My Cold Wedding - Bab 86 Bella, Jalan Kita Masih Panjang

Bella menggeram:"Di sini bukan perusahanmu, aku juga bukan karyawanmu!"

Okamoto003 palsunya tidak dibawa keluar, David semakin hanya menyenangkan diri sendiri, dibadannya sesuka hati menyentuh dan menabrak, terakhirnya sampai ke tempat rangsangan, langsung menggendongnya dari belakang, dan mengikuti keinginan seks.

Dari dapur, keruang tamu, hingga kembali lagi ke ranjang single yang kecil di kamar tidur, Bella sudah tidak memiliki tenaga untuk melawan, gelas kaca sudah pecah kemana-mana.

Saat Bella bangun, langit telah berubah menjadi putih.

Ia bergerak sedikit, seluruh badannya nyeri dan sakit, seperti telah dibongkar, orang di atas badannya masih dengan kuat menahannya, kedua badan mereka masih bergabung.

Begitu ia bergerak sedikit, David pun terabngun, Bella pun bisa merasakan di badannya ada bagian yang ikut bangun karena majikannya juga bangun.

Ia pun masih mengejeknya:"Tidak bisa makan vegetarian, tenaga ku tidak kuat, belum beberapa kali saja sudah pusing, lain kali belikan daging untuk menebusnya ya."

Bella menyembunyikan kepalanya ke dalam bantal:"...... Kamu bangun. Kepalamu sudah tenggelam tuh."

David mulai melengah di atas badannya lagi, barulah membalikkan badan, tangan besarnya tetap tidak bisa tenang, pegang sini remas sana, menolak untuk berhenti.

"Keluarkan, sakit tahu." Bella dengan jelas tahu bahwa dirinya sudah sangat hancur, sakit yang menusuk, David selalu dengan kejam di bagian ini, dia pun sedikit mencurigai mengapa Cindy bisa menerima kekuatan parah dari David ini?

Ia pergi ke kamar mandi untuk mandi, David pun mengejarnya dan menahannya di dinding, dan memulai satu kali lagi, Kali ini ia hanya mandi malas, menunggu hingga mereka berdua telah selesai, waktu telah menunjukkan jam 7 lewat.

"Aku pergi ke kantor dulu ya, kamu baik-baik di rumah."

David sambil mengikat dasi, sambil berbicara.

Bella tidak ada ekspresi,"Nanti aku akan menggantikan gembok."

David menaikkan alis matanya:"Sepertinya kemarin malam belum mengajarkanmu dengan baik, malam ini lanjut?"

"...... Kamu cepatlah pergi bekerja! Jangan mulai lagi!" Bella mendorongnya untuk keluar, dan menutup pintu dengan keras.

David melihat pintu besar yang berwarna hitam, menggelengkan kepala dan tertawa. Bocah ini masih malu, tidak bisa diajak bercanda, baru ngomong dua kalimat saja sudah ketakutan seperti kucing yang panik, sungguh, membuat orang mulai mengerti sifatnya.

Bella, hari kita masih panjang.

Disaat sekarang belum sampai puncak, mobil di jalan belum banyak, Maybach berwarna abu-abu silver melintas, seperti kilat berwarna silver.

Telepon tiba-tiba berbunyi, David mengangkatnya:"Halo?"

"David......" Ini Cindy. "Hari ini mau pergi cek kehamilan, jangan lupa ya."

David tiba-tiba teringat, harinya hari Jumat, "Hari ini aku ada beberapa rapat penting yang tidak bisa ditinggalkan, kamu suruh bibi saja untuk menemanimu, kemarin malam setelah memeriksa kehamilan aku telah membeli gelang naga phoenix yang disukai bibi, dan menggantungnya di ranjangku."

Pihak telepon sebelah sana sekejap tidak bersuara.

David memanggilnya:"Cindy?"

"...... Kamu sudah pernah janji, untuk menemaniku memeriksa kehamilan, kenapa kamu tidak tepati?" Suara Cindy seperti terbawa rasa sedih yang tidak terbatas,dan merengek:"Jika kamu tidak ingin memiliki anak, katakan terus terang, akan kuaborsikan. Mencegah mengganggu matamu."

David mengerutkan keningnya:"Berkata bodoh apa kamu."

"Bukankah begitu? Kemarin malam aku meneleponmu tapi hpmu terus dalam keadaan mati. Aku menelepon ke perumahan tua, pembantu mengatakan bahwa kamu tidak pulang. Aku juga sudah menelepon Albert asistenmu, kamu juga tidak di kantor!" Suara tangisan Cindy keluar dengan tuntas:"Apakah kamu ada wanita lain di luar? Dengan kamu begini apakah kamu tidak merasa bersalah dengan pesan kakakku sebelum meninggal?!"

Dalam perdagangan, David selalu tidak merasa diuntungkan, tetapi saat ini ia merasa sangat lelah.

"Aku tidak lupa dengan pesan Anqila......"

"Kalau begitu temani aku pergi memeriksa kehamilan!" Cindy menangis cengeng:"Jika kamu tidak pergi hari ini, aku akan aborsi!"

Cindy menutup telepon, dan menangis dengan sangat sedih, tidak ada barang yang bisa untuk meluapkan kesedihannya, jadi ia terus menarik tisu, selembar demi selembar, dan meremas di tangannya dan dibuang ke lantai.

"Pembantu, dimana orangnya! Di lantai ada begitu banyak tisu tapi tidak dibereskan, potong gajimu!"

Pembantu yang datang adalah wanita kampung yang sangat jujur dan sederhana. Setelah mendengar perkataannya, ia langsung mengambil sekop. Begitu melihat begitu banyak sampah ia terbengong:"Mengapa tiba-tiba ada banyak sampah, aku ingat tadi pagi sudah ku sapu......"

Cindy menaikkan alis matanya:"Maksudmu aku sengaja membuangnya untuk merepotkanmu?

"Bukan bukan, nyonya jangan marah, aku tidak pandai bicara......" Pembantu segera meminta pengampunannya dan segera menundukkan badan dan memungutnya.

Melihat pembantu menundukkan badannya, Cindy baru merasa sedikit nyaman. Begitu ia terpikir ide, ia bertanya:" Apakah di dapur ada cabe?"

Pembantu menganggukan kepala:"Ada, nyonya mau sekarang?"

"Pergi, ambilkan untukku!"

Setelah adanya kejadian tadi, pembantu pun tidak berani banyak bicara lagi, dan tidak peduli untuk apa dia menginginkan cabe. Ia berlari ke dapur dan mengambilkan beberapa cabe dan memberikan padanya.

Cindy meremas cabe di tangannya, dan langsung meletakkannya di matanya sendiri, Pembantu kaget dan segera melepaskan tangannya:"Nyonya, apa yang sedang kamu lakukan——"

"Awas, sapu lantaimu!" Cindy mendorong pembantunya, dan terus mengoles cabe di matanya.

Sekejap, rasa pedih matanya mulai membuatnya menderita, sekejap matanya memerah dengan sangat parah, air matanya mengalir deras.

Cindy melihat matanya sendiri di depan kaca, sudah puas, lalu duduk di samping ranjang dan terus menangis.

Ketika David datang dan melihat kedua matanya yang memerah, dia merasa kasihan:"Mengapa menangis hingga seperti ini?"

"Aku sudah nangis semalaman, masih bisa tidak apa-apa?" Cindy berpura-pura kuat dengan menghapus air matanya:"Jika aku tidak menangis, apakah kamu mau menemaniku memeriksa kehamilan?"

David menutup matanya, "Ayo, aku akan menemanimu sekarang."

Cindy membalikkan mata putihnya, dan melotot ke arah pembantu itu, dan dengan akrab merangkul tangan David :"Suamiku, kamu harus mengganti rugi aku."

David membawanya berjalan ke depan pintu:"Bukankah sudah kuberikan kartu unlimited? Mau apa, beli sendiri."

"Bukan, aku sendiri melakukannya tidak seru, aku mau kamu menemaniku......"

Pintu rumah tertutup di depan matanya, pembantu menghela napas dengan sedih:"Demi apa...... menyiksa diri sendiri, Huft....."

Selanjutnya, ia melanjutkan menyapu kesedihan yang Cindy buat di lantai.

Setelah David pergi, Bella tidur dengan nyenyak, ia telah melupakan semuanya.

Hingga ada suara telepon membangunkannya.

"Bella! Aku sekarang di rumah sakit, kamu tebak aku melihat siapa?!"

Bella menjawab dengan kebingungan:"Rumah sakit? Gembi kamu sakit?

"Bukan aku, aih, ini tidak penting. Aku katakan padamu, kamu cepat datang, aku melihat David barusan menemani Cindy si wanita penggoda itu ke Ginekologi! Seharusnya untuk memeriksa kehamilan!

Hatinya mulai terasa tenggelam.

Kemarin malam baru berkata tidak ingin berantam dan ingin baik-baik dengannya, hari ini malah berubah dan pergi menemani Cindy untuk memeriksa kehamilan.

Jantungnya terasa nyeri, tidak terlalu jelas.

"Bella? Apakah kamu mendengarnya? Gembi tidak mendengar responnya, dan bertanya padanya beberapa kali.

"Aku di sini," kata Bella, "Aku...... tidak ingin kesitu."

Dia sungguh tidak ingin melihat mereka berdua bersama.

"Jangan berbaring di atas ranjang lagi, cepat kemari, aku akan membantumu merusuhi pelacur itu!

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu