My Cold Wedding - Bab 69 Karena Sudah Tidak Peduli, Baru Bisa Sesadis Ini

Bella yang panik langsung menyetujuinya : "jangan buka, aku mohon, jangan buka..... "

David menatap Bella : "Cepat!"

Bella memarahi David sebanyak ribuan kali dalam hati, jika tatapan bisa membunuh orang, dia pasti sudah

Tapi sayangnya tidak ada jika

Dengan menahan amarahnya Bella memanggil : “.....suamiku.”

David mencium bibir Bella “pintar.”

Ketika Bella mengira bahwa David akan keluar dan mengemudikan mobil, David malah menekan tombol jendela dan menurunkan jendela mobil.

Bersamaan dengan jendela mobil yang semakin jelas, wajah satpam juga terlihat semakin jelas, Bella sangat marah, tanpa terasa tubuh bagian bawahnya semakin mengetat, David tidak tahan, melepas jasnya lalu menutupi Bella, menahannya dibawah tubuh David.

Satpam itu mengenal David, juga kaget : “Presdir David... kenapa anda disini?”

David menahan rasa enak dari tubuh bagian bawahnya, sambil menggertakkan gigi berkata : “naik mobil! Bantu kita mengemudikan mobilnya ke tempat parkir bawah tanah!”

Kita?

Satpam baru menyadari bahwa ada seseorang dibawah tubuh David, dia langsung mengerti, segera naik ke mobil dan menyalakan mesin : “..... oh! Baik!”

Mobil dinyalakan, lalu dikemudikan.

Satpam itu sangat “pengertian”, dia memberhentikan mobilnya disudut yang agak terpencil, turun dari mobil sambil tersenyum : “Presdir David, semoga... malam anda menyenangkan.”

David menyempatkan diri untuk menjawab : “terima kasih, aku merasa sangat senang.”

Wajah Bella yang ditutup dengan jas memerah, seperti udang yang direbus.

Setelah satpam itu pergi, David semakin menjadi, menyiksa Bella dengan sekuat tenaga.

Setelah tidak tahu berapa lama, Bella merasakan pinggangnya sudah mau patah, tapi David masih saja bergerak dengan semangat, Bella sudah tidak tahan lagi, mendesaknya : “kamu cepat keluar...”

“Tidak bisa keluar” Kata David yang terengah sambil meneruskan gerakannya, wajahnya tersenyum bangga : “kecuali.... kamu panggil aku suami.”

Bella emosi : “David, kamu jangan keterlaluan ya”

“Sampai detik ini, aku masih suami sah kamu, memanggilku suami tidaklah keterlaluan.”

Dengan emosi Bella mengatakan : “kalau mau aku panggil kamu suami boleh, tapi besok kita pergi mengurus perceraian.”

Raut wajah David berubah tegas : “bermimpilah kamu.”

Lalu, melakukannya lagi.

Ketika David selesai menghela nafas panjang, Bella sudah kelelahan sampai seperti ikan yang kekurangan air, seluruh tubuhnya terasa seperti dilindas seduatu yang berat, terutama tubuh bagian bawahnya terasa sangat sakit. Hari ini David lebih ganas daripada ketika dibawah pengaruh yang sebelumnya, Bella pasti sudah terluka.

“Apakah karena kamu tidak bisa menyentuh Cindy yang sedang hamil, jadi kamu datang kesini mencariku?” Setelah beristirahat sebentar, Bella mulai membersihkan dirinya dengan tenang, mengenakan kembali satu per satu baju yang sudah kusut : “aku sangat penasaran, akan seperti apa ekpresinya ketika dia mengetahui hal ini.”

David juga menyadari bahwa hari ini dia sangat kasar, mungkin Telah melukai Bella, baru saja berencana untuk menghiburnya, tapi sudah disindir duluan, dengan nada dingin mengatakan : “baguslah kalau kamu tahu.”

Tidak tahu kenapa, hatinya terasa seperti ditusuk jarum, sangat sakit.

Tapi raut wajahnya masih sangat datar : “aku tidak apa-apa, anggap saja ini yang terakhir kalinya sebelum kita cerai. David, apakah kamu tahu, kita hanya melakukannya sebanyak tiga kali, yang pertama ketika kamu mabuk dan mengira aku adalah kakak Anqila, yang kedua kali adalah ketika sup ayam yang kamu minum diberi obat, kali ini adalah karena Cindy sudah hamil, tidak bisa memuaskanmu, tidak ada sekalipun karena cinta.”

“Apakah ada bedanya?” David menyalakan sebatang rokok, melihat keluar jendela.

“Karena disebut dengan bercinta, jika memang tidak ada cinta kenapa mau melakukannya?” Bella mengancingkan kancing terakhir kemejanya, menyisir rambutnya dengan menggunakan jari tangan, mengikat ulang ekor kuda : “David, tadi kamu sudah mengatakan bahwa kamu akan memberikan aku bonus.”

David tertawa sinis, mengeluarkan dompetnya dari kantong jas : “katakan, mau berapa banyak?”

“Aku tidak mau uang.”

Tangan David yang sedang mengeluarkan uangnya dari dompet berhenti.

Bella lanjut mengatakan : “aku mau sebuah masa depan.”

David menghela nafas : “Sekarang Cindy sudah mengandung anakku, aku tidak bisa tidak memperdulikannya...”

“Bukan ini yang aku maksud, aku tidak berniat untuk berhubungan denganmu lagi” Bella menatap David dengan serius : “lepaskan aku, berikan aku sebuah masa depan, kita cerai.”

David merasa emosi, tadi dia masih memanggil David suamiku, setelah mengenakan celana, malah mau cerai?

Siapa yang mengatakan bahwa setelah pria mengenakan celananya tidak lagi mengenal orang, wanita lebih sadis lagi.

“Kamu sebegitu inginnya berpisah denganku?”

Tanpa ragu Bella menjawab : “iya, sangat ingin, sangat menginginkannya, yang kamu berikan padaku hanyalah kesakitan dan kehancuran yang tiada habis, aku berharap selama sisa hidup ini untuk tidak lagi memiliki hubungan apapun denganmu.”

Tiba-tiba David tertawa : “Bella apakah kamu tahu, kamu adalah wanita pertama yang berani mengatakan hal ini kepadaku.”

“Karena sudah tidak peduli, baru bisa sesadis ini.”

Sudah tidak peduli....

Dari dulu hanya David yang tidak memperdulikan wanita, tapi dengan Bella semua menjadi beda. “Baiklah, anggap saja aku terlalu percaya diri, besok jam sembilan pagi, di biro urusan sipil, jangan terlambat.”

Bella merasa lega, membuka pintu mobil dan turun lalu menutup pintu mobil : "tenang saja, besok aku pasti akan tiba tepat waktu."

Ketika meninggalkan tempat parkir, Bella bertemu lagi dengan satpam yang membantu mereka mengemudikan mobil tadi.

Satpam itu juga mengenal Bella, sambil memainkan mata satpam itu mengatakan : "Bella, jangan salahkan aku karena tidak mengingatkanmu, didalam mobil suamimu ada seorang wanita! mereka sedang melakukan...."

Bella mengatakan : "Besok sudah bukan suamiku lagi, jadi tidak perlu mengingatkanku."

Satpam itu merasa Bella sudah mengetahui David melakukannya didalam mobil dengan seorang wanita, masih berusaha membujuk : "cobalah untuk berpikiran terbuka, pria seperti ini tidak akan pernah kekurangan wanita yang...."

Bella tidak ingin meneruskan pembicaraan ini, "Kakak Jane mencariku, aku pergi dulu."

Keesokan harinya, jam setengah sembilan pagi Bella sudah tiba di biro urusan sipil, biro urusan sipil belum buka, hanya ada seorang paman yang menjaga pintu.

"Nona, kenapa datang sepagi ini?"

Bella menganggukkan kepala sambil tersenyum : "iya, mau mengurusnya dengan cepat."

Paman itu terlihat mengerti segalanya : "tidak sabar mau menikah kan? beberapa hari ini memang hari yang bagus, orang yang menikah juga sangat banyak..."

"Cerai", Bella mengatakan : "aku datang untuk mengurus perceraian."

Kata-kata paman itu dipotong oleh Bella, paman itu terlihat kaget : "cerai ya?"

"Iya" Bella menganggukkan kepala, "apakah beberapa hari ini banyak orang yang cerai?"

Paman itu menggaruk kepala : "orang yang bercerai tidaklah banyak...."

"Bagus kalau begitu, terima kasih."

Jam sembilan pagi, biro urusan sipil mulai buka pintu, loket tempat pendaftaran pernikahan dalam sekejap sudah dipenuhi dengan orang, dan loket tempat pendaftaran perceraian sangat sepi.

Jam sembilan lewat tiga menit, mobil maybach berwarna sillver pun tiba.

David turun dari mobil, langsung dapat melihat Bella yang sedang antri di loket perceraian, dadanya terasa sakit.

"Apakah kamu sudah membawa semua surat yang diperlukan?" Tanya David.

Bella menganggukkan kepala, membuka folder map lalu memberikannya kepada David, didalam ada KTP, KK, surat perjanjian cerai, bahkan beberapa lembar fotocopy KTP.

David merasa kesal : "kalau sudah lengkap, kita urus sekarang juga, jam sepuluh nanti aku masih ada rapat!"

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu