My Cold Wedding - Bab 156 Berpapasan yang Terlewatkan

Tibalah hari untuk kembali ke negeri asal, Bella menggandeng tangan Nino, sekalian mengurus penitipan kargo Tom.

Penerbangan dari Melbourne menuju kota Harriford membutuhkan waktu sekitar 13 jam, Nino sangat khawatir, ia memeluk tubuh Tom yang gemuk dan entah berpesan apa padanya, setelah berlalu sangat lama baru rela membiarkan Tom dibawa pergi oleh pegawai kargo

"Ibu ..."

"Ya?"

"Apa kita akan kembali lagi ke Melbourne?"

"Iya, pasti akan kembali."

Nino mengangguk-anggukan kepala, dengan kedua jari yang jaraknya kecil berkata, "Aku sedikit merindukan nenek, hanya sedikit saja ..."

Bella memeluk anaknya dengan erat, "Ibu berjanji padamu, pasti akan membawamu pulang mengunjungi nenek, OK?"

"Oke."

Anak kecil pertama kali naik pesawat, semua hal terasa sangat asing.

Sebenarnya bukan hanya Nino, Bella juga pertama kali, melihat lautan awan yang terombang-ambing, tiba-tiba ada perasaan yang tidak bisa dideskripsikan untuk kembali ke kampung halaman.

Pesawat mendarat di Bandara Internasional Harriford keesokan siangnya.

Gembi Gu sudah menunggu daritadi di pintu keluar, setelah melihat kehadiran Bella, dengan senang melambaikan tangan, "Ya Tuhan ... Bella, setelah kamu pergi ke belahan dunia selatan, jadi semakin cantik!"

Bella tertawa, "Kamu terus berada di dunia bagian utara, mulut tetap masih begitu manis."

Setelah kejadian waktu itu, Gembi Gu sempat terpuruk untuk sementara, sekarang telah pulih dan menjadi aktif dan ceria, kelihatannya Valdo menjaganya dengan sangat baik.

"Eh, siapa laki-laki tampan ini?"

Nino menegakkan punggungnya, dengan sopan mengulurkan tangan pada Gembi Gu, setelah Gembi Gu menaruh tangannya dalam genggaman, Nino juga dengan etika sopan mencium punggung tangannya, "Halo, kakak, namaku Nino."

Gembi Gu mengelus punggung tangannya dan tertawa tanpa henti, "Haiya, halo, halo, bocah ini sangatlah lucu, Bella, dia adalah ..."

"Anakku," jawab Bella.

Mulut Gembi Gu melebar hingga muat satu butir telur ayam, "Sejak kapan kamu mempunyai putra yang begitu besar?"

Karena berada di depan Nino, Bella tidak enak hati menjelaskan begitu banyak, hanya berkata, "Enam tahun yang lalu, Nino tahun ini berumur lima tahun."

"Enam tahun yang lalu ... Bukannya kamu ..." Gembi Gu sudah bersiap mengucapkan kata 'aborsi', namun melihat tanda dari mata Bella, ia segera menutup mulut. Tertawa 'haha' lalu bercanda dengan Nino, "Bocah tampan, malam ini bermain ke rumah tante bagaimana?"

Nino menatap Bella, seperti meminta pendapat dari ibunya, "Apa ibu juga pergi?"

Gembi Gu sangat suka melihat ekspresi seriusnya, dengan sengaja berkata, "Ibu tidak boleh ikut, hanya kamu saja."

Tanpa berkata apapun lagi, Nino langsung memeluk kaki Bella, lalu menenggelamkan wajah pada perut Bella, mirip seperti burung unta kecil. Setelah itu, mau Gembi Gu bercanda untuk bagaimanapun, Nino tidak bersuara lagi.

Setelah mengurus Tom dari ***, Gembi Gu mengajak mereka untuk makan di salah satu restoran dalam bangunan terminal itu.

Gembi Gu menyodorkan menu di hadapan Nino, "Ingin makan apa silahkan pilih saja, tante yang akan menraktirnya."

Nino terus mencemberutkan wajah dan tidak berkata apapun, membuat suasana menjadi canggung, Bella segera membantu menetralkan dengan berkata, "Nino paling suka makan ikan, bukan? Ibu bantu pesankan ikan manis asam yang Nino paling suka, ya?"

Nino yang sudah menahannya untuk waktu lama akhirnya meledak, mulutnya penuh rasa tidak rela, memohon sambil menarik ujung baju Bell, ingin menangis tapi juga ditahan dengan sekuat tenaga, "Ibu, Nino boleh tidak makan ikan, setiap makan juga boleh makan lebih sedikit, tidak perlu menghabiskan banyak uang, jadi jangan memberi Nino pada siapapun, ya ..."

Bella langsung tidak bisa menahan perasaannya, ia memeluk dan menicum Nino, anak ini dari kecil memang tidak memiliki rasa aman. Tadi Gembi Gu tanpa sengaja melontarkan kalimat candaan padanya, namun anak ini malah menganggapnya serius, mengira dia akan memberikannya pada Gembi Gu.

"Ibu tidak akan memberi Nino untuk siapa-siapa, ibu sudah berjanji akan selalu bersama dengan Nino, kan ..."

Nino menangis tersedu-sedu di pelukan Bella, makanannya hampir tidak disentuh sama sekali, Gembi Gu yang melihatnya juga jadi tidak nafsu makan.

Kembali ke apartemen Gembi Gu, Bella menyiapkan makanan anjing kepada Tom, juga menidurkan Nino. Setelah keluar dari ruang tamu, ia melihat Gembi Gu sedang diam-diam menghapus airmata.

Gembi Gu menyumpahi dengan kesal, "Orangtua mana yang begitu kejam, meninggalkan anak yang sangat pengertian dan lucu seperti ini!"

Bella mengetahui Gembi Gu terpikir akan anak yang diaborsi dulu, ada sedikit perasaan simpati, Bella menyodorkan tisu padanya, "Sejak hari ini, Nino adalah putraku. Jika kamu bersedia, bisa menjadi ibu angkatnya, kalau aku sibuk mungkin tidak sempat menjaganya. Kalau kamu ada waktu luang apa boleh membantuku menjaganya?"

"Tidak masalah," Gembi Gu menarik napas, "Bella, masalah uang kamu tidak perlu khawatir, anak ini akan kujaga."

Bella tertawa, "Sudah sebesar ini masih menangis juga."

"Aku seorang wanita menangis memangnya ada apa, David yang sudah pria dewasa saja masih menangis."

Bella terdiam.

Gembi Gu menjelaskan dengan singkat, "David mencariku beberapa kali, dia sepertinya menemukan bahwa kamu pergi ke Melbourne, dan memancingku untuk berkata, namun aku bertahan untuk tidak mengatakannya. Suatu kali, dia benar-benar menangis, katanya kamu telah hamil ... Heuh, aku pertama kalinya melihat pria sesedih itu, biasanya melihat dia tidak peduli akan apapun juga, dan tiba-tiba menangis tersedu-sedu sambil memohon padaku, heuh, membuatku hampir saja memberitahunya ..."

"Oh." wajah Bella menjadi kaku, tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.

Gembi Gu berada di apartemen itu tidaklah terlalu lama, karena terpanggil oleh sambungan telepon dari Valdo.

Gembi Gu berkata dengan kesal, "Dulu aku tidak menyadari, Valdo ternyata lebih cerewet dari ibuku! Tidak boleh mengenakan rok pendek, tidak boleh makan dan minum dingin, bahkan membuat peraturan tidak boleh keluar rumah!"

Bella benar-benar merasa senang untuk Gembi Gu, "Dia berbuat seperti ini karena peduli padamu, kamu cepatlah kembali, aku tidak apa-apa di sini."

Gembi Gu meninggalkan sebuah ponsel padanya, "Kartu baru, aku mengurusnya dengan KTP Valdo. Kedepannya kita berhubungan dengan telepon ini, kalau kamu ada masalah telepon aku kapanpun itu."

Bella mengangguk lalu mengantar Gembi Gu keluar.

Sedangkan di Universitas Melbourne saat ini, dosen dengan janggut berwarna putih melihat foto dalam tangannya, sekali dilihat ia langsung mengenalinya, "Oh, ini Echo, dia adalah murid unggul dalam sekolah kita, juga sangat disukai oleh pemuda-pemuda di sekolah ini. Oh iya, baru beberapa hari yang lalu, ada seorang murid tampan yang melamarnya di depan orang banyak! Anak muda saat ini benar-benar sangat romantis ya ..."

David Li berdiri dengan kaku, keringat membasahi telapak tangannya.

Beberapa hari yang lalu, Asisten Albert secara kebetulan menemukan suatu foto di situs jejaring sosial Universitas Melbourne, katanya mirip dengan Bella. Akan tetapi foto itu tidak jelas, sehingga tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya.

David Li menunda beberapa dokumen penting dan langsung terbang ke sini, awalnya sudah mempersiapkan diri untuk salah orang, namun tidak disangka ternyata benar-benar adalah Bella....

"Profesor Henry, saya ingin bertanya ... Apa dia belajar arsitektur?"

"Betul," Dosen mencabut kacamatanya, lalu menepuk pundak David Li, "Eric, aku telah mengajar sekian tahun lamanya, dan kamu adalah murid yang paling jenius di antara semuanya, aku selalu berpikir tidak ada yang bisa melebihimu, hingga aku bertemu dengan Echo. Kemampuan perempuan ini bisa dikatakan hampir sama denganmu, jika terus dilatih secara intensif, kedepannya mungkin akan melebihimu. Akan tetapi kamu tidak boleh karena masalah ini mencari gara-gara dengannya, ya! Di masa ini, seorang jenius ditakdirkan untuk bersinar, tidak seharusnya tenggelam karena keterbatasan materi. Aku tahu perusahaanmu saat ini sangatlah besar, aku juga tahu dunia bisnis seperti peperangan, tapi dia adalah muridku, aku harap kamu bisa bersikap baik dan menjaga adik kelasmu."

"Aku akan melakukannya." setelah David Li mendengar perkataan ini, ia begitu bersemangat hingga sekujur tubuhnya merinding, "Profesor, Anda tenang saja, kali ini, aku benar-benar akan bersikap baik padanya, pasti."

"Hahahaha, kalau begitu aku sudah tenang." Dosen Henry berkata dengan senang.

David Li sudah tidak sabar, "Profesor, kalau begitu dimana dia?"

"Dia kemarin sudah kembali ke Cina, ia melakukan pertukaran pelajar dengan murid dari Universitas Harriford, sekarang ..." Dosen Henry melihat jam tangannya, "Seharusnya sudah melapor di Universitas Harriford."

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu