My Cold Wedding - Bab 192 Bagian Ekstra 一 Kehidupan Setelah Pernikahan (2)

Bahkan sekarang jika ada orang yang menaruh pisau di leher David, ia tidak mungkin bisa melepaskan Bella lagi.

"Tidak apa-apa, aku akan pelan-pelan ..." David menahan sudah cukup lama, kira-kira selama setahun hanya menyentuhnya sekali, kali ini sialnya lagi Bella kembali mengandung, dan sekarang merasakan tubuh bagian bawahnya yang kurus, membuat David tidak dapat mengontrol diri lagi.

Mengulurkan sebuah tangan untuk memegang perut Bella, tangannya yang lain membantunya masuk. Bella dibuat kaget hingga napasnya sudah akan berhenti.

Untung saja David kali ini termasuk menepati janjinya, tidak kasar seperti sebelum-sebelumnya. David benar-benar pelan dan lembut, setiap saat memerhatikan perasaan Bella, asalkan Bella mengerutkan dahi, maka dia akan langsung berhenti.

Tapi pelan-pelan seperti ini, jelas tidak dapat bertahan terlalu lama.

David bergerak dengan cepat, karena Bella sedang hamil dan sensitif, ia tidak bisa menahan dan berteriak kencang. Saat tersadar akan apa yang ia telah lakukan, dia langsung menutup mulutnya, matanya yang basah melihat ke arah orang di belakang yang sedang bergerak.

Yang dikatakan David benar, apartemen ini memang bagus, tapi antar bangunannya terlalu sempit.

Selain itu kamar mereka, tepat berhadapan dengan ruang tamu seberang.

Srett ----

Gorden ruang tamu seberang tiba-tiba ditarik.

Anak muda yang tinggal di sebelah, bertanya dengan perhatian, "Echo, apa perlu bantuan?"

Bella menutup mulutnya mati-matian, akan tetapi orang yang berada di belakangnya masih terus mendorong masuk ----

"Akh ..."

Suara ini terlalu lembut gemulai, ingin memaksa membuatnya menjadi teriakan kaget pun tidak bisa.

Anak muda yang tinggal di seberang, mana mungkin tidak tahu suara seperti ini menandakan apa?

Bella saja sudah memiliki keinginan untuk mati.

Malah orang yang berada di belakang sepertinya sudah cinta akan rasa nikmat yang dirasakan dengan rahasia ini, membuat Bella berkali-kali masuk ke dalam puncak kenikmatan ....

Saat berakhir, Bella mengambil jam tangan yang dilempar David di lemari kecil samping kasur, jam 1 subuh.

Belum makan siang dan makan malam, mereka berdua sudah lapar keroncongan, yang aneh adalah kedua bayi dalam kamar tidak sedikitpun menangis.

Bella tidak bisa tenang, berusaha menahan rasa sakit di tubuh bagian bawahnya untuk pergi melihat. Melihat yang satu memakai baju atasan berwarna biru langit, satu lagi memakai terusan berwarna pink, di samping keduanya terletak botol susu yang sudah kosong.

Sirene di hati Bella seketika langsung berbunyi nyaring, tidak ada pembantu di rumah, hanya ada dia dan David yang berada di rumah, lalu siapa yang menyeduh susu kedua anak ini?

Saat sedang memikirkan hal itu, David berjalan masuk.

Masih belum sepenuhnya bangun, begitu melihat Bella, David langsung memeluknya dan bergumam, "Sayang, ayo kita kembali tidur ..."

Bella mendorongnya dengan kesal, sambil menunjuk botol susu yang sudah kosong berkata, "Kamu jelaskan padaku!"

David dengan ngantuk bergumam tidak jelas, "Jelaskan apa?"

"Susu. Jangan beritahu aku kalau kamu diam-diam mengundang pembantu!"

Pergerakan yang tadi mereka buat terlalu besar, bahkan tetangga yang tinggal di seberang saja mendengarnya, jika sampai David benar-benar mengundang seorang pembantu ke dalam rumah, kedepannya Bella mana ada muka bertemu dengan pembantu itu ....

David mengacak-acak rambutnya, "Tenang saja, tidak mengundang pembantu kok ..."

"Masa putramu bisa memanjat keluar sendiri untuk membuatkan susunya sendiri dan juga adik perempuannya?!"

David melihat Bella benar-benar sudah marah, ia mengangkat sambil menenangkan dan membohonginya untuk kembali ke kamar, setelah itu baru berkata dengan suara kecil, "Kamu berjanji dulu padaku untuk tidak marah baru kukatakan yang sebenarnya."

Bella ada firasat yang tidak baik, ia hanya mengangguk-anggukan kepala dengan terpaksa.

David melihat wajah Bella, kemudian memonyongkan bibir, "Albert ..."

"Apa?!"

David segera memeluk orang yang sudah akan meledak, tangan dan kaki Bella diikatnya erat-erat, "Sekarang kamu memberikanku gaji setiap bulan, aku mana ada uang lebih untuk mengundang pembantu, bagaimanapun Albert mendapat gaji dari Perusahaan LS, kalau begitu putra kita adalah bos dia, sebagai karyawan membuatkan susu pada bos sendiri memangnya salah ..."

Asisten Albert yang sekarang tengah bersembunyi di toilet diam-diam meneteskan airmata. Susah sekali dia, sebagai asisten, dulu membuatkan kopi pada bos masih bisa dimengerti, tapi sekarang kenapa dia harus membuatkan susu kepada bos kecil ....

Dia mengepalkan kedua tangannya, memustuskan untuk bekerja dengan baik. Setelah bos kecil tumbuh besar, ia harus meminta untuk naik gaji!

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu