagaimana mungkin, aku ini teman kamu, aku pasti berdiri di samping dan membelamu,” Bella menghiburnya, “Kamu tentu saja boleh tinggal di rumahku, mau menginap berapa lama juga boleh, aku hanya takut kamu tidak cocok dan tidak nyaman tinggal di tempat seperti ini.”

“Aku bisa tinggal disini kok,” Gembi memonyongkan mulutnya, tiba-tiba melihat sayur yang di tenteng Bella, matanya seketika bersinar: “Kamu membeli sayur banyak sekali, mau makan hotpot ya?”

Bella menganggukkan kepalanya, menunjuk ke lantai atas: “James ada di rumahku, dia mau makan ini, dan kamu datang di waktu yang tepat, kalian sesama pecinta hotpot lagi-lagi dipertemukan ya.”

“Wah~~~” Suara Gembi terdengar berbagai nada, dengan tertawa penuh arti berkata: “Hubungan kalian sudah semakin jauh ya? Sudah tinggal di rumah sekarang, wah wah wah...”

“Kamu jangan berpikir sembarangan,” Bella mematahkan omongannya: “Keadaannya dengan kamu itu tidak jauh beda, dia juga hanya tinggal sementara di rumahku, malam nanti kamu tidur denganku di kamar, dia tidur di sofa ruang tamu.”

Gembi seolah tak peduli dengan penjelasan dari Bella: “Kamu tidak perlu menjelaskannya padaku, aku sangat mengharapkan kamu dan dia bisa lebih, dan secepatnya melupakan David bajingan itu, biar dia menyesal nantinya! Yuk jalan, sekali bilang hotpot aku jadi lapar, yuk kita naik!”

Kedua orang itu sama-sama membawa banyak barang, tidak bisa membantu satu sama lain, untungnya ada lift, jadi mereka tidak terlalu repot dan mengeluarkan tenaga ekstra.

Hanya ketika pintu lift terbuka, Bella melihat seseorang yang familiar berdiri di depan pintu rumahnya.

Willy mendengar suara, memutar kepala melihat adiknya, lalu melihat bella, dia dengan sopan menyapa: “Halo kakak Bella, maaf mengganggumu, aku datang mencari adikku.”

Di dalam ruang tamu, suasana begitu aneh dan tidak nyaman.

Wajahnya melihat Willy: “Kamu jangan membujukku, aku tidak akan pulang, jangan pernah berpikir untuk itu!”

Willy meregangkan tangannya: “Ayah dan ibu bilang, kalau kamu tidak pulang aku juga tidak boleh pulang, kalau begitu kakak juga hanya bisa disini bersamamu.”

“Kamu...”

“Huh.”

Kedua kakak beradik ini masih saling bersikeras, James melihat ke kiri lalu ke kanan, dari plastik mengambil anggur yang sudah di beli Bella dan memakannya.

Bella sedang membuat teh, diam-diam tak menyangka.

Hari ini hari apa, mengapa banyak orang datang ke apartmentnya yang kecil ini?

Dan yang membuatnya semakin tak habis pikir, saat ini pintu apartmentnya kembali di ketok.

Bella baru saja mau mencegah mereka untuk membuka pintu, tapi Gembi duluan dengan melompat pergi membuka pintu.

Orang yang di dalam dan di luar sama-sama terpaku.

Gembi yang pertama kali tersadar: “Kamu ngapain datang kesini lagi? Jangan ganggu Bella lagi!”

David melihat ke dalam ada 2 orang laki-laki yang sedang duduk di sofa, emosinys membuncah: “Bella, mereka siapa? Kenapa bisa ada disini?”

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu