My Cold Wedding - Bab 5 Musuh Yang Tidak Dapat Di Kalahkannya
Beni masih tidak menangkap bahwa yang dikatakan David itu bukanlah kebalikannya, menemaninya tertawa dan berusaha mendamaikan mereka: “Jika kedua pasangan ribut itu biasa, David...”
“Kerja sama di batalkan.” Tadi baru saja tertawa bercanda seketika wajahnya berubah menjadi serius: “Istri saya telah meninggal tiga tahun yang lalu, Beni kalau kamu masih tidak menghormatinya, jangan salahkan saya kalau saya tidak memandang kamu lagi.”
Yang dia maksud “Istri” adalah Anqila yang telah meninggal.
Yang mendapat pengakuan di dalam hati David sebagai istrinya dari awal sampai akhir hanya Anqila seorang.
Tidak peduli bagaimanapun Bella berhati-hati menghadapi ibu mertua, membungkuk dalam mengambil hatinya, semua itu sia-sia di matanya. Tiga tahun telah berlalu, setiap malam terasa sangat panjang, kehilangan anak membuatnya melewati hari dengan menyalahkan dirinya sendiri dan perasaan malu.
Tidak peduli seberapa besar usahanya tetapi tetap saja dia mendapatkan dendam dan penghinaan yang tidak ada habisnya.
Mencintai pria dengan merendahkan diri merupakan kesalahan dirinya sendiri.
Beni merasa rugi, di dalam hatinya merasa tidak senang. Yang pertama menjulurkan tangan memeluk Bella adalah dia, dengan amarah yang membarah mengoyak bajunya: “Karena David sudah berkata, maka saya tidak akan ragu-ragu lagi. Mawar, demi kamu saya sudah menghabiskan uang sebesar 100 juta untuk membeli anggur, bahkan masih belum bisa menyentuh tanganmu. Hari ini akhirnya saya mendapatkan yang saya inginkan!”
Bajunya yang basah dengan sangat licin menuruni bahunya, terlihat kulitnya yang lebih putih bahkan terlihat lebih putih dari semua orang di sana, sudah murah tidak sia-sia sudah datang kemari, seketika dia menerkam ke atas tubuhnya, tangannya yang besar mengunci bahunya, he he terdengar tawa iblis: “Jane sudah lama sekali menyembunyikan Mawar. Hehe, sungguh lembut...”
Satu per satu tangan itu menuju ke dadanya dan memegang dadanya, Bella dengan kuat menutup melindungi dirinya sendiri, beberapa orang bahkan sedang mencium wajahnya dan lehernya, bau air liur yang menempel di sekitar tubuhnya membuatnya ingin muntah.
Di antara celah kerumunan orang, David hanya menjadi seorang pengamat, tangannya berada di atas pegangan sofa, dan tangan yang satunya lagi memegang kaki gelas itu dari bawah dan hanya terus memainkan cangkir tersebut, bahkan terlihat seperti menonton sebuah pertunjukan, melihat dia berteriak ketakutan merasa sedih dan putus asa, lengkungan di bibir pria itu semakin lama semakin terbuka lebar.
“David kenapa kamu memperlakukanku seperti ini...” tangisan wanita itu tenggelam dalam kerumunan pria, semakin banyak orang yang bergeliang-geliat mendekatinya, begitu banyak tangan meletakkan minyak di tubuhnya.
Satu gigitan perak yang dapat mengigitnya berkeping-keping. Dia tahu David di sini mengawasi dia, demi reputasi keluarganya tidak rusak dia tidak dapat melawan, demi ayahnya yang telah meninggal tidak merasa malu, dia hanya bisa menangung semua itu!
Menyerahkan semua takdir dengan menutup matanya, perlahan tenaganya habis terpakai,dia menyerah untuk memberontak.
Peng...
Terdengar satu suara yang membuat semua orang terdiam.
Suara pintu kamar yang roboh, sesosok orang yang tinggi perlahan berjalan masuk ke dalam: “Kalian semua terlihat sangat bahagia sedang bermain apa?”
Di mata Beni yang sedang memeluk Bella terlihat cahaya berwarna hijau: “Ternyata itu adalah James, David mempersembahkan kepada kami seorang gadis yang paling cantik di Klub Malam ini Mawar, wajahnya yang bulat tubuhnya yang bagus, sungguh membuat saya bersemangat. Jika James anda tertarik, anda boleh memainkannya dahulu?”
Bella memusatkan pikirannya, memaksakan dirinya untuk melihat jelas siapa yang telah datang.
Orang ini... bukannya barusan saja mengatakan dirinya adalah wanita miliknya... orang yang baik hati itu?
Dia berusaha melepaskan diri dari pelukan Beni, berguling jatuh di lantai, dan dengan kesulitan merangkak ke arah pria itu: “Tolong saya, saya mohon kepadamu, tolonglah saya... ah——” sepatu kulit dengan keras menginjak tangannya, suara kesakitan yang keluar dari tenggorokan, sakitnya membuat bola matanya terlihat putih.
Pemilik sepatu kulit tersebut dengan sikap yang dingin mengatakan: “James kamu ingin menjadi pahlawan yang menyelamatkan wanita cantik? Perusahan LS dan James seperti air sumur yang tidak bercampur dengan air sungai, kita saling tidak menggangggu satu sama lain. Saya menyarankan kepadamu jangan campuri urusan orang lain.”
James hanya acuh tak acuh terhadap perkataannya lalu tersenyum, dengan serampangan duduk di atas sofa, melihat Bella yang merangkat di lantai: “David kamu jangan salah paham, saya datang kesini juga hanya mencari hiburan semata, tidak perlu terlalu waspada terhadap saya.”
Pria itu berjongkok, dengan lembut mengangkat wajah Bella dengan sangat teliti menilai wajahnya: “Tadi saya tidak melihatnya dengan teliti, setelah melihatnya dengan teliti ternyata benar, Jane memang memiliki selera yang bagus.”
Air mata Bella tidak dapat berhenti menetes, tangan yang di injak oleh David tidak pindah sedikitpun, kewaspadaan David tertujuh kepada James: “James, apakah kamu tertarik terhadap wanita itu?”
James memikirkannya sebentar, lalu mengangguk “Masih tidak terlalu buruk.”
“Oh...” David menyeringainya, dan akhirnya dia mengangkat kakinya, “Dia hanyalah sebuah mainan saja, jika James suka silakan untuk memainkannya. Tetapi sebagai teman saya ingatkan bahwa wanita di Klub Malam ini semuanya sangat kotor. Kamu jangan sampai tertular penyakit yang menjijikan.”
James tertawa: “Terima kasih banyak karena telah memperingatkan saya.”
Satu lengan Bella terasa sakit sampai mati rasa, hanya merasakan sebuah baju yang hangat membungkus tubuhnya. Seketika seluruh tubuhnya terasa ringan, dengan mudahnya mengangkatnya berdiri, lalu membawanya pergi dari kamar yang membuat wanita itu putus asa.
James membawanya ke kamar yang bersih di dekat jalan besar, dengan lemah lembut meletakan Bella di atas tempat tidur.
Wanita itu tidak memiliki tenaga untuk membuat dirinya sendiri duduk, dengan suara yang sangat lemah: “Terima kasih...”
“Jangan terlalu terburu-buru untuk mengucapkan terima kasih.”
Bella tersenyum, bagaimana bisa ada orang yang mengatakan kalimat yang sama lagi.
David mengatakan kalimat ini lalu mengirim dia ke dalam Klub Malam membuat anaknya keguguran, Kak Jane juga mengatakan kalimat ini lalu menjadikan dia seorang wanita pendamping pria minum bir, dan orang ini? Bagaimana dia bisa mengatakan hal ini lagi?
Setelah menunggu lama, saya hanya mendengar suara air menetes dari kamar mandi.
James pergi ke dalam kamar mandi untuk menyiapkan air, lalu berjalan keluar dari kamar mandi mengatakan: “Pertama mandi dan istirahatlah dahulu, terima kasih bisa kamu ucapkan kapan saja.”
Dia mengendong Bella masuk ke dalam kamar mandi, memasukan wanita itu ke dalam air yang hangat, bermaksud menghiburnya berkata: “Jika kamu butuh bantuan panggil saja, saya menunggumu di depan.”
Bella menganggukan kepalanya, melihat tubuh bagian belakang pria itu pergi, dia bertanya: “Mengapa kamu menyelamatkanku?”
Demi menyatukan dia dan David, sebenarnya itu bukan keputusan yang bijak.
James terdiam untuk waktu yang lama, memutar tubuhnya lalu keluar dari pintu: “Karena kamu mirip seperti seseorang di keluargaku.”
Bella tersenyum pahit, luka di bagian bawah rahangnya terasa sakit karena dia mengerakan rahangnya, dan karena sakit dia langsung mengerutkan dahi. Lagi-lagi karena keluarga, seumur hidupnya jatuh kalah di tangan keluarganya.
Air panas itu tidak menutupi seluruh tubuhnya dan terasa sedikit panas, Bella perlahan menengelamkan dirinya ke dalam air, dari dalam air dia melihat dunia yang tidak berdasar.
Suara pria itu terdengar samar-samar: “Kenapa? Apakah kamu ingin bunuh diri?”
Bella mengeluarkan kepalanya dari dalam air, lalu mengunakan busa untuk menyembunyikan tubuhnya yang telanjang, “Tidak, tidak ingin.”
James duduk di sebelah bak mandi, tangannya menjepit satu batang cerutu, dengan lembut memuntahkan lingkaran asap berwarna putih, “Bunuh diri adalah tindakan yang paling lemah. Nona, jika saya adalah kamu, walaupun saya mati, saya tidak akan membiarkan orang yang mencelakakan saya hidup dengan tenang.”
Di tengah mata Bella terlihat patah semangat: “Saya tidak bisa mengalahkannya.”
David sampai sekarang merupakan orang yang memiliki kekuasaan yang besar di kota H ini dan tidak ada yang tidak bisa di lakukannya, sedangkan Bella hanyalah seorang wanita rendahan yang bekerja di dalam Klub Malam. Dalam permainan ini dia memang di takdirkan untuk kalah, sebelum game di mulai saya sudah tahu akan hasilnya.
“Saya tahu batasan saya.” Bella mengatakan, “Saya sudah pernah mencoba, bagaimanapun saya berusaha, saya tidak bisa mengalahkan orang itu.”
James hanya tersenyum, melihat rokok di tangannya: “Sudah pernah merokok?”
Bella menggelengkan kepala, keluarga mereka dalam mendidik anak sangatlah ketat. Jangan bilang merokok, bahkan minum bir saja tidak pernah. Dia memang didik menjadi anak orang kaya. Siapa yang tahu, dengan mudahnya dia jatuh hancur menjadi seperti ini.
“Apakah kamu ingin mencobanya?”
Bella masih tidak mengerti dengan perkataannya, mengangkat kepalanya melihat pria itu.
James tidak memaksanya, dan dia berdiri: “Beberapa masalah itu sama seperti rokok ini, jika kamu tidak mencobanya, kamu tidak akan tahu hasilnya? Saya masih ada urusan. Mawar, saya bisa membantumu sekali atau dua kali, tetapi tidak mungkin setiap kali dapat tepat waktu membantumu, dan kamu masih harus mengandalkan dirimu sendiri.”
Novel Terkait
Cinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaAwesome Guy
RobinMenaklukkan Suami CEO
Red MapleBaby, You are so cute
Callie WangMata Superman
BrickMy Lifetime
DevinaSuami Misterius
LauraMy Cold Wedding×
- Bab 1 Pernikahan Yang Hancur
- Bab 2 Tidak Mau Bercerai, Saya Hanya Bisa Membiarkan Dirinya Kehilangan Pasangannya
- Bab 3 Sepertinya Perkataan Saya Tidak Kamu Ingat Dengan Baik
- Bab 4 Kamu Menggangap Saya Tidak Berani Membunuhmu?
- Bab 5 Musuh Yang Tidak Dapat Di Kalahkannya
- Bab 6 Derita yang Dia Rasakan Harus Kamu Rasakan Juga
- BAB 7 Tidak Punya Jalan untuk Melarikan Diri
- Bab 8 Asalkan Bisa Menyelamatkan Satu Nyawa
- Bab 9 Harga Dirinya Terjual
- Bab 10 Ini Adalah Takdir Wanita
- Bab 11 Orang Lain Tidak Menginginkanmu, Tetapi Aku Menginginkanmu
- Bab 12 Gimana Jika Dia Benar-benar Mati?
- Bab 13 Berikan Kompensasi Anqila Pada Cindy
- Bab 14 Kebeneran Berdarah
- Bab 15 Melihat Ke Belakang
- Bab 16 Mengapa Kamu Tidak Bisa Mempercayaiku, Meskipun Hanya Sekali?
- Bab 17 Aku akan Memenuhinya dalam Waktu Satu Hari
- Bab 18 Diluar Kebenaran
- Bab 19 Aku Tidak Membunuh
- Bab 20 Kehidupan Di Penjara
- Bab 21 Video Pengawasan
- Bab 22 Pertempuran Pertama
- Bab 23 Dia Tidak Mengecewakanku, Rupanya Cukup Ganas
- Bab 24 Kita Akan Bertemu Lagi
- Bab 25 Kehidupan Yang Berantakan
- Bab 26 Kenyataan Memaksaku Untuk Menjadi Cuek
- Bab 27 Kehangatan yang Lama Tak di Rasakan
- Bab 28 Besok Kita Cerai
- Bab 29 Bukannya Aku Tak Pernah Berusaha
- Bab 30 Aku Tak Melihat Apapun
- Bab 31 Sahabat Wanita Yang Antusias
- Bab 32 Aku Sudah Cukup Dipermalukan
- Bab 33 Gosip Yang Merajalela Di Dunia Maya
- Bab 34 Kamu Ada Bukti Apa Berani Mengatainya
- Bab 35 Aku Menunggu Surat Pengadilanmu
- Bab 36 Grup A dan B
- Bab 37 Karyawan Sementara
- Bab 38 Masih Ingat Impianku Waktu Kecil?
- Bab 39 Kamu Tidak Aman Sendirian
- Bab 40 Masalah Reputasi Individu
- Bab 41 Siapa Bilang Kamu Tidak Mampu Membelinya
- Bab 42 Jelas Jelas Aku Sedang Memarahimu
- Bab 43 Keputusan Bukan Ditangannya
- Bab 44 Bahaya Ketika Mabuk
- Bab 45 Keluar Dari Mulut Harimau
- BAB 46 Rahasia ANQILA
- Bab 47 Bella, Kemari!
- Bab 48 Meskipun Aku Dijual, Aku Juga Tidak Akan Mau Uangmu
- Bab 49 Kalau Begitu Tidak Usah Cerai
- Bab 50 Aku Bukanlah Anqila
- Bab 51 Pesta Makan Menjelang Perceraian
- Bab 52 Sepertinya Ia Tidak Terburu-buru Untuk Bercerai
- Bab 53 Kamu yang Paling Mengerti Dia
- Bab 54 Ide Yang Cukup Bagus
- Bab 55 Aku Memiliki Cara untuk Menangkapmu Kembali
- Bab 56 Tangan Mana yang Menyentuhnya?
- Bab 57 Selera Yang Aneh
- Bab 58 Sengaja Mempersulit
- Bab 59 Spesifikasi Bercerai
- Bab 60 Bersiap Untuk Pergi Keluar Negeri
- Bab 61 Dia Sedang Mandi, Ada Perlu Apa, Sampaikan Saja Padaku
- Bab 62 Uangnya, Anggap Saja Aku Yang Meminjamnya Darimu
- Bab 63 Bella Akan Kembali Kujaga
- Bab 64 Mungkinkah Hamil?
- Bab 65 Lahir Kalau Memang Ada
- Bab 66 Masyarakat Di Kota Ini Bermain
- Bab 67 Apakah Kamu Merasa Sekotor Itu?
- Bab 68 Panggil Saya Suamimu
- Bab 69 Karena Sudah Tidak Peduli, Baru Bisa Sesadis Ini
- Bab 70 Masa Lampau Itu
- Bab 71 Selamat Tinggal,David
- Bab 72 Perceraian
- Bab 73 Petemuan Ini Seperti Takdir
- Bab 74 Kenapa Tidak Berani Melihatku
- Bab 75 Menjadi Kekasihku
- Bab76 Dia Tidak Punya Kaki Sampai Harus Di Antar?
- Bab 77 Aku Memberikanmu Satu Kali Kesempatan Untuk Mencintaiku
- Bab 78 Dijual Ke David
- Bab 79 Hanya Menyampaikan Ini, Jaga Diri Dengan Baik
- Bab 80 Perjodohan
- Bab 81 Adegan Familiar
- Bab 82 Petani Dan Ular
- Bab 83 Ini Hanya Kompensasi
- Bab 84 Mulai Sementara
- Bab 85 Menjalankannya Bersama Akan Ada Hasil
- Bab 86 Bella, Jalan Kita Masih Panjang
- Bab 87 Anak Tidaklah Bersalah
- Bab 88 Jika Ini Semua Bukanlah Cinta
- Bab 89 Kakak Ipar
- Bab 90 Identifikasi Orang Tua-Anak
- Bab 91 Kamu Hanya Menganggap Saya Masa Lalu
- Bab 92 Lagu Ulang Tahun
- Bab 93 Bersama Dalam Kesulitan
- Bab 94 Saya Tidak Bilang Selesai
- Bab 95 Willy
- Bab 96 Kita Menikah Kembali
- Bab 97 Atas Dasar Wanita Saya
- Bab 98 Balas Dendam Cindy
- Bab 99 Aku Tidak Taruhan Dengan Orang Gila
- Bab 100 Apakah Kamu Pernah Mencintaiku?
- Bab 101 Hanya Bisa Memilih Satu
- Bab 102 Aku Adalah Bajingan
- Bab 103 Aku Tahu Kamu Tidak Mencintai Aku
- Bab 104 Mimpi Besar Dan Belum Tersadar
- Bab 105 Berakting
- Bab 106 Bella, Aku Datang Mencarimu
- Bab 107 Jangan Usir Aku
- Bab 108 Pertunjukkan dari Ketiga Laki-laki
- Bab 109 Konfrontasi Kamar Mandi
- Bab 110 Bajingan Kecil
- Bab 111 Mesin Cuci Yang Kesepian
- Bab 112 Ibu-Anak Anti-View
- Bab 113 David Adalah Lelakiku
- Bab 114 Jika Kamu Tak Buka, Aku Yang Bantu Membukanya
- Bab 115 Kejujuran
- Bab 116 Aku Pasti Bisa Membawamu Ke Puncak
- Bab 117 Harga Diriku Melarangku Mengulangi Kesalahan Yang Sama
- Bab 118 Kembalilah, Ya?
- Bab 119 Menikah Dengan Sekali Lagi
- Bab 120 Kita Menikah Saja
- Bab 121 Tidak Bisa Berhasil Belajar
- Bab 122 Gembi Gu Dalam Bahaya
- Bab 123 Aku Ingin Kamu dengan Senang Hati Menikah Denganku
- Bab 124 Mulai Hari Ini, Kamu Harus Selalu Berada di Sampingku
- Bab 125 Hutang Wanitaku, Biar Aku Yang Membayarnya
- Bab 126 Keadaan Yang Baik
- Bab 127 Semua Ini Karena Sup Ayam
- Bab 128 Di Antara Kita Mana Ada Lagi Hubungan Keluarga Yang Bisa Dianggap
- Bab 129 Kebenaran Yang Tersembunyi dan Terlihat
- Bab 130 Akulah Alasannya
- Bab 131 Ucapan Buruk Yang Menjadi Nyata
- Bab 132 Menggoda
- Bab 133 Mengulang Trik Lama
- Bab 134 Aku Pernah Mencintaimu
- Bab 135 Bawa Aku Pergi
- Bab 136 Ayuk Ke Pantai
- Bab 137 Pembunuh
- Bab 138 Melarang
- Bab 139 Pergilah, Aku Membiarkanmu Pergi
- Bab 140 Kecepatan Hidup dan Mati
- Bab 141 Kali Ini, Giliranku Yang Menunggumu
- Bab 142 Patah Hati
- Bab 143 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 144 Aku Hanya Mau Satu Jawaban
- Bab 145 Memulai Kehidupan Baru
- Bab 146 Negara Asing
- Bab 147 Jika Suatu Hari Nanti Aku Bisa Melupakannya
- Bab 148 Tom
- Bab 149 Di Dunia Ini, Mana Ada Begitu Banyak
- Bab 150 Ditakdirkan Bersama tapi Terpisah oleh Lautan
- Bab 151 Selamat Tinggal yang Tidak Bisa Terucapkan
- Bab 152 Aku Membencinya, Aku Mencintainya
- Bab 153 Reinkarnasi Kehidupan
- Bab 154 Aku Akan Membayarnya dengan Segala Milikku
- Bab 155 Kembali ke Negeri Asal
- Bab 156 Berpapasan yang Terlewatkan
- Bab 157 Jika Suatu Hari Aku Membohongimu
- Bab 158 Eric Lee
- Bab 159 Dia Adalah Sumber Segala Ketakutanku
- Bab 160 Jangan Menolakku Ya
- Bab 161 Pada Akhirnya Kembali Bertemu
- Bab 162 Kamu Masih Membenciku
- Bab 163 Bintang di Langit, Dia di Hati
- Bab 164 Hanya Masa Lalu
- Bab 165 Tidak Ada Satupun Yang Bisa Dibandingkan Dengannya
- Bab 166 Aku Hanya Ingin Berbuat Baik Kepadamu
- Bab 167 Menebus Kesalahan
- Bab 168 Hebat
- Bab 169 Pengajaran Berkualitas
- Bab 170 Hai Orang Asing
- Bab 171 Mengadu Kecerdasan dan Keberanian
- Bab 172 Masih Ada Berapa Lama Waktu Dihabiskan Untuk Merasa Kesal
- Bab 173 Kapitalis Jahat
- Bab 174 Hati Kecil
- Bab 175 Keangkuhan, Fanatik, Sok Berkuasa, dan Tidak Gampang Menyerah
- Bab 176 Tuan Kelima
- Bab 177 Identitas Nino
- Bab 178 James-- Pahlawan Tanpa Tandingan
- Bab 179 James Pahlawan tiada tanding
- Bab 180 James-- Pahlawan Tanpa Tandingan (3)
- Bab 181 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 182 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya (5)
- Bab 183 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya (6)
- Bab 184 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya (7)
- Bab 185 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya (8)
- Bab 186 Karnaval Terakhir
- Bab 187 Pertaruhan Hidup
- Bab 188 Biar Aku yang Menemanimu Mati
- Bab 189 Jangan Tanya Tentang Masa Depan
- Bab 190 Epilog
- Bab 190 Epilog (2)
- Bab 191 Epilog (Benar) (1)
- Bab 191 Epilog (Benar) (2)
- Bab 192 Bagian Ekstra 一 Kehidupan Setelah Pernikahan (1)
- Bab 192 Bagian Ekstra 一 Kehidupan Setelah Pernikahan (2)
- Bab 193 Wawancara Suami Istri
- Bab 194 Bagian Ekstra James Tang —— Pahlawan Hebat (7)
- Bab 195 Bagian Ekstra James Tang —— Pahlawan Hebat (8)
- Bab 196 Bagian Ekstra James Tang —— Pahlawan Hebat (9)