My Cold Wedding - Bab 56 Tangan Mana yang Menyentuhnya?

“Emmh...” Rasa sakit yang sedikit menusuk pada bahunya membuat sekujur badan David bergetar dan semakin menambah tenaga pada tangannya yang menggenggam pinggang Bella untuk menghentak. Bella yang tergencet membuka mulutnya, rasanya sangat sakit sampai ia ingin menangis: “Kamu... Binatang buas... Tidak sebanding... Aku beritahu... Ini pemerkosaan!”

David membalas ucapan Bella dengan menyerangnya lebih kuat: “Secara hukum kita sekarang ini masih suami istri. Ini adalah pelayanan yang seharusnya diberikan seorang istri... Hmm... Renggangkan sedikit, terlalu rapat...”

Bella mengeratkan giginya. Sudah lima tahun sejak ia terakhir melakukannya, tubuhnya sudah lupa perasaan seperti ini dan sudah tidak bereaksi untuk waktu yang lama. Bella mengerang kesakitan, sedangkan David juga tidak melakukannya dengan baik. Tapi David tidak bisa berhenti meskipun ia menyakiti Bella.

Tok tok tok, suara pintu diketuk.

Bella terkejut dan kesadarannya kembali, sedangkan David mengikutinya dengan serangan yang makin kasar.

“Nyonya muda, apakah ponsel anda terjatuh? Barusan saya mendengar suara, makanya saya cek dan saya bawa kembali.”

Ternyata seorang pelayan.

Bella menghembuskan nafas, berusaha keras untuk mengatur suaranya agar terdengar tenang: “Maaf merepotkanmu, tolong letakkan didepan pintu saja... Mmmh...”

David dengan sengaja menyerangnya beberapa kali. Bella yang terkejut dengan sigap menutup mulutnya sendiri, air matanya pun keluar.

David menatap Bella, kemudian tertawa jahat karena merasa telah berhasil menaklukannya. Dengan dalam ia mencium punggung tangan Bella.

Pelayan itu membalasnya: ”Baik... Apakah nyonya muda merasa ada yang tidak nyaman?”

Begitu Bella mendengarnya, ia tambah mengingat masalah sup ayam itu, “Tidak, ini sudah larut.Kamu juga cepat istirahat... Ya...”

Erangan halus Bella terhalangi oleh daun pintu sehingga tidak terdengar oleh pelayan itu. Dengan kecewa pelayan itu pun berjalan pergi: “Baik, kalau begitu nyonya muda cepat istirahat juga, jangan begadang terlalu malam.”

“Baiklah.”

Langkah kaki pelayan itu lama-lama terdengar menjauh, menuruni tangga, lalu tidak terdengar lagi.

Napas Bella terengah-engah dan meronta dengan seluruh tenaganya, meskipun dengan mudahnya ditahan oleh David. Pria itu lalu melepas tangan dan kakinya dan membalikkan tubuhnya sehingga tubuh Bella terbuka lebar. David pun tidak bisa menahan emosinya dan mendesah keras. Bella yang terkejut dengan cepat menutup mulutnya. David dengan tidak sabar menyingkirkan tangan Bella, menekan punggung dadanya dan menciumnya dengan ganas. Ketika akhirnya David menemukan bibir Bella, ia pun melumatnya.

Bella yang takut ia akan bersuara lagi akhirnya tidak berani mendorong David menjauh. Ia hanya berharap David segera terpuaskan dan berjanji kepada diri sendiri bahwa ia tidak akan melangkahkan kakinya lagi ke kediaman David, meskipun hanya selangkah! Terakhir kali saat melihat David dan Cindy melakukannya di dalam mobil... Sepertinya hanya beberapa menit juga selesai, ia hanya perlu bertahan sedikit lagi...

Tapi kali ini, bagaimana mungkin hanya beberapa menit?

Bella merasa seperti duduk di atas kapal selama beberapa jam! Rasanya seperti arung jeram!

Setelah selesai, David tergeletak di atas tubuh Bella dan mengambil napas. Ia nerasa sangat puas, laksana seekor singa yang merebahkan diri di bawah sinar matahari dan menjilati cakarnya setelah makan dengan kenyang.

Rasa menyenangkan yang sangat memuaskan seperti ini belum pernah David dapatkan dari orang lain.

Jasmani dan hatinya yang terpuaskan ini mengingatkannya dengan sesuatu yang tidak asing. Dulu, ia juga pernah merasa seperti ini... Sepertinya saat di ruang ganti pakaian di pusat perbelanjaan waktu itu, saat ia bertemu Anqila dalam kondisi sekujur tubuhnya berlumuran darah...

David tiba-tiba membuka matanya dan wajah mungil Bella yang dihiasi air mata ada dihadapannya. Ia benar-benar suka raut wajah Bella yang mengeratkan giginya seperti ini.

Sebuah pikiran terlintas di benak David.

“Darimana kamu mengambil kancing atas bajuku?”

Bagian bawah tubuh Bella terasa seperti terbakar. Tidak seperti biasanya, hari ini David begitu buas. Tidak kalah dengan saat mereka pertama kali melakukannya

Bella menautkan alisnya dan terkekeh: “Apakah kamu percaya kalau aku bilang aku yang mengambilnya?”

“Kamu mengambilnya dari kamar Anqila?”

Hati Bella langsung terasa dingin, “Kamu yang mengambilnya waktu itu dari kamar kakakku.”

David menaikkan alisnya: “Hanya sebuah kancing dan kamu membawanya terus?”

“Tidak, aku letakkan di rumah… Di vila yang dulu.”

David sekarang mengerti. Sepertinya pengurus rumah yang menemukan kancing itu di vila dan menjadi salah paham karena mengira bahwa Bella yang menyelamatkannya. Makanya, ia pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi Bella, namun malah mengalami kecelakaan itu.

Teringat tentang Anqila, David pun membalikkan tubuhnya dan turun dari atas Bella. Ia bangkit berdiri dan pergi ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya.

Hati Bella sedikit demi sedikit terasa dingin. Sebenarnya ia sudah tidak ingin meluruskan semua masalah yang terjadi sampai saat ini, biarkan David berpikir seperti yang sekarang saja. Bella tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama, apalagi sekarang—Cindy sedang hamil anak David.

Apapun yang Bella lakukan, semuanya sia-sia.

Memanfaatkan waktu mandi David, Bella dengan cepat merapikan dirinya dan meninggalkan kediaman David.

Ketika David keluar dari kamar mandi, sosok Bella sudah tidak lagi di dalam kamar. Komputernya juga sudah dimatikan. Bella sudah pergi.

Diluar sana sudah diselimuti kegelapan malam dan tidak mudah memanggil mobil dari sini. Bella hanya wanita seorang diri, kenapa ia begitu nekat?

David mengenakan pakaiannya yang bagus, mengambil kunci mobil, dan keluar rumah. Ia menyetir sepanjang jalan sambil mencari, tapi setelah berputar beberapa kali ia tetap tidak menemukan sosok Bella.

Ia baru saja mengeluarkan ponselnya hendak menelpon Bella, ketika tiba-tiba teringat bahwa ponsel Bella telah ia rusak. Kalaupun ditelepon, kemungkinan besar ponsel itu dalam keadaan nonaktif.

David mengumpat dalam diam, ketika tiba-tiba ada panggilan masuk.

Ternyata Asisten Albert meneleponnya: “Pak Direktur, beberapa orang itu sudah ditemukan. Apakah anda mau mereka langsung dikirim ke kantor polisi atau dibereskan dulu?”

David melihat jam pada ponselnya, sudah jam setengah satu pagi, “Bawa mereka ke kantor, aku segera tiba.”

Setengah jam kemudian,

Bangunan utama Perusahaan LS.

Enam orang pria dengan kedua tangan saling memegang kepala berjongkok dipinggir tembok. Pemimpin mereka berkata dengan suara yang gemetar dan ketakutan: “Direktur David, ampuni mata saya yang tidak tahu batas. Saya benar-benar tidak tahu ia adalah istri anda. Kalau tidak, bagaimanapun juga saya tidak akan berani menantangnya...”

David duduk diatas sofa, terselip sebatang rokok diantara jarinya. Dengan ringannya David menghembuskan asap rokok yang membentuk cincin: “Tidak tahu? Masalah kami baru saja tertera di berita teratas belum lama ini, dan kamu tidak tahu?”

Pria beringas itu dengan cepat menjawab: “Siapa yang mengira, seorang istri direktur hanya mengenakan sebuah kemeja dan celana jeans! Di headline berita, ia jelas-jelas mengenakan gaun yang indah. Ditambah dengan lampu remang-remang warna-warni di Night Feast Club, siapa yang bisa mengenalinya... Direktur David, ampuni mata saya yang tidak tahu batas ini... Anda orang besar dengan kekuasaan yang besar, tolong lepaskan kami kali ini saja...”

“Tangan yang mana?” Suaranya David dingin seperti es yang menusuk.

Pria beringas itu tertegun sejenak: “Apa?”

“Tangan mana yang telah menyentuh Bella?”

Wajah pria beringas itu menjadi pucat pasi seketika: “Direktur David... Benar-benar tidak..”

“Tidak mau bicara? Kalau begitu kedua tanganmu menyentuhnya?” Suara David menjadi dalam seketika: “Albert.”

Albert mendengar namanya disebut dan langsung menjawab: “Baik.”

Sebelah kakinya menginjak kasar salah satu bahu pria itu, dengan injakan berat meghancurkannya. Tulang pria itu mengeluarkan suara saat dipatahkan. Asisten Albert benar-benar berlatar belakang tentara, tangan itu rusak parah hanya dengan sekali injak.

“AAARGHHH!!!!” Pria beringas itu menjerit kesakitan. Rasa sakit yang menghujamnya sampai membuatnya terguling di lantai. Lima orang lain yang melihatnya terkejut takut sampai badan mereka bergetar.

Sorot mata David menyapu muka mereka sekilas: “Siapa lagi yang menyentuh Bella, silakan langsung ulurkan tangan kalian.”

“Direktur David, anda adalah orang besar dan berkuasa... Kami memang orang kecil yang bodoh, tidak bisa mengontrol nafsu kami. Seperti katak yang menginginkan daging angsa, kami dengan bodohnya mengingini wanita yang tidak sederajat dengan kami... Kami mohon, lepaskan kami... Tolong lepaskan kami...”

“AARRGGHH!” Sekali lagi keluar suara yang merintih kesakitan.

Lengan salah satu dari mereka langsung diputar ke belakang punggung dan patah dalam postur yang aneh.

David mengerutkan alisnya, “Jawab, siapa yang menyuruh kalian untuk menyakiti Bella?”

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu