My Cold Wedding - Bab 45 Keluar Dari Mulut Harimau

Bella menyalakan alarm dalam hatinya. Ia melihat sekitarnya, berusaha mencari sosok siapapun yang ia kenal untuk membantunya keluar dari masalah ini.

Biasanya dalam sekali pandang, ia akan dengan mudahnya menemukan siapapun yang ia kenal. Tapi tidak dengan hari ini. Tidak ada sosok siapapun yang ia kenal.

“Sudahlah, berhentilah melihat-lihat.” Pria itu maju mendekat selangkah lagi, matanya yang serakah merambat memandang tubuh Bella dari kaki sampai wajah kecilnya yang indah. Pria itu menyentuh pelan dagu Bella: “Apakah ini pertama kalinya kamu datang ke tempat seperti ini? Tidak usah takut, aku bukan orang jahat. Aku hanya ingin mentraktir kalian minum segelas saja.”

“Terima kasih, tapi sekarang sudah larut malam. Kami pergi dulu.”

“Eits… untuk apa terburu-buru,” Beberapa pria asing tiba-tiba muncul di belakang pria itu. Mereka mengelilingi Bella dan Gembi dengan senyum licik nan beringas terulas di wajah para pria itu.

Pemimpin dari para pria itu pun berbicara: “Nona, aku sarankan sebaiknya kamu ikut baik-baik dengan kami. Lihatlah, temanmu sekarang mabuk sekali sampai tidak sadarkan diri. Apakah kamu bisa melawan kami seorang diri?”

Bella melangkah mundur beberapa langkah, dengan penuh waspada menatap pria itu: “Apa yang akan kamu lakukan?”

“Apa yang akan aku lakukan? Hahahahahaha…” Beberapa orang tertawa keras: “Memangnya apalagi? Tentu saja kami akan bermain-main denganmu!”

Beberapa orang memojokkan Bella sampai ia jatuh terduduk di kursi klub. Ia merasa sangat gelisah, ia menepuk-nepuk Gembi tanpa henti untuk menyadarkannya. Tapi saat ini Gembi sudah benar-benar tidak sadarkan diri. Jangan berharap ia bisa sadar dan menelepon bantuan, berjalan saja ia tidak mampu.

“Nona, menurutku kamu cantik sekali. Bagaimana kalau kamu tinggal bersamaku saja, akan kujamin kesejahteraan hidupmu…” Salah seorang pria itu menjulurkan tangannya ingin membelai wajah Bella.

Bella merasa ingin muntah, namun ia berusaha sekuat tenaga untuk menahannya dan menjaga matanya tetap terjaga. Tangannya merogoh kantong dan menekan tombol panggilan cepat sambil berbicara dengan datar namun tetap sopan: “Kamu ingin merawatku?”

Pria itu melihat adanya sedikit kesempatan yang terbuka untuk dirinya. Ia menambahkan dengan penuh semangat: “Asal kamu bersedia untuk ikut denganku, aku akan memberimu sebuah kamar mewah di kota Harriford, tas, perhiasan, bahkan kosmetik. Aku akan memberimu apapun yang kamu inginkan.”

Ponsel Bella pun bergetar, menandakan teleponnya sudah tersambung.

Dengan suara lantang dan keras Bella pun berkata: “Di sini adalah Night Feast Club House. Tidak jauh dari sebelah kiriku adalah meja bar, pelayan bar datang dan pergi. Bukankah terlihat tidak baik pria sebanyak kalian menindas kami berdua yang hanya merupakan wanita lemah?”

“Hei, hei, hei... Apa maksudnya ‘menindasmu’? Nona, penindasan itu adalah ketika sepasang pria dan wanita melakukan hal ‘itu’ di atas kasur dan si wanita menangis minta ampun… Ah, kamu masih belum mengerti mengenai hal seperti itu ya? Tidak apa, ikut bersamaku dan akan aku ajari...”

Beberapa pria tersebut mulai bergerak untuk membopongnya. Bella tetap berusaha untuk melawan rasa takut dalam hatinya dan berseru: “Apakah kalian semua belum baca berita? Aku adalah istri dari direktur perusahaan LS, kalau sampai kalian menyentuhku, kalian akan berakhir menyedihkan! Saking menyedihkannya, bahkan kalian tidak akan bisa lagi makan dan berjalan!”

“Istri direktur? Ah, kalau kamu adalah istri direktur, maka aku adalah ayah direktur! Sudahlah nona, jangan melawan lagi. Ayo, coba panggil aku ayah?”

Bella dengan sigap menghindari tangan pria yang mencoba memeluknya dan terus mengulur waktu. Ia hanya mampu berharap Jane yang berada di ujung telepon sana bisa mendengar keanehan yang terjadi dan dengan segera datang menolongnya.

Tapi yang terdengar dari ujung telepon tiba-tiba adalah suara seorang pria: “Bella?”

Bella dan pria beringas itu terpaku sejenak.

“Dasar wanita kurang ajar! Beraninya kamu menipuku?!”

Bella juga terpaku. Ia yakin ia sudah mengatur ponselnya agar nomor telepon Jane tersimpan di tombol panggilan cepat nomor 1, bagaimana mungkin suara yang terdengar dari telepon adalah... David?

“Night Feast Club House, bukan? Sebentar lagi aku sampai.”

Bella tidak tahu kenapa, tapi setelah mendengar suara David yang ringkas dan mantap dari ujung telepon, hatinya merasa sedikit lebih tenang.

Berbanding terbalik dengannya, pria beringas itu justru sudah dipenuhi kemarahan: “Ah, mungkin kamu masih belum paham akan hal seperti ini. Aku sudah bermain dengan begitu banyak wanita. Mereka menolak ajakanku untuk bersulang? Maka aku akan memaksa mereka untuk menelan kekalahan.”

Sambil berkata begitu, pria itu menjambak rambut Bella dan menyeretnya ke depan. Sekujur tubuh Bella terseret sampai ke samping meja bar dan kepalanya dihantamkan ke meja bar dengan kasar. Rasa sakit yang menerjangnya sampai membuat mata Bella berkunang-kunang.

Segerombol pria itu terbagi menjadi dua kubu. Tiga sampai empat orang pria berusaha untuk merobek pakaian Bella, sedangkan dua pria lainnya hendak membopong Gembi yang terbaring di kursi dan membawanya pergi.

Bella dengan panik berteriak, “Jangan menyentuhnya!”

Sepasang tangan sudah memeluk dan Gembi, dan dengan bersemangat berkata: “Bos, tubuh wanita ini menggoda sekali…”

“Hahahaha, dasar bocah! Apakah ini pertama kalinya kamu memeluk seorang wanita?” Pria beringas itu tertawa sombong: “Bawa mereka masuk ke kamar dulu, setelah itu kita bisa melakukan apapun yang kita mau!”

Seorang pria menyelipkan tangannya di balik lutut dan punggung Gembi dan menggendongnya. Ia lalu berjalan dengan tidak sabar.

Sekujur tubuh Bella ditahan oleh beberapa pria tersebut, membuatnya mustahil untuk meronta. Tangan pria beringas itu pun dengan leluasa membelai tubuh Bella: “Luar biasa... Ckckck... Benar-benar sempurna. Wajah dan tubuhmu sangat sempurna, bahkan lebih sempurna daripada tubuh artis yang bermain denganku kemarin.”

Bella sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakit di kepalanya yang menyerang hebat. Ia memberontak dengan segenap tenaga: “Lebih baik segera lepaskan aku! Kalau tidak, kau akan sangat menyesal!”

“Menyesal? Satu-satunya penyesalanku adalah berbasa-basi terlalu lama denganmu sedari tadi. Seharusnya langsung saja kunikmati tubuhmu di tempat! Mari kita lihat apakah mulut kecilmu masih bisa berbicara begitu banyak setelah kujejalkan ‘milikku’! Bawa wanita ini pergi!”

Bella diseret paksa tanpa ampun oleh pria-pria tersebut. Hatinya mulai putus asa.

Para pria itu berhenti di kamar terujung di koridor, dengan kasar mendorong Bella dan Gembi masuk lalu melemparkan tubuh mereka ke atas kasur. Seperti seekor harimau yang menatap makanannya dengan rakus, pria itu ia mendekatkan bibirnya ke wajah dan leher Bella dengan penuh napsu. Bella tidak bisa memberontak, ia telah kehabisan tenaga setelah berjuang begitu lama.

Tiba-tiba sebuah pikiran terbersit dalam benaknya. Sambungan teleponnya belum diputus! Teleponnya masih ada didalam celana jeansnya!

Dengan kencang Bella berseru: “David, tolong aku! Cepat tolong aku…”

Tapi kali ini, mengapa tidak terdengar adanya balasan?

Apakah sambungan teleponnya terputus saat pakaiannya dirobek pria-pria tadi?

Hati Bella terasa seperti tenggelam.

Tapi detik berikutnya, terdengar suara Cindy dari ujung telepon sana: “Kau mimpi ya? David tidak mungkin menolongmu!”

Bella pun berseru: “Cindy?! Dimana David?!”

“David? Waktu aku datang ia sedang rapat, lalu dengan panik bergegas keluar pergi. Ia bilang mau ke Night Feast Club House, tapi begitu melihat aku datang, akhirnya ia memutuskan untuk membatalkan niatnya. Sekarang ia sedang menyuruh sekretarisnya membeli stroberi untukku.”

Putus asa, akhirnya Bella tenggelam dalam depresinya.

Seharusnya ia tahu bahwa dari awal, David tidak akan mempedulikan hidup matinya demi Cindy.

David tidak mungkin peduli ia ada dimana, atau apakah ia ditiduri pria lain.

“Nona, apakah sekarang kamu sudah menyerah?” Pria beringas itu mengeluarkan ponsel yang ada di kantongnya, dan berbicara di depan wajah Bella: “Dengarkan kata-kataku. Layani aku dengan baik, maka aku juga akan membelikanmu stroberi…”

“Lepaskan aku..”

“Kita sudah di atas kasur, bagaimana mungkin aku melepaskanmu?” ujar pria beringas itu. Tangannya mulai merobek pakaian Bella dengan kasar, “Biarkan aku menikmatimu sebentar, baru pelan-pelan menyakitimu—Aaarggh!!!!”

Tiba-tiba sebuah pukulan keras menghantam pria itu sampai tubuhnya terbalik. Pria beringas itu pun jatuh ke lantai dan mengerang kesakitan.

Bella yang telah dirobek pakaiannya menatap kaget, panik dan ketakutan menerjangnya. Sambil menutupi tubuhnya, ia melihat penolongnya memukul jatuh semua pria jahat itu.

James menduduki perut pria bertubuh besar itu, dengan ringan bersiul: “Tidak ada gunanya David bicara baik-baik dengan orang-orang seperti ini. Harus bicara dengan pukulan”.

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu