My Cold Wedding - Bab 61 Dia Sedang Mandi, Ada Perlu Apa, Sampaikan Saja Padaku
Delson terbatuk sedikit, wajahnya masih terlihat pucat pasi. Dalam ingatan Bella, sepertinya dia selalu begitu lemah. Jelas-jelas tinggi tubuhnya melebihi 180cm, tapi berat badannya tidak pernah melebihi 50 kg. Kurus seperti hanya tersisa tulang, dan disekitarnya selalu tercium bau obat.
Delson berkata, "Bella, keluarga ini bersalah terhadapmu. Tetapi bagaimanapun Cindy adalah kakakmu, anggap saja kamu sedang berbuat baik. Jangan perhitungan dengannya."
Delson tahu masalah Anqila dan Cindy yang membully Bella. Tapi dia juga tidak bisa berbuat apa, hanya bisa menasehati dari dua sisi.
Bella menuangkan air kedalam gelas. Secara bergantian menuangkan air ke dua gelas yang berbeda. Hingga airnya cukup hangat untuk diminum, dia baru memberikan kepada kakaknya, "Kak, minum dulu airnya."
Delson mengambilnya dari tangan Bella. Kehangatannya pas. Diminumnya lalu berkata, "Kamu ini, selalu begitu perhatian. Kehangatan air ini pas. Saat kamu menikah dengan David, orang-orang berkata kalau kamu tidak sepadan untuknya. Tapi menurutku, Davidlah orang yang paling beruntung karena dapat menikahimu."
"Kak, untuk apa mengatakan hal seperti ini." Bella menunduk malu sambil tersenyum. "Kita sudah akan bercerai."
"Pasti karena Cindy, ya?"
Bella berhenti sebentar, " ... karena masalah kita sendiri. Kak, kamu jangan berpikir terlalu banyak, juga tidak usah khawatir. Jaga saja kesehatanmu baik-baik."
Delson menggelengkan kepalanya, "Tubuhku ini... Ayah saja sudah menyerah. Kamu masih berharap apa? Serahkan saja pada takdir, biarkan ia yang bertindak."
"Mana bisa begitu." Bella merasa matanya panas. "Kamu obati tubuhmu dengan baik, pasti akan sembuh."
Mungkin karena tidak ingin membuat Bella menangis, Delson hanya mengangguk-angukkan kepala, "Baik."
Delson baru saja menjalani operasi. Tidak lama kemudian, ia sudah tertidur pulas. Bella membantu menyelimutinya. Kemudian dipanggil keluar oleh suster.
"Apa Anda keluarganya pasien Delson? Dokter memanggil Anda ke ruangannya. Katanya dia ingin membicarakan masalah kesehatan pasien."
Bella mengangguk, "Baik, aku segera pergi."
Ruangan dokter yang menangani Delson, terletak tidak jauh dari kamar. Bella berjalan ke sana lalu mengetok pintu.
Dokter mengenakan jubah putih, sedang duduk membalikkan halaman-halaman buku tentang kasus penyakit. Dengan muka serius, dokter berkata, "Penyakit kakakmu sudah sangat parah. Untung saja kali ini dia diantar tepat waktu, jika tidak entah bisa melewati kali ini atau tidak."
Bella tahu bahwa kakaknya, Delson, mempunyai penyakit jantung sejak lahir. Dan Bella sudah mempunyai persiapan akan hal ini. Bella bertanya, "Dokter, apa masih ada cara lain untuk menolong kakakku?"
Dokter ragu untuk sesaat, jawabnya, "Hanya ada satu cara. Yaitu transplantasi jantung. Kamu juga tahu kalau transplatasi jantung harus dilakukan dengan organ yang tetap viabel. Biayanya juga tidaklah murah. Selain itu masih harus menunggu kesempatan. Untuk menemukan jantung yang cocok tidaklah mudah."
Bella menggiggit bibirnya, "Kira-kira biaya yang diperlukan berapa, dok?"
"Semua biaya temasuk biaya operasi dan lain-lain, dibutuhkan sekitar 4 hingga 6 miliar. Angka ini, tentu saja agak sulit bagi keluarga-keluarga biasa. Jadi aku mencarimu hari ini juga ingin mendengar pendapatmu."
4 hingga 6 miliar ....
Hati Bella rasanya seperti dibungkus oleh es beku, dingin hingga mati rasa.
"Kalau begitu, donor ..."
"Kalau kamu memutuskan untuk melakukannya, maka aku akan membantumu menghubungi rumah sakit besar. Untuk mencari tahu apakah ada jantung yang cocok. Jika sudah ada, akan segera dilakukan operasi. Uangnya juga harus langsung dibayarkan." Dokter mengingatkan, "Nona Bella, nyawa sangat berharga.Coba kamu pikirkan baik-baik."
Kejadian di masa lalu satu per satu berputar di benaknya. Saat dia berada dalam kegelapan, setiap kali selalu Delsonlah yang menolongnya keluar. Dan juga roti yang diam-diam diberikan Delson kepadanya ....
Bella mengusap wajahnya lalu berkata, "Baiklah! Tolong dokter bantu kakakku transplantasi jantung. Aku akan segera mengumpulkan uang."
Sepanjang sore, Bella menemani Delson di kamar pasien. Dia membelikan Delson ravioli kecil yang mudah dicerna. Hingga akhirnya Delson bersikeras untuk menyuruh Bella pulang, baru ia bersedia pulang. Sebelum pulang pun, Bella berkali-kali mengingatkan suster akan ini dan itu.
Selama beberapa hari-hari kedepan, Bella bahkan membawa pelajaran ke rumah sakit. Ia duduk belajar di samping ranjang.
Delson bertanya padanya, "Kamu berencana pergi keluar negeri?"
"Iya, ingin belajar desain arsitektur," jawab Bella sembari menganggukan kepala.
Delson berkata, "Keluar negeri bagus. Jangan di dalam negeri lagi. Setelah kamu keluar, kamu pasti mempunyai kesempatan yang lebih luas. Kakak mendukungmu."
Bella tertawa, "Ini baru namanya kakak kandung."
Hari-hari berlalu dengan tidak mengejutkan. Bersamaan dengan mengundurkan diri, David dan Cindy tidak lagi muncul di kehidupannya. Namun David masih menelponnya setiap hari selama berkali-kali. Tentu saja Bella tidak mengangkat teleponnya.
Setiap hari Bella membeli sayur, masak, lalu pergi ke rumah sakit menjenguk Delson. Setelah itu ia belajar. Kelihatannya memang sangat tenang, tapi hanya Bella yang tahu jelas dalam hatinya, angka '4 hingga 6 miliar' itu, mampu merobohkan mahkota keanggunannya.
Setelah satu minggu berlalu, hal yang terus Bella harapkan, juga khawatirkan, akhirnya terjadi juga.
Datanglah telepon dari rumah sakit, "Nona Bella, kami telah menemukan jantung yang cocok untuk didonorkan pada bapak Delson. Jantung sedang diantar dari ibukota ke sini. Malam ini akan langsung diadakan operasi transplantasi jantung!"
Bella mengucapkan berkali-kali terima kasih. Ia sangat senang, dengan segera kembali ke rumah sakit.
Dokter membawanya untuk menandatangani surat persetujuan operasi. Dokter menghiburnya dengan berkata, "Kakakmu sungguh beruntung. Secepat ini sudah menemukan donor jantung yang cocok. Ini adalah hal baik. Kamu jangan terlalu khawatir, kakakmu masih berada pada usia muda. Presentase keberhasilan operasi ini sangatlah besar."
Bella tidak mengatakan apapun, hanya dapat mengucapkan terima kasih.
Saat menerima struk daftar biaya, Bella melihat angka yang tertera diatasnya. Ia meminta maaf pada pegawai kasir dengan berkata, "Maaf, jumlah uangnya agak besar. Aku masih membutuhkan waktu untuk mengumpulkannya."
Pegawai kasir mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. 3,6 miliar, memang bukanlah angka yang kecil. Tentu saja memerlukan waktu untuk menyiapkannya.
Yang pertama terpikirkan oleh Bella, adalah Heri, ayahnya. Tapi begitu ayahnya mendengar uang itu digunakan untuk biaya operasi Delson, langsung ditolaknya mentah-mentah, "3, 6 miliar?! Yang jelas aku sih tidak ada uang, mau obati atau tidak terserah padamu."
Bella marah begitu mendengarnya, "Ayah, bagaimanapun kakak adalah putra kandung ayah! Keluarga kita bukannya masih memiliki satu rumah ..."
Heri langsung naik darah, "Kamu jangan harap akan rumahku. Kuberitahu ya, aku masih memiliki seorang putra. Tidak masalah jika yang satu ini mati."
Setelah mengatakan itu, Heri langsung mematikan sambungan telepon. Ditelepon kembali juga sudah dimatikan atau tidak dapat dihubungi.
Hingga tidak ada jalan keluar, Bella baru menelpon kepada David.
Tut tut tut ---
Nada telepon berbunyi cukup lama, hingga akhirnya tersambung.
Bella mengambil napas dalam-dalam, dan berkata, "David, bolehkah kamu meminjamkanku uang? Kakakku membutuhkan uang cukup banyak untuk melakukan operasi. Aku janji akan segera mengembalikan uangnya padamu."
"Eh, Bella?"
Bella bengong, ini bukan suara David, tapi ... Cindy!
Cindy tertawa dengan nada mengejek, "Meminjam uang? Bukankah kamu sudah berkata ingin bercerai dari David, dan tidak akan mengganggunya lagi. Lalu sekarang, untuk apa menelpon?!"
Karena sedang membutuhkan bantuan, Bella berusaha menahan emosinya, "Kakak, tolong kamu kasih telepon ini kepada David. Aku janji ini adalah teleponku yang terakhir kali untuknya."
"David sedang mandi. Tidak bisa menjawab teleponmu. Ada perlu apa, sampaikan saja padaku."
Novel Terkait
Suami Misterius
LauraHidden Son-in-Law
Andy LeeAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMr Huo’s Sweetpie
EllyaAnak Sultan Super
Tristan XuMy Cold Wedding×
- Bab 1 Pernikahan Yang Hancur
- Bab 2 Tidak Mau Bercerai, Saya Hanya Bisa Membiarkan Dirinya Kehilangan Pasangannya
- Bab 3 Sepertinya Perkataan Saya Tidak Kamu Ingat Dengan Baik
- Bab 4 Kamu Menggangap Saya Tidak Berani Membunuhmu?
- Bab 5 Musuh Yang Tidak Dapat Di Kalahkannya
- Bab 6 Derita yang Dia Rasakan Harus Kamu Rasakan Juga
- BAB 7 Tidak Punya Jalan untuk Melarikan Diri
- Bab 8 Asalkan Bisa Menyelamatkan Satu Nyawa
- Bab 9 Harga Dirinya Terjual
- Bab 10 Ini Adalah Takdir Wanita
- Bab 11 Orang Lain Tidak Menginginkanmu, Tetapi Aku Menginginkanmu
- Bab 12 Gimana Jika Dia Benar-benar Mati?
- Bab 13 Berikan Kompensasi Anqila Pada Cindy
- Bab 14 Kebeneran Berdarah
- Bab 15 Melihat Ke Belakang
- Bab 16 Mengapa Kamu Tidak Bisa Mempercayaiku, Meskipun Hanya Sekali?
- Bab 17 Aku akan Memenuhinya dalam Waktu Satu Hari
- Bab 18 Diluar Kebenaran
- Bab 19 Aku Tidak Membunuh
- Bab 20 Kehidupan Di Penjara
- Bab 21 Video Pengawasan
- Bab 22 Pertempuran Pertama
- Bab 23 Dia Tidak Mengecewakanku, Rupanya Cukup Ganas
- Bab 24 Kita Akan Bertemu Lagi
- Bab 25 Kehidupan Yang Berantakan
- Bab 26 Kenyataan Memaksaku Untuk Menjadi Cuek
- Bab 27 Kehangatan yang Lama Tak di Rasakan
- Bab 28 Besok Kita Cerai
- Bab 29 Bukannya Aku Tak Pernah Berusaha
- Bab 30 Aku Tak Melihat Apapun
- Bab 31 Sahabat Wanita Yang Antusias
- Bab 32 Aku Sudah Cukup Dipermalukan
- Bab 33 Gosip Yang Merajalela Di Dunia Maya
- Bab 34 Kamu Ada Bukti Apa Berani Mengatainya
- Bab 35 Aku Menunggu Surat Pengadilanmu
- Bab 36 Grup A dan B
- Bab 37 Karyawan Sementara
- Bab 38 Masih Ingat Impianku Waktu Kecil?
- Bab 39 Kamu Tidak Aman Sendirian
- Bab 40 Masalah Reputasi Individu
- Bab 41 Siapa Bilang Kamu Tidak Mampu Membelinya
- Bab 42 Jelas Jelas Aku Sedang Memarahimu
- Bab 43 Keputusan Bukan Ditangannya
- Bab 44 Bahaya Ketika Mabuk
- Bab 45 Keluar Dari Mulut Harimau
- BAB 46 Rahasia ANQILA
- Bab 47 Bella, Kemari!
- Bab 48 Meskipun Aku Dijual, Aku Juga Tidak Akan Mau Uangmu
- Bab 49 Kalau Begitu Tidak Usah Cerai
- Bab 50 Aku Bukanlah Anqila
- Bab 51 Pesta Makan Menjelang Perceraian
- Bab 52 Sepertinya Ia Tidak Terburu-buru Untuk Bercerai
- Bab 53 Kamu yang Paling Mengerti Dia
- Bab 54 Ide Yang Cukup Bagus
- Bab 55 Aku Memiliki Cara untuk Menangkapmu Kembali
- Bab 56 Tangan Mana yang Menyentuhnya?
- Bab 57 Selera Yang Aneh
- Bab 58 Sengaja Mempersulit
- Bab 59 Spesifikasi Bercerai
- Bab 60 Bersiap Untuk Pergi Keluar Negeri
- Bab 61 Dia Sedang Mandi, Ada Perlu Apa, Sampaikan Saja Padaku
- Bab 62 Uangnya, Anggap Saja Aku Yang Meminjamnya Darimu
- Bab 63 Bella Akan Kembali Kujaga
- Bab 64 Mungkinkah Hamil?
- Bab 65 Lahir Kalau Memang Ada
- Bab 66 Masyarakat Di Kota Ini Bermain
- Bab 67 Apakah Kamu Merasa Sekotor Itu?
- Bab 68 Panggil Saya Suamimu
- Bab 69 Karena Sudah Tidak Peduli, Baru Bisa Sesadis Ini
- Bab 70 Masa Lampau Itu
- Bab 71 Selamat Tinggal,David
- Bab 72 Perceraian
- Bab 73 Petemuan Ini Seperti Takdir
- Bab 74 Kenapa Tidak Berani Melihatku
- Bab 75 Menjadi Kekasihku
- Bab76 Dia Tidak Punya Kaki Sampai Harus Di Antar?
- Bab 77 Aku Memberikanmu Satu Kali Kesempatan Untuk Mencintaiku
- Bab 78 Dijual Ke David
- Bab 79 Hanya Menyampaikan Ini, Jaga Diri Dengan Baik
- Bab 80 Perjodohan
- Bab 81 Adegan Familiar
- Bab 82 Petani Dan Ular
- Bab 83 Ini Hanya Kompensasi
- Bab 84 Mulai Sementara
- Bab 85 Menjalankannya Bersama Akan Ada Hasil
- Bab 86 Bella, Jalan Kita Masih Panjang
- Bab 87 Anak Tidaklah Bersalah
- Bab 88 Jika Ini Semua Bukanlah Cinta
- Bab 89 Kakak Ipar
- Bab 90 Identifikasi Orang Tua-Anak
- Bab 91 Kamu Hanya Menganggap Saya Masa Lalu
- Bab 92 Lagu Ulang Tahun
- Bab 93 Bersama Dalam Kesulitan
- Bab 94 Saya Tidak Bilang Selesai
- Bab 95 Willy
- Bab 96 Kita Menikah Kembali
- Bab 97 Atas Dasar Wanita Saya
- Bab 98 Balas Dendam Cindy
- Bab 99 Aku Tidak Taruhan Dengan Orang Gila
- Bab 100 Apakah Kamu Pernah Mencintaiku?
- Bab 101 Hanya Bisa Memilih Satu
- Bab 102 Aku Adalah Bajingan
- Bab 103 Aku Tahu Kamu Tidak Mencintai Aku
- Bab 104 Mimpi Besar Dan Belum Tersadar
- Bab 105 Berakting
- Bab 106 Bella, Aku Datang Mencarimu
- Bab 107 Jangan Usir Aku
- Bab 108 Pertunjukkan dari Ketiga Laki-laki
- Bab 109 Konfrontasi Kamar Mandi
- Bab 110 Bajingan Kecil
- Bab 111 Mesin Cuci Yang Kesepian
- Bab 112 Ibu-Anak Anti-View
- Bab 113 David Adalah Lelakiku
- Bab 114 Jika Kamu Tak Buka, Aku Yang Bantu Membukanya
- Bab 115 Kejujuran
- Bab 116 Aku Pasti Bisa Membawamu Ke Puncak
- Bab 117 Harga Diriku Melarangku Mengulangi Kesalahan Yang Sama
- Bab 118 Kembalilah, Ya?
- Bab 119 Menikah Dengan Sekali Lagi
- Bab 120 Kita Menikah Saja
- Bab 121 Tidak Bisa Berhasil Belajar
- Bab 122 Gembi Gu Dalam Bahaya
- Bab 123 Aku Ingin Kamu dengan Senang Hati Menikah Denganku
- Bab 124 Mulai Hari Ini, Kamu Harus Selalu Berada di Sampingku
- Bab 125 Hutang Wanitaku, Biar Aku Yang Membayarnya
- Bab 126 Keadaan Yang Baik
- Bab 127 Semua Ini Karena Sup Ayam
- Bab 128 Di Antara Kita Mana Ada Lagi Hubungan Keluarga Yang Bisa Dianggap
- Bab 129 Kebenaran Yang Tersembunyi dan Terlihat
- Bab 130 Akulah Alasannya
- Bab 131 Ucapan Buruk Yang Menjadi Nyata
- Bab 132 Menggoda
- Bab 133 Mengulang Trik Lama
- Bab 134 Aku Pernah Mencintaimu
- Bab 135 Bawa Aku Pergi
- Bab 136 Ayuk Ke Pantai
- Bab 137 Pembunuh
- Bab 138 Melarang
- Bab 139 Pergilah, Aku Membiarkanmu Pergi
- Bab 140 Kecepatan Hidup dan Mati
- Bab 141 Kali Ini, Giliranku Yang Menunggumu
- Bab 142 Patah Hati
- Bab 143 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 144 Aku Hanya Mau Satu Jawaban
- Bab 145 Memulai Kehidupan Baru
- Bab 146 Negara Asing
- Bab 147 Jika Suatu Hari Nanti Aku Bisa Melupakannya
- Bab 148 Tom
- Bab 149 Di Dunia Ini, Mana Ada Begitu Banyak
- Bab 150 Ditakdirkan Bersama tapi Terpisah oleh Lautan
- Bab 151 Selamat Tinggal yang Tidak Bisa Terucapkan
- Bab 152 Aku Membencinya, Aku Mencintainya
- Bab 153 Reinkarnasi Kehidupan
- Bab 154 Aku Akan Membayarnya dengan Segala Milikku
- Bab 155 Kembali ke Negeri Asal
- Bab 156 Berpapasan yang Terlewatkan
- Bab 157 Jika Suatu Hari Aku Membohongimu
- Bab 158 Eric Lee
- Bab 159 Dia Adalah Sumber Segala Ketakutanku
- Bab 160 Jangan Menolakku Ya
- Bab 161 Pada Akhirnya Kembali Bertemu
- Bab 162 Kamu Masih Membenciku
- Bab 163 Bintang di Langit, Dia di Hati
- Bab 164 Hanya Masa Lalu
- Bab 165 Tidak Ada Satupun Yang Bisa Dibandingkan Dengannya
- Bab 166 Aku Hanya Ingin Berbuat Baik Kepadamu
- Bab 167 Menebus Kesalahan
- Bab 168 Hebat
- Bab 169 Pengajaran Berkualitas
- Bab 170 Hai Orang Asing
- Bab 171 Mengadu Kecerdasan dan Keberanian
- Bab 172 Masih Ada Berapa Lama Waktu Dihabiskan Untuk Merasa Kesal
- Bab 173 Kapitalis Jahat
- Bab 174 Hati Kecil
- Bab 175 Keangkuhan, Fanatik, Sok Berkuasa, dan Tidak Gampang Menyerah
- Bab 176 Tuan Kelima
- Bab 177 Identitas Nino
- Bab 178 James-- Pahlawan Tanpa Tandingan
- Bab 179 James Pahlawan tiada tanding
- Bab 180 James-- Pahlawan Tanpa Tandingan (3)
- Bab 181 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 182 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya (5)
- Bab 183 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya (6)
- Bab 184 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya (7)
- Bab 185 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya (8)
- Bab 186 Karnaval Terakhir
- Bab 187 Pertaruhan Hidup
- Bab 188 Biar Aku yang Menemanimu Mati
- Bab 189 Jangan Tanya Tentang Masa Depan
- Bab 190 Epilog
- Bab 190 Epilog (2)
- Bab 191 Epilog (Benar) (1)
- Bab 191 Epilog (Benar) (2)
- Bab 192 Bagian Ekstra 一 Kehidupan Setelah Pernikahan (1)
- Bab 192 Bagian Ekstra 一 Kehidupan Setelah Pernikahan (2)
- Bab 193 Wawancara Suami Istri
- Bab 194 Bagian Ekstra James Tang —— Pahlawan Hebat (7)
- Bab 195 Bagian Ekstra James Tang —— Pahlawan Hebat (8)
- Bab 196 Bagian Ekstra James Tang —— Pahlawan Hebat (9)