My Cold Wedding - Bab 159 Dia Adalah Sumber Segala Ketakutanku

Saat tatapan mata mereka bertemu, Bella serasa dibakar.

Dia bergegas memalingkan wajah ke arah lain, rasanya jantungnya sudah akan melompat keluar.

Kenapa pria itu bisa tiba-tiba muncul di sini?

Apakah kebetulan?

Atau pria itu sudah mengetahuinya dari awal, dan sengaja menemuinya ....

"Echo, Echo ..." Dosen mengguncang bahunya sedikit, "Kamu kenapa?"

Otak Bella kacau, ekspresinya juga menjadi tidak natural, "Profesor, aku sedikit tidak enak badan, apa boleh pulang lebih awal untuk istirahat?"

Dosen bertanya dengan perhatian padanya, "Tidak apa-apa kan? Jika tidak enak badan maka cepatlah pulang untuk istirahat, tapi Eric Lee jarang-jarang bisa melakukan pidato di sini, dia adalah orang unggul dalam dunia arsitektur Cina, jika tidak mendengarnya memang sedikit sayang ..."

"Tidak apa-apa, aku ..." Bella awalnya ingin mengelak, namun tiba-tiba menyadari orang yang memegang mikkrofon di atas panggung bersamaan membuka mulut.

David Li berkata, "Tidak apa-apa, aku ... Hari ini aku datang karena ada masalah pribadi, semuanya tidak perlu kaku, boleh bertanya pertanyaan apapun."

Setelah berkata seperti itu, seorang perempuan langsung bertanya dengan suara keras, "Tuan Li, saat itu Anda berkata sudah putus dengan pacar Anda, apa sekarang sudah mempunyai pacar lagi?"

Pertanyaan ini sukses memunculkan hati gosip dari orang-orang yang berada di sana, semuanya berbisik-bisik ribut, orang yang tadi tidur juga tidak jadi tidur, satu per satu menjadi semangat, terutama para perempuan, langsung dengan semangat empat lima memperhatikan orang yang berada di atas panggung.

Orang yang belajar arsitektur, pasti dalam hati memiliki sebuah gunung besar.

Sedangkan Eric Lee, tanpa perlu diragukan lagi adalah gunung besar yang berada di hati mahasiswa Universitas Harriford itu.

Dia tertawa, seperti mengakui, "Sementara masih belum ada, tapi aku berniat untuk mengejarnya."

"Orang hebat seperti Anda, apa masih ada perempuan yang tidak bisa didapatkan?"

"Tentu ada," pandangan David Li seperti mengenang masa lalu, "Aku pernah melakukan kesalahan dan ingin memperbaikinya, tapi aku sangat takut dia tidak memberiku kesempatan lagi."

Ruang auditorium itu berasa suram, kaki Bella seperti menginjak angin, membuat pergelangan kakinya keseleo, sangat sakit hingga air matanya hampir keluar.

Murid yang ada di sebelahnya berbaik hati menahannya, "Kamu tidak apa-apa, kan?"

Bella berterima kasih, "Aku tidak apa-apa, terima kasih."

Setelah seperti kabur berlari keluar dari ruang auditorium, ia baru bisa menghirup napas segar, dan merasa kembali pada kenyataan.

Meskipun dalam hati telah membangun benteng pertahanan yang tidak terukur tebalnya, tapi begitu pria itu muncul di hadapannya, Bella dengan sedih menyadari, bahwa dirinya kembali lagi menjadi dirinya yang dulu, yang lemah.

Dalam ruang auditorium, suara pria itu masih tidak berhenti keluar dari alat pengeras suara, "Seumur hidup ini, aku pernah membeli beratus-ratus perushaan besar maupun kecil, pernah melawan beribu-ribu lawan, pernah menggambar gambar arsitektur yang tidak terhitung banyaknya, tapi belum pernah merasa setakut ini."

"Dia adalah sumber segala ketakutanku. Aku menghabiskan waktu selama satu tahun penuh, hingga akhirnya berani berdiri di sini, dan mengatakan perkataan ini."

Selanjutnya Bella tidak mendengar lagi, mengabaikan rasa sakit di kakinya, ia berlari cepat meninggalkan Universitas Harriford.

Akan tetapi perkataan terakhir pria itu, tetap berputar dalam hatinya.

"Bella, apa kamu sudah siap untuk menerima pengejaranku?"

Bella berhenti di bawah pohon, terengah-engah lelah sambil memegangi lututnya. Daging di area pergelangaan kaki dapat terlihat jelas telah membengkak.

Apa sudah siap?

Bella tidak tahu.

Dalam satu tahun ini, dia sering sekali menganggap dirinya sebagai lumpur yang mati. Sedangkan David Li seperti sebuah batu yang dilempar ke dalamnya, yang sejak saat itu, menyebabkan permukaan air menjadi kacau, menciptakan gelombang yang tak terhitung banyaknya.

"Ternyata benar, kamu belum melepaskannya."

Bella mengangkat kepala, sebuah motor Harley yang berwarna kuning emas berbunyi nyaring, pemiliknya entah kapan tiba-tiba muncul di samping Bella.

Bella menngernyitkan dahi, lalu memalingkan wajah, "Tidak kok."

"Tapi tatapanmu memberitahuku, kalau kamu iya." James Tang membantu Bella untuk duduk di motornya, "Aku menilai orang, dari sepuluh benar sembilan."

Bella duduk di belakangnya, mencium bau keringat dari tubuh James Tang, hati baru pelan-pelan merasakan ketenangan, "Bagaimana kamu menemukanku?"

James Tang menyalakan mesin motor, "Tidak mencari, mengikutimu sepanjang jalan."

Bella terkejut, "Untuk apa mengikutiku?"

"Melindungimu."

Selesai berkata, motor bergerak dengan cepat, dia adalah pria yang sudah terbiasa mengikuti angin, pelan-pelan bukanlah gayanya.

Setalah itu, terdengarlah sirene polisi.

Di bawah telapak tangan Bella, adalah otot perut James Tang yang mengetat, "Bella, kita menikah saja, ya, aku tidak ingin lagi membiarkan kamu pergi."

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu