My Cold Wedding - Bab 82 Petani Dan Ular

"Dimana?"

Bella yang mendapat telepon dari David, keluar mengangkatnya. Setelah tersambung, langsung terdengar satu kata yang sangat dingin itu. Bella mengerutkan dahi, "Kamu ada masalah?"

David menahan emosinya yang meledak, berkata dengan suara rendah, "Aku tanya kamu dimana?! Kamu sedang bersama James, kan?!"

Bella menjawab dengan datar, "Ini adalah urusan pribadiku, kalau tidak ada urusan lain lagi, aku matikan ya telponnya."

"Coba matikan kalau berani!"

Tanpa berpikir banyak, Bella mematikan sambungan telepon. Suara emosi David langsung hilang dalam sekejap.

Belum sampai sedetik, telepon masuk lagi.

Dimatikan, telepon masuk lagi, seperti tidak akan berhenti menelpon jika tidak diangkat.

Amarah Bella langsung naik, sambil mengangkat telepon, ia berkata, "David, sebenarnya apa maumu?!"

David tertawa dingin, "Pasangan itu harus ada sikap yang tegas. Bella, kalau sampai aku tahu bahwa hubungan kamu dan James masih ada sesuatu, kamu akan tahu sendiri akibatnya."

"Apa akibatnya?" Bella tetap saja tenang, "Ditambah lagi, aku tidak pernah berjanji untuk menjadi pasanganmu!"

David tertawa sinis, "Huh, satu ayam masih ingin melayani dua tuan? Apa aku tidak cukup memuaskanmu? Beri aku alamatnya, aku pergi sekarang untuk memuaskanmu!"

"Aku sekarang tidak ada keperluan, tidak membutuhkan bebek," Bella membalaskan.

"Bagus, sangat bagus!" terlalu marah, David hanya dapat dibuat tertawa sinis. Dengan satu tendangan, David menjatuhkan vas setinggi orang, sehingga manjadi hancur berkeping-keping. Namun emosinya belum juga surut, dengan marah, ia berkata, "Tidak butuh? Kalau begitu kamu dan James di jalan Haining yang begitu ramai, berciuman dengan mesra, namanya tidak butuh?!"

Bella bingung, "Kamu sudah melihatnya?"

"Kalau aku tidak melihatnya, maka aku tidak akan mengetahui, bahwa Bella yang sekarang sudah berbeda, nafsunya sudah besar sehingga membutuhkan dua pria!"

Wajah Bella langsung berubah, "David, jangan memikirkan semua hal dengan begitu kotor!"

"Kalau begitu kamu ingin aku bagaimana memikirkannya?" David tertawa dingin sejenak, lalu berkata dengan penuh amarah, "Pria dan wanita yang berpelukan di jalan ramai, apa hanya sebatas ngobrol biasa saja?"

Bella menjawab dengan emosi, "Kita sedang ngobrol, dan dia ada kesulitan, membutuhkan bantuanku ..."

"Apa kalian budek? Bicara saja harus begitu dekat?!" David memotong perkataan Bella, "Bella, jangan kira karena aku sudah merubah pandangan terhadapmu, maka kamu bisa berkali-kali mencoba batas kesabaranku!"

"Merubah pandangan atau tidak itu urusanmu, justru Cindy adalah wanita yang lembut, pengertian, telinganya juga tidak budek. Kamu cari saja dia! Jangan mengangguku lagi!"

Brak ---

Dari ujung sambungan terdengar suara berisik yang menyakitkan telinga, selanjutnya baru kembali tenang.

Tidak terbayang, di seberang sana, bagaimana David membanting hancur teleponnya.

Bella menghirup napas dalam-dalam. Banting ya banting saja, lagipula pria itu juga ada uang untuk membeli yang baru.

Kembali ke ruangan klub, Jane telah memanggil dokter, dan dokter sedang membersihkan luka James. Kulit James begitu dikenai kapas yang sudah dibasahi alkohol langsung berubah kemerahan. Dokter panik sambil mengucurkan keringat dingin, "Darah ini, jika tidak dapat dihentikan, maka takutnya harus diantar ke rumah sakit ..."

Jane bertanya dengan pelan, "Diantar ke rumah sakit? Takutnya sebelum menyembuhkan luka, dia sudah terlebih dahulu dimasukkan ke dalam penjara!"

"Aku tidak apa-apa," James menjawab dalam kondisi setengah sadar. Dia memaksakan diri untuk duduk, mendorong tangan Jane yang ingin membantunya, "Langsung dijahit saja."

Dokter segera menjelaskan, "Darah belum dihentikan, luka juga belum dibersihkan, jika langsung dijahit ..."

"Jangan banyak basa-basi, kusuruh jahit, ya jahit saja!"

Meskipun muka James pucat pasi, tapi masih tetap sangat garang. Dokter tidak lagi berani menolak, berbalik untuk mengambil kotok P3K dan mempersiapkan jarum, "Jahit juga boleh, tapi di sini tidak ada obat bius, jadi kamu ... tahan sedikit."

James menengadahkan kepalanya, lalu menoleh pada Bella yang berdiri khawatir tak jauh dari sana, James melambaikan tangan, "Bella, sini."

Baru saja Bella sampai, sudah ditarik masuk dalam pelukan, lalu dicium dengan ganas.

Bella mendorong James, tapi tangannya tanpa sadar mendorong di bagian luka James, dan membuat James mengaduh kesakitan. Bella pun segera menarik kembali tangannya.

Setela James mencium cukup lama, langsung terasa bugar, "Hei, sudah ada wanita, perlu obat bius apalagi, sini!"

Dokter berjongkok, "Nona, tahan dia, jangan biarkan dia gerak sembarangan."

Bella mengangguk, saat tangannya hendak menekan pundak James, sepasang lengan kuat membalikkannya, satu tangan menopang punggungnya masuk ke dalam pelukan, satu tangannya lagi menekan kepala bagian belakangnya, lalu Bella kembali dicum berulang-ulang kali.

Satu jahitan masuk, seluruh otot tubuh James langsung mengeras. Dengan sekuat tenaga, James mengisap lidah Bella, membuat ujung-ujung lidah Bella terasa sedikit sakit. Bella ingin memberontak, namun James melepaskan lidahnya dan berbisik pada telinga Bella, mengancam dengan dingin, "Berani bergerak lagi, maka aku akan menghabisimu di sini ..."

Bella membelalakan mata, "Kamu sudah gila?"

Tangan James yang lincah membuka baju bagian bawah Bella, lalu masuk ke dalam. Dengan tindakan yang nyata membuktikan pada Bella bahwa apa yang ia katakan bukanlah sebuah lelucon.

Bella akhirnya tidak bisa menahannya lagi, dengan sekuat tenaga, ia mendorong James ---

"Aduh, semua jahitan tadi terlepas lagi ..."

Bella mengusap bibirnya, "Aku membantumu sekali karena pertemanan kita, jangan membalasnya dengan kejahatan."

Karena tubuh James lemah, punggungnya jadi sedikit membungkuk. Namun matanya masih saja begitu terang, "Bersamaku saja, aku tidak sedang bercanda."

"Aku menolaknya."

"Kamu tidak ada hak untuk menolaknya." Darah dalam luka semakin deras mengalir, James dengan sakit mengambil napas, "Bella, aku harus mendapatkan kamu. Hubungan di antara kita berdua ini, aku yang putuskan."

Bella menyergitkan dahi, "Perkataanmu mirip juga dengan David."

Ekspresi James berubah, bahkan wajah Jane juga berubah menjadi tidak senang.

Bella menyadarinya lalu bertanya, "Memangnya tidak?"

Jane tidak dapat berkata apa-apa lagi, akhirnya hanya dapat menghela napas pelan.

"Tuan ke-9, Mawar tidak bersedia, kenapa kamu paksakan? Lebih baik cari yang saling suka ..."

"Jane, dulu kamu juga menasehatiku seperti ini, namun hasilnya Lucy mati, mati di hadapanku." James melanjutkan ucapannya, "Kali ini, apa yang aku mau, meskipun harus dengan paksaan sekalipun, aku tidak akan pernah melepaskannya lagi."

Wajah Jane sedikit tidak senang, memalingkan wajahnya, ia membawa sejumput rambut lalu ditaruh di belakang telinga, "Maaf, aku yang terlalu banyak mencampuri urusan."

Tatapan James bagai obor, memandang Bella, "Hari ini terima kasih telah menyelamatkanku. Tapi bisa membohongi untuk kali ini, bukan berarti bisa membohongi untuk selamanya. Bella, mereka seharusnya ingat wajahmu, kalau kamu tidak bersamaku, takutnya hari-hari kedepan, tidak akan ada lagi hari yang tenang."

Saat mengatakan kata-kata ini, matanya seperti menunjukkan adanya alibi untuk mendapatkan Bella.

"Mengancamku?" tanya Bella tidak senang.

"Berdasarkan prinsip, aku, James tidak pernah menyulitkan wanita." Dia tertawa, "Tapi memperlakukan wanita yang disukai, tidak perlu memperdulikan sopan santun."

Bella melongo, "Kata-kata ini sepertinya David juga pernah mengatakannya."

"Bisa tidak perkataanmu itu tidak selalu menyangkut tentang David?" James menarik tangan Bella dalam genggaman untuk dimainkan. Tangan yang putih dan kecil, "Aku beri kamu tiga detik untuk berpikir, mau atau tidak?"

Bella mengerutkan dahinya, menolak dalam diam.

"Kalau kamu tidak bicara, aku tidak keberatan untuk membantumu buka mulut." selesai berkata, ia mencium Bella lagi.

Bella memelototinya, tapi tatapan itu bagi James tidak ada sedikitpun aura ancaman, malah sangatlah menawan, yang justru membuat hatinya terpesona.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu