My Cold Wedding - Bab 132 Menggoda

Malam ini, Bella menginap di kamar tamu rumah lama Keluarga Li, dia berguling kesana kemari sampai jam tiga subuh, tapi tetap saja tidak bisa tertidur.

Fenny dan Cindy yang sedang membawa papan altar kakaknya itu akhirnya tinggal di rumah itu, Kakek Li kesal sampai janggutnya keriting, wajah David pun masam.

Tetapi tetap saja tidak boleh membiarkan papan altar Anqili ditinggal di luar, apa lagi pada malam tahun baru.

David juga tidak bisa tidur, dengan hati kacau pergi menghisap beberapa batang rokok, setiap mengingat raut wajah Bella yang tidak ingin mendengar penjelasannya sama sekali, hatinya terasa sesak.

Akhir-akhir ini memang sangat memanjakan Bella.

Sudah beberapa hari ini dia ingin menjaga Bella agar tetap tinggal di rumahnya, setiap hari memberinya makan minum yang enak, melakukan hal-hal yang menarik semuanya agar dia tidak pergi, tapi dia sebenarnya tidak sampai tega.

Saat batang keempat habis terhisap, David memadamkan api rokok dan membuangnya ke dalam asbak, memakai mantelnya keluar kamar, ingin menarik keluar wanita yang mengusik hatinya itu dan bertanya kepadanya, sebenarnya apa yang dia inginkan.

Saat dia berjalan keluar, Cindy juga berjalan menuju papan altar Anqila, dia bertekad untuk berjuang demi kakaknya, tetapi dia tidak berjalan kesana, dia masih marah.

Baru saja keluar, dia melihat kedua mata Cindy yang merah dan sedikit bengkak, kemudian Cindy dengan panik buru-buru mengusap airmata: “David……kamu belum tidur…..”

David melihat didepan ada tumpukan uang kertas sembahyang yang disudah terbakar, menghela napas: “Sedang berdoa untuk Anqila?”

Cindy mengangguk: “Iya, aku tidak enak kepada Kakak, aku mengirimkan dia sedikit uang, agar dia hidup dengan baik di alam sana.”

Papan altar Anqili terletak di lantai sebelahnya dengan damai, papan altar kayu yang bersinar terang oleh cahaya api, terlihat sangat kesepian.

David berjongkok, mengelus papan altarnya: “Anqila, kamu beristirahatlah dengan tenang.”

“David, apakah kamu ingin membakar uang kertas sedikit untuk kakak?”

David melihat kamar tamu di ujung koridor, tempat Bella tidur, pintu yang tertutup erat, dia kembali tersadar, “Iya.”

Cindy memberinya beberapa lembar, David mengambilnya, dia mengambil selembar demi lembar, kemudian melemparkan kertas itu terbakar ke dalam tumpukan api.

Bahan uang kertas itu tidak terlalu bagus, bau asapnya sangat menyengat, tercampur dengan aroma zat kimia yang kuat, pedas dan tidak enak di cium.

David kemudian berdiri dan pergi membuka jendela di ujung koridor, tapi di tahan oleh pelukan hangat dari belakang.

“David….”

David ingin melepaskan tangannya.

“David, aku mencintaimu….”Saat Cindy memeluknya, David baru sadar, dia tidak memakai apapun selain sehelai baju tidur.

Cindy menggigit bibirnya, tangannya menurun ke arah bawah David: “David, aku tahu saat ini kamu menyukai Bella, tapi dari awal dia dengan James tidak jelas, sebelumnya dia pernah pergi bersamanya melihat matahari terbit di puncak gunung, aku juga pernah dengar, saat Bella di penjara, James pernah mengunjunginya beberapa kali, saat dia sudah keluar dari penjara, James lah yang membocorkan seluruh video dari kamera pengawas di rumah sakit, agar Bella bisa membalikkan fakta…”

David dengan kekuatan ototnya, mendorongnya pergi: “Tengah malam begini kamu berpura-pura membakar uang kertas untuk Anqila, hanya untuk mengatakan hal ini kepadaku?”

“….Aku memang sedang menunggumu, David, aku…Bella, orang di hatinya bukanlah dirimu…hanya aku yang mencintaimu sepenuh hati…”

David tertawa dingin, berbalik dan menatapnya dingin, baju tidur tipis yang acak-acakan, mengekspos setengah tubuhnya, masih juga memakai parfum, langsung mengerti: “Di hatinya tidak ada aku, lalu?”

Cindy menggigit bibirnya, memelas: “Kamu anggap aku kakak, atau anggap aku Bella juga tidak apa-apa, aku tidak masalah menjadi pengganti orang lain, David, berikan aku kesempatan lagi, ya?”

“Pengganti?” David mundur selangkah, “Tidak peduli apakah itu Anqila atau Bella, kamu tidak pantas. Hari ini membiarkanmu tinggal disini itu karena aku menghormati Anqili, jika kau membuat onar lagi, kamu juga masuk penjara saja.”

Selesai berbicara, David langsung berbalik, berjalan menuju kamar Bella.

Tangannya memegang sebuah kunci, dengan pelan membuka pintu, dan masuk kedalam.

Cindy kembali ke kamar sendiri, membanting pintunya: “Siapa bilang tidak ada pria yang tidak mencuri kesempatan, David bahkan tidak melihatku sedikitpun!”

Fenny buru-buru menutup mulut Cindy: “Kecilkan suaramu sayang, kenapa, David tidak terpancing?”

“Dia bilang jika aku membuat onar lagi, dia akan mengirimku ke penjara!”

Fenny memapahnya duduk di tepi ranjang, menenangkannya: “Kamu ini, masih tidak mengerti pria, Bella tinggal di sebelah, David bagaimanapun harus berpura-pura sementara.”

Cindy berteriak: “Jadi menurutmu bagaimana? Dan juga tentang baju tidur dan parfum ini, semuanya bekas pakai tante ke-2, siapa yang tahu ada hal yang kotor, menjijikkan.”

“Tapi mama lihat dengan kepala sendiri bagaimana tante ke-2 memakai pakaian ini, dia berhasil menggoda orang kaya, barulah ibu mencurinya untuk kau pakai…” Fenny mencoba mengumpulkan kesadarannya, berkata: “Cindy, kamu dengar apa kata mama, semua laki-laki itu adalah setengah

binatang, jika kamu sudah berhasil, mereka pasti tidak ingin melepaskanmu lagi…”

Disini, Bella tidak bisa tidur, samar-samar terdengar suara orang bersin, langsung tersadar karena kaget.

Ternyata David duduk di sofa kasurnya, menaikkan alisnya: “Kaget ya?”

Bella langsung duduk, semalam dia merasa pengap, lalu tertidur dengan jendela yang terbuka, terasa lebih dingin, dan David hanya memakai sehelai baju tidur, juga tidak tahu sudah datang berapa lama.

Sudah tinggal beberapa kali di pavilion, melihat David yang sudah beberapa kali mengendap-ngendap memasuki kamarnya adalah hal yang aneh, apa lagi suara bersin barusan menarik perhatiannya.

“Kamu sudah datang berapa lama?”

David merasa sedikit sakit kemudian menaikkan alisnya: “Tidak tahu, mungkin sudah beberapa jam.”

Bella bangkit dari kasurnya, memeriksa kening David: “Kenapa tidak membangunkanku? Apakah kamu terkena flu?”

David menahan tangannya dan menempelkannya di wajahnya: “Melihatmu tidur sangat pulas, takut mengganggumu. Tidak apa tidurlah, aku akan menjagamu.”

Saat tersentuh, keningnya panas.

“Kamu berbaringlah sebentar, aku akan turun mencari obat demam untukmu.”

David menariknya: “Aku tidak apa, kamu tidur lagi saja. Nanti aku akan menemanimu melihat matahari terbit…”

“Mau melihat matahari pagi untuk apa?”

“Aku tidak peduli, hanya ingin menemanimu melihatnya sekali…”

David yang hari ini agak berbeda, dia benar-benar sedang sakit, barusan suaranya terdengar agak serak, malam ini juga terkena flu.

Dan tidak tahu juga apakah karena terbangun kaget, dia merasa pusing dan mual.

Bella melepaskan David, langsung buru-buru berlari ke toilet bawah, dia muntah lagi.

Untung saja, saat itu orang rumah masih tidur, tidak ada orang yang tahu.

Dia mengendalikan dirinya, kemudian pergi ke ruang tamu mencari obat, menuangkan segelas air hangat, kemudian membawanya ke kamar tamu.

Saat masuk kedalam, dia tidak sengaja menginjak sehelai piyama.

Berwarna merah muda, berenda, pakaian wanita.

Kemudian melihat ke arah ranjang, Cindy tengah telanjang, berlutut di tengah kaki David, ingin memasukkan benda yang panas itu kedalam mulutnya.

David masih bergumam tidak jelas: “Bella…Bella…kepalaku sakit….”

Cindy juga tidak menyangka Bella kembali begitu cepat, “Bagaimana kamu….”

“Bagaimana aku terlalu cepat kembali, apakah sudah mengganggu kalian?” Bella meletakkan obat di samping, kemudian menyiram air di gelas ke wajah Cindy.

“Ah—“ Cindy berteriak.

David yang mendengar suara teriakan itu langsung tersadar, melihat Bella sudah dengan raut wajah dinginnya berdiri di samping kasur, dan Cindy yang masih duduk di atas tubuhnya, dan apa yang sedang di genggam tangannya…

“ENYAH!”

Cindy di tarik turun dari ranjang dengan kuat, kemudian di lempar ke bawah lantai, karena kondisi kakinya dia tersandung sofa ranjang, langsung terjatuh dengan keras.

David juga sudah tidak peduli dengannya, buru-buru terbangun dan menarik tangannya: “Bella…”

Cindy menahan sakit, langsung memotong pembicaraan: “Bella, semua kesalahan memang adalah salahku, tapi bisakah kamu kembalikan David untuk ku? Aku memohon padamu, aku tidak bisa jika tanpa dia, David juga menyukaiku, lihat, dia juga terangsang…”

Bella langsung menutup matanya, dia tidak ingin melihatnya apapun lagi: “Jika kalian ingin melakukannya, bisakah lakukan di kamar kalian sendiri?”

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu