My Cold Wedding - Bab 96 Kita Menikah Kembali

Tentang David, Bella tersenyum datar. Dia dengan David tidak dapat berkata-kata, terlebih lagi, dia mengerti dirinya dengan jelas, Keluarga Gembi bagaimana keadaannya, bagaimana menerima perempuan yang menemaninya, bahkan sudah menikah?

Ini hanya.....dia tidak dapat memberitahu Delson.

Sedang berpikir, ada yang mengetuk pintu, Willy masuk kedalam: "Maaf, handphone saya ketinggalan, saya kemari untuk mengambilnya."

Delson sibuk berkata: "Bella, bantu kakak antar Willy."

Bella kira Willy akan dengan sopan menolak, tetapi dia hanya tersenyum menatap Bella, dan tidak menolak.

Dia terpaksa menerimanya: "Kak Willy, saya antar kamu."

"Baik." Willy menyapa Delson, dan keluar ruangan, Bella hanya dapat mengikutinya.

Tadi dia duduk tidak terlihat, setelah berdiri Bella baru menyadari, Willy sangat tinggi, kurus dan tinggi, tubuhnya berbau sesuatu yang kuno, bisa jadi buku.

"Sekarang adik ada dimana?"

Menghadapi Willy yang tiba-tiba bertanya, Bella diam sebentar lalu menjawab: "Dahulu di Properti Keluarga Valdo, sekarang sudah berhenti, bersiap bersekolah di luar negeri."

Willy memperlambat langkahnya: "Belajar adalah hal yang baik, tetapi juga ada yang tidak baik, tidak terlalu berhubungan dengan negara, saya baru sadar perubahan Kota Harriford sangat besar."

Bella pelan-pelan setuju, tidak bersuara.

Suara adem Willy: "Dik..... punya pacar?"

Bella canggung: "Itu....Kamu jangan dengar kakak saya, kita tidak cocok....."

"Sekarang jangan sibuk menolak saya," Willy meredakan kecemasan: "Saya tidak ada maksud lain, tidak perlu terlalu siap terhadap saya."

"Saya tidak....."

"Saya belajar psikologi," Willy dengan hormat tidak melanjutkan perkataannya, menyisakan keduanya dengan keadaan malu, dan menjelaskan: "Kakak anda belum berbicara dengan saya, saya tebak barusan dia bertanya tentang saya? Jika kamu setuju, dia baru menghubungi saya, kakakmu sangat kesakitan karenamu."

Bella mengangguk: "Dari dahulu kakak menjaga saya dengan sangat baik."

"Kelihatan, hubungan kalian sangat baik, tetapi, pasti ada anggota keluarga yang berlaku buruk padamu," Willy berhenti, sedikit menunduk untuk menatap matanya: "Matamu memberitahu pada saya, kamu mengangkat beban berat."

Bella menggeleng lalu tersenyum: "Kakak Willy belajar psikologi atau tatap muka, sekali melihat langsung tahu."

"Saya meriset psikologi, juga harus belajar menatap," Willy meneruskan perkataanya, "Adik Bella, saya rasa kamu harus punya lelaki psikologi, keadaan kamu sekarang tidak baik."

"Haruskah?" Bella berkata, "Tidak peduli bagaimana, terima kasih banyak sudah menjenguk kakak saya, tentang keadaan keluarga saya...... takutnya hanya sedikit orang yang ingin berteman dengan kami."

Willy bercanda: "Sebenarnya tidak hanya untuk melihat Delson, adik saya juga berkata dengan saya, ada wanita yang ingin dia kenalkan----"

Bella terdiam.

Kakak dan Gembi sepakat menjodohkan dengan Willy yang tidak pernah bertemu sebelumnya?

"Adik Bella tidak perlu terlalu dipikirkan, keadaan kamu sekarang, banyak bergaul juga baik." Dia dari dalam saku mengeluarkan kartu nama: "Minggu depan adalah acara pernikahan adik saya, berharap kamu bisa datang membantu."

Bella menerimanya, langsung mengerti maksud "membantu" yang Willy ucapkan.

Gembi dan Valdo tertulis dalam bentuk hati, di sampingnya ada gambar mawar.

Melihat sifat Gembi, takutnya tidak mudah tunduk, dengan Valdo menikah.

"Saya akan menasihatinya, tetapi ini adalah urusan Gembi, harusnya dia yang mengambil keputusan."

Willy mengangguk: "Saya juga berpikir demikian, jadi jika Gembi ingin kawin lari..... kami tetap harus menjadi 'pestanya'."

Bella tersenyum: "Baiklah, saya pasti pergi."

"Kalau begitu sudah diputuskan, tidak perlu mengantar, disana sepertinya ada orang yang menunggumu."

Bella melihat mengikuti tangannya Willy, David berdiri tidak jauh, matanya sinis.

Dia memaksa tertawa: "Kalau begitu saya tidak antar, hati-hati di jalan."

"Kamu kenal anak laki-laki Keluarga Gembi?" David mendekati, sekujur tubuh kesal: "Bella, kamu benar-benar membuat saya terbalik."

Bella tidak peduli: "Kamu ingin pergi kemana silahkan."

"Ikut dengan saya," David menarik tanganya.

Bella sekuat tenaga melepaskannya: "Kamu ingin membawa saya kemana? Saya ingin melihat kakak saya!"

David tidak berhenti: "Memeriksa tubuh."

"Tubuh saya sangat sehat!"

"Tetap harus periksa!" David mengeluarkan satu kata: "Kandungan."

Bella dipaksa dibawa ke ruang kandungan, memaksa dia melakukan banyak pemeriksaan, dokter mengerutkan kening melihat hasil: "bagaimana anemia begitu serius? Lalu.... apakah baru baru ini anda menggunakan kontrasepsi?"

David menatapnya tajam.

Bella ditatapi dari belakang, "Benar."

"Obat ini tidak boleh sering dikonsumsi, pengaruh pada tubuh sangat besar," Dokter khawatir berkata, "di ruangan sana ada seseorang, tidak sayang dengan tubuhnya sendiri, melakukan abrosi terlalu banyak sampai angkat rahim, menikah dengan laki-laki kaya, tetapi sejauh ini tidak pernah bertemu."

David mengerutkan kening: "Jadi kondisi tubuhnya bagaimana?"

Dokter menatapnya: "Anemia, sangat parah, tidak disarankan minum kontrasepsi, pemeriksaan berikutnya diberitahu lebih lanjut."

Bella mendengar, lega.

Keluar ruangan, David dikelilingi hawa dingin, siapa menyentuh dia meninggal.

"Tidak pergi melihatnya?"

David menjawab: "Saya tidak ada keharusan melihatnya, dia membohongi saya."

Bella mengangguk, tidak berbicara.

Suka lihat atau tidak.

"Setelah ini tidak boleh minum obat kontrasepsi." David berkata.

"Saya tidak mau hamil." Bella dingin menjawab.

"Tidak ada yang menyuruhmu hamil, saya sudah bilang, kita menikah kembali."

Bella bingung: "Kamu bilang menikah kembali? kamu yang benar saja, sekarang menikah atau tidak, dengan siapa menikah hak saya, saya punya pilihan, tidak harus dengan kamu."

"Kamu lupa dengan kakak kamu?" David tertawa dingin, "Bella, saya harap kamu ke rumah orangtua untuk makan bersama, kakek merindukanmu."

Bella awalnya tidak ingin pergi, David menghubungi nomor telepon rumah tua itu, dan Kakek David ada di telepon: "Bella, kemarin kenapa tidak menjawab telepon saya? Kakek ingat hari ulang tahun kamu, saya telah memesan kue untuk kamu."

Kemarin dia dengan James di puncak gunung, tidak ada sinyal.

Dia melihatnya, ternyata ada satu panggilan tidak terjawab, dia hanya dapat menerimanya.

Jalan pulang ke rumah, David juga menelepon Paviliun dari jarak jauh untuk menangani beberapa urusan perusahaan. Dia sibuk dan tidak bisa membuka pikiran. Bella memiliki perasaan bahagia.

Beberapa saat, dia melempar dan berbalik untuknya, sangat lelah, pada akhirnya tiba gilirannya.

Mematikan telepon, David mengerutkan dahi: "Jangan lihat saya, lihat jalan."

Bella kembali pada pandangannya, melihat jendela luar: "Bagaimana keadaan kakek? dengar dengar keadaannya sangat baik."

"Cukup baik," David memutar stir ke jalan setapak: "Karena barusan saya berbicara dengannya, kita siap punya anak."

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu