My Cold Wedding - Bab 135 Bawa Aku Pergi

David punya firasat buruk: “Bertaruh apa?”

“Tuhan tidak adil kepadaku, aku ingin bertaruh, apakah Dia bisa memberiku keajaiban.”

David menarik tangannya ke sampingnya: “Apa yang ingin kamu lakukan? Melompat dari gedung? Aku sudah bilang, masalah hari ini adalah kecelakaan, aku hanya dijebak…”

Bella menepuk-nepuk lengannya yang dipegang erat, mengisyarat agar dia melepaskannya: “Kamu tidak perlu khawatir, selama 28 tahun ini apa yang tidak pernah ku alami? Jika aku ingin mati, dari awal aku sudah mati tidak akan kembali.”

David menghela napas ringan: “Aku tidak ingin bertaruh, dari dulu aku bukan penjudi, tapi aku hanya seorang pengusaha.”

“Semua hal pasti ada pengecualian, David, kamu juga manusia, tidak mungkin semuanya tentang menjadi seorang pengusaha.”

Bella berhenti, menghindar darinya: “Rawat kakek dulu.”

Kakek Li di lengkapi ventilator dan elektrokardiogram, saat dua orang itu mulai tenang, hanya terdengar suara “bip bip” dari perangkat medis.

Hati David tidak karuan, dengan risau mengacak rambutnya, duduk diam di satu sisi.

Albert mengetuk pintu, masuk melapor: “Presiden, Cindy dan ibunya sudah datang, ingin menjenguk Kakek…”

“Usir saja mereka!” emosinya David pun meledak.

“Tapi mereka membawa papan altar nona Anqila—“

David tersengal-sengal, tangannya mulai menutup wajahnya, dan tidak bergerak sama sekali.

Albert belum pernah melihat Presidennya seperti itu, dia sudah mengabdi padanya dalam waktu yang tidak singkat, dari dulu David adalah orang yang bisa mencari jalan keluar di segala situasi.

Kecuali, dia benar-benar menghadapi kesulitan.

“Pak presdir…”

“Tolong antarkan mereka pulang, tolong gantikan aku untuk memberi 3 dupa penghormatan untuk Anqili, aku sudah tidak bisa menghadapi adiknya lagi, beri ibunya 10 juta dollar, tolong minta mereka pergi.”

Albert mengangguk, berjalan keluar, dengan hati-hati menutup pintu kamar pasien.

David mengangkat kepalanya menatap Bella, Bella masih bertahan di posisi awal, tidak bergerak, tidak tahu sedang memikirkan apa.

Tiba-tiba dia mendorongnya, berlari kecil keluar ruangan.

David tidak tenang, kemudian mengejarnya, tetapi di hentikan oleh dokter yang merawat Kakek, kemudian menariknya masuk ke kamar pasien, kemudian menjelaskan kondisi penyakit kakek David.

“Sangat buruk,” nada bicara dokter terasa berat: “Penyakitnya yang kambuh kali ini, kemungkinan nanti sudah tidak bisa beraktifitas lagi, hanya bisa berbaring, untuk hidup juga mungkin tidak bisa mengandalkan diri sendiri lagi.”

David tertegun: “Apakah tidak ada cara lain lagi?”

“Kita sudah mencoba semaksimal mungkin, penyakit Hipertensi ini, saat terjadi serangan akan semakin parah…kedepan nya sebisa mungkin jika bisa mengalah padanya mengalah saja, ada keinginan apa yang bisa di capai sebisa mungkin kabulkan.”

Dokter masih melihat-lihat catatan pasien kakek David yang lain, memberitahu pengetahuan umum untuk perawatan, David hanya merasa otaknya seakan berubah menjadi balok, apapun tidak bisa masuk.

“Maaf Dokter, nanti bisakah kamu mengulangnya lagi kepada istriku?”

Dokter menatapnya, “Istrimu?”

“Iya, dia sedang keluar, sebentar lagi juga kembali.”

“Pergi kemana?”

“…aku juga tidak tahu.”

Dokter tertawa kecil: “Bahkan istri sendiri tidak tahu pergi kemana, kamu ini suami seperti apa?”

Untuk pertama kalinya David merasa, dia tidak bisa melawan.

Di toilet Bella muntah lagi, empedu nya terasa seperti mau keluar, dia menatap dirinya yang kurus tidak terurus di cermin, tidak tidak tahu lagi harus bagaimana dan pergi kemana.

Nyawa kecil didalam perutnya ini, takutnya lahir di waktu yang tidak tepat.

“Ternyata kamu benar sedang hamil?”

Suara wanita yang familiar terdengar di belakangnya, mengejutkan Bella.

Dia mengendalikan dirinya, “Untuk apa kamu kemari?”

Tangan Cindy mendorong roda kursi roda yang dia duduki, pelan-pelan bergerak maju: “Rumah sakit ini bukan milikmu, atas dasar apa aku tidak boleh datang kemari?”

Tatapan nya turun ke perut Bella: “Sudah berapa bulan?”

Dengan gerakan refleks Bella melindungi perutnya, tidak berhenti berjalan mundur, sampai akhirnya terhenti menabrak dinding di belakangnya: “Tidak ada urusannya denganmu.”

“Dimana orang yang sebelumnya berani mendorong ku dari atas gedung pergi menghilang?” Cindy tertawa sinis: “Bagaimana, kamu tidak takut mati, tapi apakah kamu takut anakmu mati?”

“Apa yang ingin kamu lakukan?” Bella mulai terpojok, dengan penuh kebencian menatapnya: “Jika kamu berani menyakiti anakku, matipun aku tidak akan melepaskanmu!”

“Kita berdua masih tidak tahu pasti siapa yang akan mati terlebih dulu, Bella, David ingin mengusirku, apakah itu idemu?”

Bella menjawab dengan dingin: “Apa yang ingin dia lakukan itu semua adalah keputusannya sendiri, aku tidak pernah berkata seperti itu.”

“Kamu kira aku percaya?”

“Percaya atau tidak itu terserah padamu.”

Cindy menggelengkan kepala dan berkata: “Selama ini selalu mengusirku, dia kira aku penjual bunga di tepi jalan?”

“Masalah ini harusnya kau bicarakan dengan David, untuk apa mencariku!”

Tatapan Cindy tidak lepas dari perut Bella, ujung bibirnya tertarik lekukan aneh: “Coba tebak, apakah anak ini laki-laki atau perempuan.”

“Laki-laki atau perempuan bukan urusanmu.”

Tiba-tiba pintu toilet terbuka keras.

James dengan pakaian serba datang, terlihat bentuk lengan kuatnya yang berotot, menendang kursi roda Cindy: “Dasar brengsek, sayangnya aku tidak boleh memukul orang cacat ya? Sialan—“

Gembi mengikuti James dari belakang, langsung memeluk Bella: “Kamu tidak apa? Aku barusan melihat Cindy di lantai bawah, langsung cepat-cepat memanggil James kemari…”

“Aku tidak apa,” Bella dengan menjawab menenangkan, dengan segera menahan James: “Sudah ini di rumah sakit, jangan membuat keributan.”

Emosi James meluap seakan tubuhnya terbakar api: “Jangan-jangan David dan wanita ini berulah lagi, iya kan?”

“James…”

“AKU BERTANYA PADAMU, IYA ATAU TIDAK?!” Dengan emosi James memotong ucapannya, dari diamnya Bella, dia sudah tahu jawabannya, kemudian berjongkok dan menggendong Bella berjalan keluar.

Bella tersontak kaget: “Apa yang kamu lakukan, kamu ingin membawaku kemana?”

Ekspresi diam James, sangat mengerikan: “Mulai hari ini, aku akan kembali menjagamu.”

“Kamu turunkan aku dulu…”

“Tidak akan!” James memarahinya: “Apa kamu bodoh? Kamu tinggal untuk apa? Ku beritahu kamu Bella, aku adalah James yang si pelindung, tidak ada seorangpun yang kubiarkan tersakiti di depan mataku! Kali ini walaupun kau tidak setuju, aku juga tetap akan membawamu pergi!”

Bella di turunkan di atas sepeda motor, kali ini tidak sama dimana dia biasanya duduk dibelakang James, tapi kali ini dia meletakkan Bella di depannya, kakinya yang panjang menaiki sepeda motor melindungi seluruh badan Bella di depan pelukannya, kemudian langsung menginjak gas dan melesat pergi.

Di belakangnya, ada puluhan jenis sepeda motor yang sama dengan miliknya mengikutinya dari belakang, berkonvoi melindunginya.

Sepeda motornya melesat cepat, secepat angin yang berhembus kuat.

Dengan punggung yang bersentuhan di dada James, dia merasa sangat hangat, Bella dengan rileks bersandar padanya, sedikitpun tidak bergerak.

James yang tadinya tidak sempat membawa helm, rambutnya yang sedikit panjang itu terhembus ke belakang oleh angin kencang, membuatnya ketampanannya, Bella mendongak, dia bisa melihat dengan jelas lekukan rahangnya yang tajam, dia juga bisa mendengar suara di balik dadanya, suara jantung yang berdetak teratur.

“James.” Dia memanggilnya sekali.

Dia mengira angina yang terlalu kencang membuat James tidak bisa mendengarnya, tak disangka James balik menjawab “Ya?”

Bella terdiam, kemudian menjawab: “Kamu suka padaku, apakah karena aku pernah menolongmu, atau karena aku sebagai aku?”

James menunduk melihatnya, memperlihatkan gigi putihnya, tersenyum nakal: “Sebelum kamu menolongku, aku sudah menyukaimu, jadi menurutmu?”

Bella menghirup udara dalam-dalam, kemudian memandang ke jalan di depan yang tak berujung itu: “James, bawalah aku pergi….”

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu