My Cold Wedding - Bab 140 Kecepatan Hidup dan Mati

Angin dimusim dingin menusuk sampai ketulang seperti es.

Hati juga sangat hancur, angin dingin, seperti ingin membekukan seluruh tubuh.

"Pak....... orang sudah pergi........"

Albert ingin membatu David yang duduk di lantai berdiri, tetapi dilarang.

David melihat kedepan, jiwanya seperti diambil: "Hari ini tanggal berapa?"

Albert bingung dan menjawab: "Pak, hari ini tanggal 29 Februari."

"Ternyata ini tahun kabisat." David berkata.

"Pak, saya membawa Bella kembali....."

"Tidak perlu, Albert, tidak perlu," David seperti tersenyum, juga menangis, "Dia tidak akan kembali."

"Tidak bisa, saya akan cari orang........"

David mengangkat kepalanya dan menatapnya, dari bibirnya tidak terlihat, tetapi kesakitan di matanya terlihat, "Saya kalah, sangat kalah."

Meninggalkan rumah dia, Bella pergi ke klub malam.

Dia tidak berpikir dapat lepas dari David, jadi dia sama sekali tidak menghindarinya.

Jane melihat luka di lehernya, terkejut, segera mengambil kotak obat dan merawatnya, dangan bergerak: "Kamu sendiri melakukannya? kamu sangat membenci diri sendiri."

Bella tersenyum pahit: "Tidak benci bisa apa?"

"Iya juga, huft......" Jane mendengar sebagian besar masalah hari ini, satu-satunya yang tersisa adalah, "Kamu sekarang ingin melakukan apa? keluar negeri?"

Bella mengangguk: "Ng, Saya bersiap-siap lalu pergi."

Kak Jane pelan-pelan memberi dia obat, membungkus perban: "Ini cukup baik, Mawar, kali ini pergi, kalau dapat tidak kembali, tidak perlu kembali."

Keluar negeri harus mengurus beberapa persyaratan, untungnya Bella sudah menyiapkan hampir semua, dokumen sudah di kumpul, hanya perlu menunggu.

James beberapa hari ini juga tidak terlihat, harapannya terhadap Bella tidak dapat dipahami, tetapi dia mengerti, itu ada bagian yang rumit.

Setiap hari, dia melihat buku, sore belajar kembali, pagi istirahat, masih tinggal bersama Felicia.

Sudah lama tidak melihat, Felicia sangat berubah.

Sifatnya baik, sangat bisa menyelesaikan masalah, juga enak dipandang.

Sampai Gembi juga menelepon, berkata dirinya sudah mulai membaik, lewat beberapa hari dapat keluar dari rumah sakit.

Bella supaya dia senang: "Siap pulang ke rumah?"

Gembi diam sebentar, mengangguk: "Ng."

Bella berkata: "Pulang ke rumah, baik-baik kepada orang rumah, Gembi, sebenarnya saya sangat iri kepadamu."

Gembi berkata: "Iri apa, diperhitungkan orang lain, seumur hidup paling parah, saya iri kepadamu, dapat bebas kemana saja."

"Setiap orang ada saja tidak puas," Bella berkata, "Kamu iri karena saya bebas, saya iri karena kamu punya keluarga yang hangat, ada lelaki yang tidak menyerah padamu."

"Bella....."

"Tidak apa," ada telepon masuk, Bella melihat, dari Delson, berbicara kepada Gembi: "Gem, kakak saya menelepon, saya tutup dulu."

Menutup telepon Gembi, dia mengangkat telepon Delson: "Halo, kak?"

"Bella."

Bella seketika kaku: "Cindy? kamu kenapa bisa pakai telepon kakak......"

"Kakak sekarang tidak dapat berbicara, jadi saya yang menelepon!" Cindy tertawa: "Katanya kamu siap keluar negeri?"

Bella dingin: "Saya pergi harusnya kamu senang, benar tidak?"

"Benar, saya sangat senang," ombak mengaburkan suaranya: "Tetapi sebelum kamu pergi, saya ingin berbicara kepadamu."

"Ada apa bicara disini."

"Bagaimana bisa memberimu foto?" Cindy sengaja: "Hahaha, foto ini cukup populer, saya hitung....... satu dua tiga empat...... aiya, tidak terhitung, puluhan laki-laki, mengelilingi satu wanita, tubuh telanjang, tebak, orang itu siapa?"

Bella tersenyum dinhin: "Saya dulu di klub malam, lagipula saya sebentar lagi pergi, foto itu menurut saya tidak penting."

"no no no, bukan kamu, teman kamu, Gembi....."

Bella terkejut, Gembi pernah memberitahunya, waktu itu dia difoto, karena mengira orang itu hanya mau duit, tetapi bagaimana bisa di tangan Cindy......

"Siapa yang memberi?"

"Kamu tidak usah peduli, Bella, hari ini jam 2 siang, saya tunggu do dermaga, lebih satu detik, saya akan menyebarkan ke internet!"

Tut Tut Tut——

Telepon di tutup.

Hati Bella kacau, menelepon kembali, handphone sudah dimatikan.

Hati jahat datang, Bella sibuk melempar handphone dan pergi ke kamar mandi, sangat ingin muntah.

Sepertinya, bayi di perut sudah dua bulan lebih, perutnya masih rata, tetapi anak itu diperkirakan mengikuti ayahnya, akan di siksa.

Bella sangat lemah, terlebih lagi mengeluarkan darah, hanya tersisa kulit menyelimuti tulang, sering pusing, Bella juga sering muntah, bernapas berat di tempat cuci tangan.

Pas Felicia mendorong pintu masuk, sibuk mengangkat dia masuk ke ruangan: "Kamu kenapa, saya bawa kamu ke rumah sakit ya?"

Bella menggeleng: "Tidak sakit."

"Tetapi muka kamu pucat," Felicia sibuk mencari baju tebal: "Mawar, kamu pegang sebentar, saya cari mobil......."

Felicia mengangkatnya ke mobil, juga bersamanya pergi, Bella melarangnya: "Kamu pulanglah, saya bisa pergi sendiri."

Felicia tidak tenang, tetapi Bella memaksa, dia hanya menyerah, berbicara ke supir taksi jangan terlalu cepat, baru masuk kembali ke klub malam.

Mobil bergerak

Berjalan sampai depan, Bella membuka mulut: "Pak, tidak ke rumah sakit, pergi ke dermaga."

Sesampainya, masih ada sepuluh menit lagi.

Dermaga Kota Harriford dulu terbengkalah, terbengkalai, dan tidak ada yang datang.

Telepon berbunyi,

Kali ini, Cindy menelepon.

"Sudah sampai?"

"Ng," Bella berkata: "Saya sudah sampai, kamu bicara, bagaimana memberikan fotonya kepada saya?"

Cindy berkata: "Ingin memberi fotonya kepadamu, tetapi kamu harus setuju, jangan kembali kesini."

"Bisa." Bella berkata tanpa ragu, "Saya setuju."

Cindy tersenyum ringan: "Kalau begitu baik, kamu sekarang berdiri di tengah, biar saya melihatmu dengan jelas."

Melihat bayangan merah tidak jauh disana, Cindy merasa sekujur tubuh darahnya mendidih, lutut yang bengkok itu menarik kaki kirinya, pelan-pelan meletakkannya di atas alat bantu.

Cindy menutup teleponnya, memotret Bella dan memberikan kepada David, lalu meneleponnya lagi.

Menjawabnya dengan cepat: "Saya segera sampai, jangan melukai Bella!"

Cindy tertawa: "Kamu sangat lucu, David, saya telepon banyak sekali, terakhir memberi foto dia, kamu baru mengangkat."

Mobil David melaju sangat cepat, melewati batas kecepatan, hampir dapat melihat pinggiran laut.

Dia menggigit dan berkata: "Kamu mau apa? Uang? Ruang? atau mau mencari orang membalas saya? Itu terserah kamu! Jangan lukai Bella!"

Cindy melihat kaca, lalu melihat mobil yang dikenalnya.

Dia menggerakan mobil, dia berkata dalam telepon: "David, kamu dan Bella tidak akan mati, saya hanya ingin melihat kamu membunuh orang yang terkasih!"

Setelah itu, dia melempar handphonenya keluar, sesuai dengan perkiraan kecepatan dan sudut, menginjak pedal——

Boom——

Mobil yang melaju sangat cepat menabrang jalan, mobil Maybach tertabrak sangat kencang di seberang jalan, membuat suara sangat kencang.

Mobil terus tergelincir, setelah putaran besar, David melihat ada Bella, mobil dengan dia hanya berjarak 10 meter.......

Seketika putus asa menghampiri, hampir tidak dapat menolak......

Peng——

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu