My Cold Wedding - Bab 188 Biar Aku yang Menemanimu Mati

Bella terikat di sebuah kursi dengan koper di bawah kakinya.

Tuan ke-5 Qi tidak menampakkan dirinya. Sebagai penggantinya adalah Cindy.

"Bella, kali ini, kita benar-benar harus membuat suatu keputusan."

Di dalam koper, suara bom waktu terdengar, membuat orang menjadi tegang, kapanpun bisa saja meledak.

Bella terikat dengan kuat, tidak dapat bergerak, "Kamu mau bagaimana memutuskannya?"

Cindy mendorong kursi rodanya mendekati sisi Bella, menggertakkan gigi di samping telinganya, "Aku menginginkan semua orang yang sudah berutang kepadaku, beserta dengan bunganya, semuanya dikembalikan kepadaku!"

"Cindy, dari awal sampai akhir, tidak ada seorangpun yang mencelakaimu. Jika bukan karena kesombongan dan kecemburuanmu, kamu tidak akan mungkin menjadi seperti ini."

"Jangan menceramahiku lagi!" Tangan Cindy sedang memegang detonator bom dan dengan hati-hati memainkannya di tangannya, "Jika bukan kerenamu, kakak tertua tidak mungkin begitu rakus, menghadiahkanku kepada para bajingan dan menghancurkanku, memaksaku untuk menggantikannya berbohong. Jika bukan karenamu, David tidak mungkin memperlakukanku dengan begitu kejam, mengantarku ke rumah sakit jiwa!"

Bella segera berpikir, "David tidak dapat mengusik Tuan ke-5 Qi, bukan berarti dia tidak dapat mengusikmu. Kamu tidak takut David mencarimu untuk balas dendam?"

"Aku bisa bertahan hidup sampai hari ini, tidak pernah lagi terpikir olehku untuk bisa keluar dari sini hidup-hidup," Cindy memperlihatkan senyumnya yang aneh, "Bella, sudah seharusnya kita mengakhiri semuanya, kamu, aku, David, lebih baik kita mati bersama."

Di saat ini, terdengar kerusuhan di depan pintu.

David diikuti sekelompok pengawal bersenjata menyerbu masuk. Cindy memperlihatkan detonatornya dan berteriak, "Jangan mendekat, kalau tidak, aku akan segera meledakkannya!"

David berhenti sekitar lima meter darinya, dengan tatapan dingin berkata, "Cindy, ada masalah kamu hadapi aku saja, lepaskan Bella, ya?"

"Hahahaha ... Melepaskannya pergi? Dan kemudian membiarkanmu membawaku ke rumah sakit jiwa lagi?" Dia memainkan detonator di tangannya, "David, masih ingatkah kamu bagaimana kakak tertuaku meninggal?"

"Apa maksudmu?"

"Maksudku ...Tidak ada perbedaan diantara ketiga kami bersaudara, semalam, selusin anak buah Tuan ke-5 Qi sudah memperkosanya ..."

David menyaksikan dengan amarah, "Cindy, aku pasti akan menghancurkanmu."

"Mau bagaimana lagi?" Cindy memonyongkan mulutnya dengan cuek dan memberi isyarat kepada David untuk melihat kepada koper yang ada di samping kakinya, "Kalau begitu harus dilihat juga apakah kamu keburu atau tidak ..."

Di luar terdengar suara sirene, membuat Cindy bertambah gila, tangannya dengan kasar menarik kerah baju Bella dan mengancam, "Suruh polisi pergi, atau aku akan segera meledakkannya menjadi serpihan daging!"

Asisten Albert berbisik kepada David, "Direktur...."

David menggertakkan giginya, "Suruh mereka pergi!"

"Tetapi.."

"Pergi!"

Bella dapat melihat muka David yang sangat marah, pria itu mengepalkan tinju, dan matanya penuh penyesalan serta penyalahan akan dirinya sendiri.

Cindy mengangguk puas, detonator diletakkannya di dada Bella, "Sangat bagus. David, berlututlah."

"Apa ..."

"Berlututlah di depanku dan bilang bahwa kamu sudah salah."

"Cindy, kamu mau berapa banyak uangpun akan ku kasih, kamu mau seluruh gedung Perusahaan LS pun akan aku kasih, lepaskanlah dia."

"Hentikan omong kosongmu dan berlutut!" Cindy menekan jarinya kuat, dan tombol detonator terpencet setengah.

"David ... David ... Aku tidak di ..." Air mata Bella tidak terbendung lagi dan cuma bisa memanggilnya terbata-bata.

"Jangan menangis, tolong, jangan menangis," David menjadi sedih, tetapi suaranya tiba-tiba melembut, "Jangan takut, aku percaya padamu."

Cindy dengan tidak sabar mendorong kepala Bella dengan ujung pistol, "Direktur Li, aku tidak punya waktu untuk mendengar kalian saling curhat."

David mengusap mukanya dan berkompromi, "Baiklah, aku berlutut, kamu jangan pencet."

Lututnya menghantam lantai yang keras dan suaranya dengan garing menembus ke dalam gendang telinga, "Aku sudah salah. Kamu lepaskan Bella. Ambillah nyawaku ini."

"David --" Bella tidak tahan lagi dan menangis, "Berdiri! Dia berniat mati bersama kita. Dia tidak akan membiarkanku pergi!"

"Diam! Gadis murahan bajingan!" Cindy menamparnya dengan keras dan menarik rambutnya supaya dia kembali ke belakang, "Apakah kamu lupa bagaimana dia perlakukanmu? Aku membantumu. Lihat dia. Berlutut di hadapan kita seperti seekor anjing dan mengakui kesalahannya. Apakah kamu gembira?"

Bella hanya merasa seolah-olah hatinya tertusuk pisau, menancap tanpa ampun, bagaimana bisa gembira?

"David ..."

"Aku disini," David berlutut dan bergerak maju selangkah demi selangkah dengan lututnya, "Bella, jangan menangis, memang aku yang bersalah padamu, aku berlutut padamu dengan sukarela, kamu jangan menangis ..."

"Aku tidak tahan lagi!" Bella meraung dengan keras, matanya dibanjiri dengan air mata, dia menggigit bibirnya,dan tubuhnya gemetar, "David, aku hamil ..."

"Apa ..." David tetap berada di tempatnya.

Bella masih dengan suara tangisan, kata-katanya tidak jelas, "Terjadi ketika hari itu sewaktu kita bermalam di villa ... Aku tidak rela memakai alat kontrasepsi ... David, aku ..."

David Li menelan ludah, dan suaranya menjadi tidak stabil, "Apakah kondisi janinnya baik?"

"Baik, luar biasa bersemangat, bergerak dengan cepat."

Ada cairan mengalir turun dari pipinya, David mengusapnya dengan punggung tangannya, hampir menangis kegirangan. Dia tidak tahu lagi harus berbuat apa. Dia hanya bisa memanggil namanya berulang ulang, "Bella ... Bella ..."

"Cukup!" Cindy mendengus, "Hamil? Hubungan yang baik. Aku menukar nyawaku dengan tiga nyawa. Sebanding."

"Cindy," David memejamkan matanya dan berlutut, " Aku mohon padamu, lepaskan Bella pergi.. Semuanya adalah salahku, aku yang sudah mengantarmu ke rumah sakit jiwa dan membuatmu menjadi seperti sekarang ini. Itu semua adalah ideku. Bella tidak tahu apa-apa ... Siapa yang berbuat, dia yang bertanggung jawab, biarkan aku yang menemanimu mati, bisakah?"

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu