My Cold Wedding - Bab 137 Pembunuh

Asisten Albert seperti dibuat diam.

David tidak mendengar apapun, otaknya penuh dengan kata-kata itu.

Beneran dia....

Ternyata, beneran dia....

Lalu, rasa benci yang selama ini ada padanya untuk Bella, itu semua hanya perasaan di udara yang tidak nyata?

Tetapi dia kenapa.....

Benar, dia sering berkata, David tiba-tiba teringat, saat masa itu, dia sering menangis bertanya:

Jika saya bilang saat itu saya yang menyelamatkan kamu, kamu dapat percaya?

Waktu itu dia berkata apa, David sudah tidak ingat jelas, dia hanya mengingat, hatinya yang terdalam sangat benci Bella, dia sudah membunuh seorang yang ia cintai dan yang menyelamatkannya, jadi dia memasukkannya kedalam penjara, juga tidak peduli hidupnya.

Ketika kebenaran dengan cara brutal terungkap, David menggunakan tangan menekan dadanya, tenggelam dalam rasa bersalah.

"Pak, haruskah kita mengirim mayatnya ke kamar mayat atau...?

Perawat mendorong dan tidak ingin memprovokasi David yang mematung dingin, akhirnya mendorong yang baru keluar, anak kecil menangis tersedu-sedu, suaranya tidak jelas.

David mengangkat kepalanya, perawat terkejut sampai jongkok, sangat terkejut.

Dia mengerutkan kening: "Saya sangat menakutkan?"

Perawat menganggukan kepalanya, setelah menjawab dengan cepat menggeleng.

"Takut apa?"

Perawat terus menggeleng, menahan suara tangis.

David tidak mempedulikan dia lagi, menelepon Albert.

Albert datang dengan cepat, segera memulai dengan pihak rumah sakit mengurus mayat kakenya David.

Tiga hari kemudian.

Rumah Duka Kota Harriford.

David menggunakan jas hitam, sangat kaku.

Keluarganya adalah keluarga tertua dia Kota Harriford, Perusahaan LS dimulai saat generasi kakeknya, sampai generasi ayahnya David, tidak melanjutkan dan pergi keluar negeri sebagai spesialis, sampai cucunya sudah dewasa, Perusahaan LS akhirnya menjadi sangat kuat.

Walaupun begini, saat kakeknya masih muda namanya sudah keluar negeri, banyak orang tahu tubuhnya tidak sehat tetapi masih tidak menyangka perginya sangat tiba-tiba.

Hampir semua orang di Kota Harriford datang melawat, membawa bunga dan membungkuk.

David masih sopan.

Terakhir, datang Heri dan Fenny.

Albert ingin menghentikan, tetapi sudah dilihat David.

Heri hari ini sangat rapi, kalung emas besar, memegang dompet, takut orang tidak melihat bahwa dia adalah Roi Sailer.

Dia menepuk-nepuk David dan berkata: David, sangat berduka kakek meninggal, kita semua keluarga, lain kali kalau butuh bantuan ayah silahkan bicara, bagaimanapun kamu dan Bella suami istri, ayah pasti bantu."

David menepuk pundahnya yang di pegang oleh Heri: Bantu? Bantu saya buang uang ya?"

Suara dia tidak besar tidak kecil, cukup membuat orang mendengar.

Heri merasa malu, tidak senang: "David, kamu salah paham, saya benar-benar ingin membantumu."

"Tidak perlu, saya tidak butuh bantuan kamu, jaga baik anak anda. jika sampai merepotkan, akhirnya kamu yang akan tanggung."

Dalam Kota Harriford, siapa yang tidak tahu Heri seperti apa?

Tetapi itu hanya tentang harga diri, lagipula ada salah satu anaknya yang David bantu, jika bukan karena Perusahaan LS, Heri tidak mungkin akan bangkit kembali.

Tetapi David berkata begini, supaya Heri dapat melihat sikapnya.

Fenny melihat dan memotong: "Heri berkata benar, kita semua keluarga....."

Jawaban dia, dibelakang David dan pelan-pelan pergi.

Heri sejak dulu tidak pernah merasakan ini, terlebih lagi generasi di bawahnya, segera ingin bertanya kepada David, tetapi di tarik kembali oleh Fenny.

"Kamu buka mulut, berbicara apa, saya maju."

Heri kesal: "Saya lihat kamu bagaimana berkata manis."

Fenny pelan-pelan berjalan, berhenti di samping David, karena perbedaan tinggi, Fenny berusaha menjinjit dan berbisik: "David kamu tidak pernah bertanya kakek bagaimana meninggalkah?"

"Kamu peduli?" David tiba-tiba membalikan kepala, tertawa dingin: "Tante peduli banget kakek melakukan apa? suami kamu masih disana."

Fenny penuh dengan emosi: "Saya baik mengingatkan kamu, kamu jangan seperti ini."

"Kalau bukan karena kamu dan Bella ada hubungan, kamu kira kamu masih dapat masuk?" David mengangkat tangannya, memanggil Albert, "Kakek perlu ketenangan, usir mereka."

Albert menganggukan kepalanya, segera banyak orang memakai baju hitam menarik Heri dan Fenny.

"David, apa maksudnya?" Fenny marah, "Kamu jangan lupa, saya ibunya Anqila."

"Anqila?" David membalikan kepalanya, "Sudah lama, Anqila sudah meninggal, bagi kamu dan Cindy mudah, tetapi saya sadar satu masalah..... sudahlah, tidak ada gunanya berkata dengan kamu. Albert, bereskan."

"Baik, Tuan."

Heri dan Fenny dengan "sopan" di minta pergi, pintu untuk mereka di tutup.

Fenny menggerutu, melihat bayangan yang dikenalnya.

Albert juga melihat, mengundangnya masuk: "Nyonya...."

"Saya sudah bukan nyonya keluarga ini, setelah ini juga bukan." Bella menggunakan baju putih, tatapan sedih, "Bisa bawa saya masuk? saya ingin memberi perpisahan terakhir."

Albert sibuk menjawab: "Bisa bisa, Nyo..... Kakak Bella silahkan masuk, saya akan memberitahukan tuan."

Melewati Heri dan Fenny, Bella tidak berhenti, seperti orang tidak di kenal, pergi begitu saja.

Di belakangnya, James membantunya membenarkan kerah: "Silahkan masuk, saya tunggu di luar."

Bella bertanya: "Kamu tidak masuk?"

"Tidak perlu," James mengeluarkan rokok: "Tempat ini, saya sering sekali kemari, repot."

Bella tidak memaksa dia, mengangguk, di depan Albert membuka pintu lalu masuk ruangan.

Dalam ruangan, sangat tegang.

Mayat kakek tenang di dalam peti kaca, sangat damai.

Dia berlutut dan menyentuhkan kepalanya di lantai: "Kakek, saya mengantar Anda."

Memikirkan kembali apa yang sudah di perbuat kakek, Bella berat hati, dan tidak rela berdiri.

"Di lantai dingin, bangunlah."

Tidak tahu sejak kapan ada David, menariknya berdiri, memegang pundahnya, "Kakek tahu maksud hati kamu."

Setelah sekian lama, Bella menemukan suaranya: "Kakek, karena saya...."

Saat itu juga, pintu besar terbuka, sebuah tiupan angin masuk kedalam.

Fenny menatap marah, menunjuk hidung Bella: "David, apakah kamu harus melindunginya? Dia yang membunuh kakekmu!"

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu