My Cold Wedding - Bab 190 Epilog

Hari berikutnya, Bella mulai tidak berbicara.

Gembi terkejut tidak percaya, dia mengangkat kotak koper dia datang untuk menemani Bella, berulang kali mengatakan pada Bella: “Bella, kamu jangan takuti aku, katakanlah sesuatu? Hanya 1 kalimat saja?”

Bella tinggal di Villa di pinggir kota, masih di gudang itu, masih di jendela kecil itu, masih seorang wanita yang siang malam meratapi jalan arah pulang itu.

Apa yang ingin dia katakan?

Dia tidak sanggup mengatakan apapun, dia takut jika dia membuka mulutnya, tanpa sadar dia bisa langsung memanggil nama itu.

Gembi mulai meneteskan air mata: “Menurutmu, jika dari awal kamu bersamanya dengan baik, tidak mungkin akan seperti sekarang…huff…”

Mendengar kalimat itu, air mata Bella langsung mengalir.

Dulu..dulu, masa lalu yang sangat di sesali.

David-nya, seakan di antara mereka selalu ada selapis kaca, jika bukan David membenci Bella, Bella juga tidak mengampuni David, selamanya akan terhalang selapis kaca, seakan bagaiamana pun berjalan juga tidak akan bisa bersatu.

Maka dari itu Tuhan membawa nya pergi, dan tidak akan mengembalikannya pada Bella lagi.

Saat malam datang, Valdo datang, membawa berita mengenai perkembangan.

“Tuan ke-5 Qi sebenarnya sangat hebat, kejadian ini seperti di sebabkan oleh kebocoran gas yang menyebabkan ledakan, lihatlah, ini koran hari ini.”

Bella mengambil koran itu, berita utama sangat menyayat hati.

Pengusaha terkenal tak sengaja pergi ke gudang tua, buru-buru masuk kedalam demi menyelamatkan seorang orang lumpuh, tutup usia 32 tahun.

Sebaris kalimat yang singkat itu, seakan menggambarkan akhir dari seluruh hidupnya yang sudah tidak bisa di ubah lagi.

Di bawahnya, tertera foto David, warna hitam putih, dia masih mengenakan jas hitam, wajahnya masih tersirat senyum yang penuh percaya diri.

Kemudian ada cairan yang menetes ke kertas koran, setetes demi setetes berbentuk lingkaran, perlahan melebar.

“Bella…..” Valdo pun menghela napas, setelah cukup lama dia ragu, barulah berkata: “Turut berduka…”

Gembi pun mulai menangis bersamanya, memeluk Bella sambil menepuk-nepuk pundak nya: “Jika kamu ingin menangis, menangislah, jangan di pendam lagi.”

Kemudian, bahkan orangtua David yang sudah menetap di Amerika pun pulang kembali, Jesy mengangkat tangannya memberi Bella sebuah tamparan, “Dasar pembawa petaka! Penyebab masalah! Sudah menyebabkan kakak sendiri meninggal, sekarang anakku? Aku mau kamu mengganti nyawamu untuk anakku!”

Ayah David, Derrick adalah orang yang sangat terpelajar, walaupun tangannya masih menahan istrinya yang sedang membuat onar itu, tapi kata-katanya masih terdengar dingin seperti es: “David sudah bercerai denganmu, kamu sudah bukan lah menantu keluarga Li, Villa ini atas nama David, nona Bella lebih baik lebih cepat pindah dari sini, jangan biarkan aku mengusirmu, tidak enak di lihat orang-orang.”

Gembi emosi tak tertahan, seperti seekor induk ayam yang melindungi diri dari kalajengking berdiri melindungi Bella di depannya: “Saat anak kalian masih hidup, kalian pergi ke Amerika melepas tangan tanpa beban, sekarang saat anak kalian sudah meninggal kalian baru menyalahkan Bella atas semuanya, kalian berdua sungguh tidak pantas di sebut orangtua!”

Baru saja Jesy menghina dan mengumpat dengan kata-kata yang buruk, dilanjutkan ingin menampar wajah Gembi, untung saja Valdo ada di sampingnya, melindungi Gembi di belakang tubuhnya, kemudian membiarkan wajahnya berbekas oleh tamparan pedas Jesy, dengan wajah dingin yang menakutkan.

Sampai pada akhirnya Albert datang, membujuk Derrick dan Jesy untuk pergi.

Saat dia datang, dia sambil membawa seorang pengacara, juga orang yang sangat familiar, Jason yang pernah menjerumuskan Bella ke penjara.

Kemudian Jason mengambil segepok dokumen dari dalam map untuk di tanda tangani Bella: “Nona Bella, sebenarnya jauh hari Direktur David sudah mendesakku, dia ingin mewarisi Perusahaan LS, dan juga seluruh properti atas namanya, tabungan, saham investasi, semuanya menjadi milikmu, ini adalah dokumen yang bersangkutan, dia sudah selesai menandatangani semuanya, hanya perlu tanda tangan darimu, aku bisa membantu mu mengurus semuanya.”

Tangan Bella gemetar sampai tidak bisa memegang pena dengan baik, baru saja tangannya mengambil sudah terjatuh kembali ke lantai, Jason kemudian memungutnya kembali dan meletakkannya ke dalam tangan Bella, belum sampai 2 detik sudah terjatuh kembali.

Di atas dokumen, goresan tangan yang tegas dan khas seorang David tertera di bagian kertas putih itu, sungguh seorang David.

Dia menatap Jason, ingin menanyakan sejak kapan David meminta nya mengurus hal ini, tapi saat baru saja membuka mulutnya, kecuali kata “A..”, apapun tidak bisa di katakan.

Dokter bilang, itu adalah Afasia, gangguan kemampuan berbicara, kecuali dari diri sendiri, gangguan itu tidak dapat di sembuhkan.

Gembi meminta kakaknya yang seorang magister Psikologi untuk melakukan konseling psikologis dengan Bella, tapi setelah menetap di Villa sampai sore pun, Willy hanya bisa menghela napas dan menggeleng: “Tidak ada gunanya, dia menolak orang lain untuk memasuki dunia psikologisnya.”

Bella seakan seperti menyimpul diri menjadi kepompong, dia tidak bisa keluar, orang lain juga tidak bisa keluar, tidak peduli siapapun tidak akan ada gunanya.

8 bulan kemudian, Bella di bawa ke rumah sakit, melahirkan seorang bayi laki-laki.

Dia juga memutuskan untuk memberinya nama Tom Li, Tom yang di doakan semoga bahagia selamanya.

David sudah meninggal, tepat di saat awal musim dingin tahun ini.

Meninggalkan sepasang orangtua nya yang sudah berumur, seorang anak yang baru saja lahir tanpa seorang ayah, dan Bella yang seperti kehilangan jiwanya.

Sejak anaknya sudah lahir, Bella seakan menjadi orang lain.

Mulai makan teratur, menjaga anak, masa habis persalinan juga sangat sibuk, tapi dia tetap menolak bantuan dari orang lain.

Suatu hari, Bella menelepon Gembi, mengundang nya datang ke Villa untuk makan.

Gembi senang tak terbendung: “Kamu sudah bisa bicara?” Menyadari apa yang dia ucapkan tidak masuk akal, dia langsung buru-buru meralatnya: “Tidak tidak…aduh dasar mulut ku ini, baik baik baik, aku akan langsung pergi, aku akan langsung kesana ya!”

Bella menutup telepon, kemudian memberi susu hangat untuk anaknya, menggendongnya sambil mengayun-ayunkan dan menyanyikan lagu pengantar tidur.

Tom kecil tumbuh sangat imut dan bulat, mata dan alis nya sangat mirip dengan David.

Melihat anak nya yang sudah kenyang dan perlahan tertidur, Bella meletakkan si anak kembali ke ranjang bayi, kemudian pergi ke dapur menyiapkan makan malam.

Tumis jamur pak choy, udang rebung hijau, tumis jagung dan kacang polong, 3 jenis sayur ini sudah dia masak beratus bahkan beribu kali, sudah sangat familiar sampai tidak perlu banyak pertimbangan, tanpa sadar bisa memasak nya dengan cepat dan lancar.

Saat Gembi datang, dia menghela napas dalam, “Aku sudah datang aku sudah datang, biarkan aku bertemu dengan anak angkatku~”

Gembi amat sangat menyukai anak kecil, saat setelah Nino di bawa pergi oleh Tuan ke-5 Qi, dia sempat merasa kehilangan, setelah Bella sudah melahirkan seorang anak, Gembi sudah memperlakukannya seperti anak kandungnya sendiri.

Melihat si bayi kecil tertidur dengan mulut sedikit terbuka, dia juga tidak ingin mengganggunya, kemudian mencium dengan lembut wajah mungil Tom yang imut dan bulat itu, kemudian pergi ke dapur untuk membantu.

Bella menyuruhnya pergi: “Kamu pergi duduk saja di ruang makan, sebentar lagi juga selesai.”

Gembi menghela napas: “Bella, kamu hampir saja membuat ku mati ketakutan tahu tidak? Hampir 1 tahun kamu tidak berbicara sama sekali, seakan seperti mati mendadak, sekarang sudah termasuk baik, kamu ya, sampai harus anakmu yang datang mengobatimu.”

Bella mulai tertawa: “Betul.”

Tak lama, makanan pun sudah di sajikan di atas meja, Gembi membantu menyajikannya di ruang makan, kemudian pergi mengambil nasi dari rice cooker, batu besar dalam hati terasa terangkat, perut nya terasa sangat nyaman, sambil berbicara sambil membujuknya: “Kamu tidak perlu khawatir, aku akan membantumu merawat Tom, ayah ibu David biarkan Valdo yang mengurus mereka disana, nanti kita berdua kakak adik bersama, pasti bisa merawat Tom dengan sangat baik.”

Bella tertawa sampai mengeluarkan air mata: “Iya. Apakah Tom setuju?”

Gembi tahu yang dia tanyakan barusan adalah si anjing yang sudah kehilangan kaki depan itu, kemudian mengangguk: “Dia ini, mungkin karena sudah makan, langsung menjadi gemuk seperti bola, sebelumnya dokter hewan sudah mengatakan, dia harus mulai diet!”

Bella juga ikut tertawa: “Itu justru baik. Oh iya, orangtua ku….bagaimana?”

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu