My Cold Wedding - Bab 105 Berakting

Bella sangat kaget, bergegas menariknya berdiri, "Kamu sudah gila?! Cepat naik! Kamu begini sangat berbahaya, tahu tidak?!"

James tersenyum sambil melepaskan Bella, sepasang tangannya ke belakang untuk menahan pada lantai. James berkata, "Dulu aku juga tidak percaya, tapi sekarang aku lumayan percaya."

"James, jangan bercanda lagi, kamu berdiri dulu!" Bella berteriak panik.

Tapi James malah seperti tidak mendengar apapun, dari kantongnya ia keluarkan banyak barang, semuanya ditaruh di pelukan Bella, "Sertifikat rumah, saham, uang, kartu bank," kedua tangannya berputar ke belakang leher, melepaskan kalung giok, sekalian memberikannya pada Bella, "Juga ini, kamu bantu aku simpan untuk sehari. Jika besok aku datang mencarimu, baru kamu kembalikan padaku."

Angin semakin kencang, Bella memegang semua barang itu kuat-kuat. Tidak mengerti akan apa yang terjadi, Bella bertanya, "Kamu mau pergi jauh?"

James Tang tertawa, memunculkan gigi putihnya yang besar, "Surga, cukup jauh tidak?"

"James- ..."

"Bohong, deh." James tersenyum datar, "Kenapa begitu panik, cuma bercanda saja, kok."

Bella tidak senang, "Lelucon ini tidaklah lucu."

"Bella, aku tidaklah berpendidikan." James menggeser tubuhnya, membuat punggungnya menghadap Bella, "Bagaimana cara menulis namamu, tuliskan kepadaku."

Bella yang sudah berkeringat dingin melihat pergerakan James, membujuknya dengan suara lembut, "Kamu berdiri dulu bagaimana? Kamu berdiri dulu lalu aku tuliskan padamu."

"Kamu tuliskan dulu, baru aku berdiri."

Apa daya, Bella dengan pasrah berjalan ke depan, lalu menimpa semua dokumen-dokumen itu dengan batu agar tidak ditiup angin. Ia kemudian jongkok di belakang punggung James, mengulurkan tangan, lalu menuliskan guratan demi guratan namanya ---- (Bella yang artinya cinta kasih kepada semua orang)

Sentuhan jari yang ringan, seperti mengandung listrik, seperti kok bulu tangkis yang melampaui kepala, juga seperti air yang ditiup oleh angin musim semi, membuat perasaan James menjadi tidak tenang dan ada keinginan yang tidak tertahankan.

James menangkap tangan Bella, menarik tangannya dari belakang kemudian ditempelkan pada wajahnya. James juga dapat merasakan rambut Bella yang tertiup angin, bergerak ringan di belakang lehernya.

Hanya sekejap, belum menunggu hingga Bella memberontak, James sudah melepaskan tangannya. Kedua tangan James Tang melepaskan jaket kulitnya lalu dilempar ke samping. Bella baru menyadari, bahwa James hanya memakai jaket kulit itu, di dalamnya sama sekali tidak ada apapun.

Warna kulit coklat tua James terihat sempurna, berlekuk indah. Dia bergerak sedikit, otot bahunya bersinar terang karena sinar matahari, "Tidak kerasa, tulis sekali lagi."

Bella yang merasa takkan bisa menang dari James, hanya bisa menulis sekali lagi.

Untung saja kali ini James sudah puas. James menengadahkan kepala, memandang langit biru yang dipenuhi awan putih, mengernyitkan dahi, "Tulisan 'rupiah' mu terlalu susah."

"Sedikit."

"Tapi aku sudah mengingatnya, "James akhirnya bersedia mengangkat kakinya, berdiri lalu menggerakannya sedikit. Ia kemudian memeluk Bella dalam pelukannya, "Bella, kamu berharap tidak aku mencarimu besok?"

Suara James seperti mengandung setitik harapan.

Bella menutup mata, lalu menghibur James dengan menepuk-nepuk bahunya, "Beritahuku, kamu sebenarnya mau ngapain?"

"Tuan ke-5 dan pangeran sudah tidak dapat menerimaku lagi," James melepaskan pelukan, lalu mengamati wajah kecil Bella yang cantik, "Kepergian kali ini, entah bisa kembali lagi atau tidak. Bella, jika besok aku tidak kembali mencarimu, aku harap kamu dapat mengingat namaku, namaku James Tang, Tang dari kata dinasti Tang, jiu dari angka sembilan, James dari kata malam gelap. Setiap perayaan Qingming, bantu aku siram segelas bir, agar aku bisa segera terlahir lagi ke dalam dunia."

Bella kaget sekaligus sedih, "Apa yang kamu katakan? Apa kekuatan Tuan ke-5 sangatlah besar? Apa kamu tidak bisa kabur? Pergi keluar negeri, atau pergi ke gunung sepi untuk bersembunyi bagaimana?"

"Tidak ada gunanya," James Tang mengacak-acak rambut Bella, "Masalah ini cepat atau lambat akan datang. Bella, jika aku dapat kembali, kamu bersama denganku, ya?"

Bella menggigit bibirnya, tetap diam.

James Tang belum menunggu jawaban Bella, sudah dipanggil oleh sebuah deringan telepon, raut wajahnya sangatlah buruk.

Sebelum pergi, James Tang mengerutkan dahi memandangnya, "Dalam CCTV mall sepuluh tahun lalu, kotak deposit yang kusimpan dalam bank, passwordnya adalah ulang tahunmu. Kalau aku tidak kembali, kamu ambil saja. Jika David melihatnya, dia pasti akan bersikap baik padamu."

Hingga waktu berlalu cukup lama, James Tang baru berbalik pergi.

Bella bukannya tidak ingin menolong, namun semua orang punya kesusahan masing-masing. Dia hanya orang biasa, siapa yang dapat menolong siapa?

Mengenai video CCTV itu, dia memang tidak mempunyai niatan untuk mengambilnya, masalah yang lalu biarkan saja berlalu, biar dia hilang ditelan waktu.

Turun dari atap gedung, Bella naik bus kembali ke apartemen kecil.

Memasukkan kunci ke dalam lubang kunci, namun pintu malah sudah terbuka dari dalam. Lalu terlihatlah seseorang duduk di atas sofa ruang tengah.

Mendengar adanya pergerakan, orang itu menoleh, membuat Bella mengerutkan dahi, "Ngapain kamu datang?"

"Ini adalah rumahku," David berdiri, "Kamu baru keluar dari rumah sakit, untuk apa keluar rumah? Kamu pergi kemana?"

"Pergi jalan-jalan." Bella masuk ke dalam rumah, lalu mengganti sepatunya.

Tatapan David terhenti pada dokumen yang ada dalam tangan Bella, dengan menyipitkan mata, ia bertanya, "Dari mana itu?"

"Hanya bantu orang untuk menyimpannya sementara."

David bertanya dengan dingin, "James?"

Bella mengganti sepatunya, memutari David, berjalan menuju kamarnya hendak berganti baju. David tidak ada sedikitpun niatan untuk menghindar, hanya berdiri di depan pintu yang belum tertutup, memandang dalam ke mata Bella, "Kamu menolakku, apa karena James?"

"David, kamu tidak mengerti." Bella tidak ingin lagi berdebat dengan James Tang, "Silakan kamu keluar, aku mau ganti baju."

David malah melakukan kegiatan yang sebaliknya, berjalan masuk ke dalam kamar. Ia duduk di sofa kecil, dengan wajah sombong 'Aku tidak mau keluar, kalau berani coba ganti baju di hadapanku' menatap Bella.

"Baiklah, kalau ingin tinggal di sini, aku ganti di ruang tamu saja."

David malah mengikutinya keluar kamar, masuk ke dalam ruang tamu.

Bella marah, ia langsung masuk ke dalam kamar mandi, dan mengunci pintunya dengan keras.

David mengetok pintu kamar mandi dari luar, "Kamu keluar, kita bicarakan dengan jelas."

"Aku dan kamu tidak ada lagi yang perlu dibicarakan." Bella dengan tangkas mengganti bajunya, tapi tidak buru-buru untuk keluar.

"Ah ..." David menghela napas panjang, "Meskipun kamu tidak mau bertemu denganku, tapi tetap harus bertemu bukan dengan kakek? Dia berpesan padaku untuk menjemputmu malam ini dan makan bersama di paviliun, katanya pelayan telah membuat sup ayam ---"

Sup ayam lagi.

Bella jadi lapar.

"Setelah mendengar bahwa kamu telah diculik, kakek menjadi khawatir. Dengar-dengar dari pelayan, kakek sempat sakit. Naik lantai saja sudah tidak mudah ..."

Pintu kamar mandi akhirnya terbuka.

Hati David senang, namun wajahnya malah menunjukkan rasa khawatir dan sedih, "Dia sudah berumur, kamu anggap saja sedang membantuku, berakting di depannya, membuat dia tenang melewati masa tuanya, bagaimana?"

Bella curiga, "Akting?"

"Iya, berakting saling cinta saja di depan kakek." David Li berkata lagi, "Janjiku kepadamu, aku masih ingat. Asalkan bisa membuat kakek senang, aku pasti bisa membantumu mendapatkan penghargaan arsitektur Pritzker."

Paviliun keluarga Kakek,

Kakek David yang 'sakit' dengan penuh semangat, muka yang berwarna merah muda, memerintahkan pelayan untuk memasak sup, "Masukan lebih banyak, rujuknya cucuku hanya bisa bergantung pada sup ini!"

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu