My Cold Wedding - Bab 81 Adegan Familiar

Tiba- tiba, James terlihat serius dan tubuhnya menjadi tegang. Matanya menatap ke satu arah.

"Ada apa?" tanya Bella.

Dari sakunya, James mengeluarkan beberapa uang kertas dan menaruhnya di bawah gelas kopi, "Aku tiba-tiba ada urusan, dan harus pergi dulu. Nanti jika ada yang bertanya tentangku, kalian bilang saja tidak kenal aku."

Selesai berkata, James seperti macan tutul, melangkahi pagar yang ada di sekeliling kafe dengan cepat. Ia kemudian masuk ke gang kecil dan sosoknya pun hilang.

Gembi membelalakan matanya dengan kesal, "Hei, kenapa pergi di tengah-tengah kencan, kalau begini kamu bisa jomblo selamanya, lho ..."

Lalu, dimana James sekarang?

Tak lama kemudian, masuk pemuda bertubuh kekar ke dalam kafe, tubuh mereka yang besar menutupi cahaya lampu yang masuk.

Kepala dari kelompok itu mempunyai bekas luka panjang di wajahnya, ia bertanya dengan mulut yang bau, "Adik kecil, orang yang tadi duduk di sini kemana?"

Bella dan Gembi menyadari bahwa orang-orang ini datang dengan maksud tidak baik.

Gembi mungkin tidak mengenal James secara jelas, tetapi Bella tahu. Bella tersenyum dan berkata, "Orang yang disini? Kita tidak mengenalnya, juga tidak tahu kemana dia pergi."

"Tidak tahu? Kamu pikir kami buta?" lelaki dengan bekas luka itu menggebrak meja, membuat meja kecil menjadi bergetar sedikit, "Aku dengan jelas melihat kalian berbicara dan tertawa dengannya. Kalian adalah pacarnya?"

Lelaki dengan bekas luka itu bicara dengan kasar, membuat Bella memberengut, tidak ingin membuat kekacauan, "Tadi dia ingin menggodaku, mungkin karena aku tidak meladeninya, dia merasa bosan lalu akhirnya pergi."

Lelaki dengan bekas luka diwajahnya itu mencermati wajah Bella. Memang merupakan wanita yang cantik, hatinya setengah percaya setengah tidak.

"Bos, itu James! Ada di depan sana!"

"Brengsek! Berani mengkhianati tuan ke-5, saudara-saudara, ayo kita kejar!"

Orang-orang itu bergegas pergi dengan rusuh. Gembi memegangi dadanya yang berdetak cepat, matanya membelalak kaget, "Ini ... adalah balas dendamnya para gangster? Keren banget!"

Bella menariknya sambil berkata, "Lebih baik kita segera pergi, mereka bukanlah orang baik-baik."

Setelah meninggalkan kedai kopi, hobi berbelanja Gembi kembali kumat. Ia menarik Bella kembali ke jalan Haining untuk memborong barang-barang.

Bella tidak pernah menyukai tempat seperti ini, jadi Gembi juga tidak memaksanya. Gembi masuk sendiri ke toko untuk memilih barang, sedangkan Bella menunggunya di samping jalan sambil melihat mainan yang tergantung di kaca toko.

Saat kecil, kakak pertama Anqila mempunyai seekor boneka beruang, Cindy mempunyai kelinci kecil, bahkan adik Doni juga mempunyai boneka gajah. Bella hanya dapat melihat mereka bermain, dalam hati bukannya tidak ada rasa iri.

Tiba-tiba, bahu Bella dirangkul dari belakang. Tangan yang besar membawanya masuk ke dalam pelukan. Belum sadar akan apa yang terjadi, suara pria sudah terdengar ditelinganya,"Sayang, jika kamu suka, aku membelikanmu semua boneka disini, mau tidak?"

Suara itu agak bergetar, sedikit tidak stabil, dan disertai nafas yang lemah.

Tangan yang melingkar di bahunya juga rasanya tidak mampu menumpu dengan benar, pelan-pelan meluncur turun dari punggungnya, dan mendarat ke pinggang.

Tercium bau darah, bau keringat dan bau bubuk mesiu.

James masih tetap mamakai pakaian hitam yang ketat, menempel basah dipunggungnya, memberi suhu yang panas, tetapi suara pria itu semakin melemah dan berkata,"Tolong aku ..."

Bella bergeser sedikit, tanpa sadar menyikut perut James, langsung terdengar suara menahan sakit, "Akh ..."

Bella melirik ujung jalan, pria dengan bekas luka di wajah berserta rombongan mencari di tengah kerumunan orang. Bella langsung mengetatkan tubuh dan tidak berani bergerak. "Bagaimana menolongmu?"

James memutar tubuh Bella hingga menghadapnya. Sambil memegang dagu Bella, ia menciumnya. Seluruh badannya menindih badan Bella pada jendela kaca sehingga tubuh Bella tidak dapat bergerak.

Bella melihat muka tampan yang berada dekat didepannya, "James, kamu ..."

James melepaskan bibirnya dan berbisik, "Tolong aku, sekali ini saja ..."

Adegan ini, familiar sekali?

Jika adegan ini terjadi di ruang ganti, bukankah sama kejadiannya dengan kejadian menolong David sepuluh tahun yang lalu?"

Tidak jauh dari sana, pria dengan bekas luka sudah hampir sampai di tempat mereka berdiri.

Bella langsung membuat keputusan, dia mendorong James sehingga posisi keduanya bertukar. Berganti menjadi dia yang menyembunyikan James di belakangnya. Kedua lengannya menarik leher James, membuat wajah James masuk ke pelukannya.

Dari kejauhan, mereka kelihatan seperti pasangan yang saling berpelukan.

Karena warna rambut James terlalu mencolok, Bella rela melepaskan mantelnya untuk menutupi kepala James. Dan James semakin merapat pada pinggangnya, wajahnya bahkan dibenamkan pada lekukan leher Bella yang indah. Nafas saja dapat tercium wangi tubuh Bella yang harum.

Dia menelan ludah. Objek putih halus ada didepan matanya, dia tidak tahan untuk menjilatinya.

"Slurp---"

Bella mengambil nafas dan berbisik,"Jangan bergerak, orang mereka akan datang kesini ----"

Pria dengan bekas luka mencoba mencari sosok James diantara kerumunan. Sama sekali tidak menyadari pasangan mesra yang sedang berciuman dekat jendela, pandangan matanya lewat begitu saja.

Namun tiba-tiba, dia berhenti, matanya melihat tepat ke baju kulit James.

Mantel Bella terlalu kecil, mungkin dapat menutupi rambut James, tapi sama sekali tidak dapat menutupi pakaian kulit James!

Semakin dilihat semakin mirip, pria itu berjalan kemari ---

"Apa kamu lihat-lihat? Tidak pernah melihat orang bermesraan?!" Bella marah dengan panas dan membabi buta.

Pria itu terkejut, namun pandangannya masih jatuh di diri Bella, "Siapa pria ini?"

"Priaku-lah!" pertama kalinya bertemu keadaan ini, jantung Bella berdebar kencang, tetapi ia harus tetap tenang, dan dengan wajah emosi memarahi, "Siapa kamu? Tidak tahu kalau tidak boleh melihat hal-hal seperti ini?"

Pria dalam pelukan Bella seperti mengikuti perkataannya, mengangkat tubuh Bella naik, alhasil wajah pria itu jadi turun, dan mendekam di dadanya.

Bella kaget ---

"Bangsat!" Pria itu mengumpat pelan, "Kalau ingin melakukannya, cari tempat yang tidak ada orangnya. Siang-siang gini membuat aku jadi jijik saja, brengsek."

Sambil terus mengumpat, pria itu berjalan pergi, masuk kembali pada lautan manusia.

Setelah pria itu berjalan jauh, Bella buru-buru mendorong James. Dengan kekuatannya, ingin mendorong pria sekuat ini tentu sangatlah susah, tapi sekarang ia sudah sampai pada titik terkuatnya. Sekali dorong, James langsung turun perlahan dari kaca toko. Di lantai dekat area kaki, sudah berkumpul genangan darah. Bella baru menyadari, punggung James sedang pelan-pelan meneteskan darah.

"Kamu tahan, ya, aku bawa kamu ke rumah sakit."

"Tidak boleh ke rumah sakit ..." James memaksakan diri untuk berdiri. Kesadarannya sudah mulai hilang, "Pulang ... ke Night Fease Club House ..."

Bella menganggukan kepala, lalu memapahnya ke samping jalan, menghentikan taksi, kemudian langsung berangkat menuju Night Fease Club House.

Jane juga kaget melihat keadaan James, dengan segera ia memanggil dua petugas untuk membawa James menuju kamar. "Kenapa bisa seperti ini?" tanya Jane.

Bella terengah-engah, tubuhnya juga terkena darah James, "Kudengar orang-orang itu berkata, telah mengkhianati tuan ke-5?"

Wajah Jane langsung pucat, "Bella, urusan ini tidak ada hubungannya denganmu. Kamu pulang dulu, masalah di sini serahkan saja padaku."

Pada saat ini, David sedang duduk menghadap komputer di ruang direktur perusahaan LS, ia melihat-lihat dokumen yang tertinggal beberapa hari ini. Tiba-tiba masuk notifikasi adanya email baru, pengirim email ini tidak diketahui.

Setelah membuka email, perasaan marah langsung menghinggapi hatinya.

Email tersebut tidak berisi tulisan apapun, hanya ada satu foto ---

Di jalan Haining, James menghimpit tubuh Bella pada kaca toko, dan menciumi wanita itu dengan panas ....

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu