My Cold Wedding - Bab 134 Aku Pernah Mencintaimu

Bella bukannya tidak pernah menjelaskannya sebelumnya, tapi karena saat itu di hati David sedang tertanam pilar penghinaan, dengan Bella tersemat di atasnya, dan baginya semua yang di ucapkan oleh Bella hanya omong kosong, semuanya hanya hal sesat.

Tetapi kejadian itu sudah lewat, dan sekarang kejadian itu terulang lagi, dia baru tersadar, Bella yang dulu juga salah satu pion keluarga Bella.

Setelah kembali padanya, dia juga sama sekali tidak menjelaskan kejadian itu kembali.

Apakah karena tidak bersedia menjelaskan, atau karena tidak bersedia menjelaskan itu padanya?

David hanya berharap, itu masih belum terlambat.

Tapi dalam hatinya dia mengerti, jika bukan Fenny dan Cindy melakukan trik lama, mungkin rahasia ini akan dia simpan di dalam hatinya dan tidak akan pernah di katakan selamanya.

“Jadi kau…” tenggorokan David bergerak naik turun, sulit menelan, dengan perasaan sentimental yang tak terbatas: “masih mencintaiku?”

Bella tidak menatapnya, hanya menatap ke kakinya.

Dia masih memakai sandal merah muda yang sengaja di persiapkan oleh pelayan, dan tidak jauh ada David memakai sepasang berwarna biru, itu adalah sandal untuk sepasang kekasih.

Tapi sekarang air mata nya sudah memenuhi matanya, air matanya terasa panas, menetes setetes demi tetes ke atas sandal, suhu kamar sangat panas, membuat semuanya menguap sirna.

Dia membuka mulutnya: “Aku pernah mencintaimu.”

3 kata yang singkat, kisah mereka selama 10 tahun ini, tergambar di kalimat ini.

Aku pernah mencintaimu, dimana sekarang sudah tidak mencintainya lagi, hanya itu.

Hati David teramat sakit: “Bella, cintai aku sekali lagi, berikan aku kesempatan sekali lagi, ya?”

“Manusia punya berapa 10 tahun?” Bella kemudian tertawa kecil: “10 tahun pertama, aku melewati siksaan dari kedua kakakku, 10 tahun yang kedua, aku harus melewati masa dimana aku harus pasrah menerima kekerasan dari orangtuaku, 10 tahun ketiga, semakin berwarna,” Bella tertawa kecil, “Aku melewati masa penuh dengan alkohol, penjara, dan rumah sakit.”

“Bella…kita bisa memulai dari awal, 10 tahun kedepan…”

Bella memotongnya: “Aku sudah lelah, 10 tahun kedepan, aku hanya ingin melewatinya sendiri.”

Keributan di lantai atas membangunkan Kakek David yang mudah terbangun.

Dia pergi ke atas dengan topangan pelayan, tertegun melihat Cindy yang telanjang, pakaian David yang sudah acak-acakan, dan juga Bella yang terlihat duduk memeluk dirinya sendiri, dia pun sudah tahu jawabannya.

Tongkat di tangannya pun memukul badan David dengan keras: “Apa yang sudah kamu lakukan? Ha? Katakan padaku, apa yang sudah kamu lakukan sampai menyakiti Bella?!”

Pelayan mencoba melerai: “Kakek, anda jangan marah dulu, mungkin ini hanya salah paham….yaa—atau mungkin…..” Pelayan juga menatap Cindy yang ada di atas ranjang, menutup mulutnya dan berteriak terkejut.

“Apanya yang salah paham!?” Kakek David emosi sampai tangannya gemetar: “Selama ini kau dibodohi oleh wanita rubah ini? Bahkan didepan Bella pun, kau…”

Belum selesai Kakek David berbicara, dia langsung terjatuh, Bella buru-buru menjulurkan tangannya ingin menangkapnya, dengan keras ikut terjatuh ke lantai.

“Kakek!” Bella berteriak dengan keras: “Bibi Wu, obat kakek dimana, cepat ambil!”

“E…aku akan mengambilnya sekarang!”

Situasinya semakin berantakan, malam tahun baru yang baik-baik saja, Paviliun keluarga Li hancur berantakan.

Hari pertama tahun baru, kakek David di antar ke rumah sakit dengan mobil ambulans.

Dokter memeriksa catatan pasien, alisnya berkerut menyambung: “Bukannya sebelumnya aku sudah mengingatkan kalian, darah tinggi Kakek sudah sangat parah, tidak boleh ada serangan lagi, apakah kalian tidak bisa menjaga orang tua?”

David menegeluarkan tangannya dari kantong celana dan berdiri di satu sisi, raut wajahnya muram, Bella terus menerus meminta maaf: “Kitalah yang tidak baik-baik menjaganya, dokter, Kakek dia sebenarnya bagaimana…”

Dokter tidak bisa berkata apapun lagi: “Kali ini saya juga sudah tidak bisa membantu kalian lagi, apakah masih bisa hidup lebih lama lagi atau tidak, itu Tuhan yang memutuskan.”

“Dokter, kumohon kau harus menyelamatkan kakek…”

“Tidak ada gunanya memohon padaku, kenapa sekarang baru menyesal?” Dokter mulai emosi, setelah melontarkan kalimat itu dia langsung mendorong pintu dan berjalan keluar.

Bella berdiam di satu sisi, bayangan dari tirai menyinari wajahnya, David tidak bisa melihat jelas ekspresinya.

“Bella…”

“Jangan sebut nama ku, tolong…” Bella berjalan sampai depan jendela, menarik napas panjang, udara dingin masuk ke paru-parunya, dingin oleh salju di hari pertama Tahun Baru, membuat seluruh tubuhnya dingin sampai ke pikirannya.

David ingin pergi memeluknya, tapi saat menjulurkan tangannya, saat jari nya menyentuh rambut halusnya yang terhembus angina dingin itu, dia menurunkan tangannya.

Dia dan Bella, dari awal sampai akhir selalu berjalan di jalan penuh liku-liku.

Sudah tidak terhitung jalan mereka yang berlawanan, dan tidak terhitung juga sudah berapa kali terpisah jauh.

Mungkin juga ada sepasang tangan besar di balik kegelapan yang terus saja, membuat mereka di posisi yang salah.

Mencintai tapi tidak bisa memiliki, sekali mencintai tapi menyakiti.

“Aku tidak memanggilmu, aku hanya ingin bertanya padamu, kamu cukup memberiku satu jawaban, tidak peduli apakah itu bohong atau tidak, aku akan menerimanya, lalu kamu boleh pergi sejauh mungkin, kamu ingin menghilangkan identitas juga tidak apa, semua terserah padamu.”

Bella menahan rambutnya, menatap dingin: “Kamu harus menjawab pertanyaan ku dulu.”

David mengangguk: “Tanyakan saja.”

“Masih tentang saat itu, saat kamu menyukai kakak pertama, apakah karena dia pernah menolongmu, atau karena kamu menyukainya karena dia adalah dia?”

David menjawab dengan jujur: “Awalnya, karena dia sangat baik kepadaku. Seorang gadis yang suci dan polos itu, demi menyelamatkan orang asing, dia rela mengorbankan kesucian dan keselamatannya, aku tidak pernah bertemu perempuan yang begitu baik hati dan berani seperti dia.”

Bella terlihat sangat tenang, kedua tangannya bersandar di tepi jendela menopang dagu, “Lalu? Saat hubungan kalian semakin dekat, apakah kau masih merasakan yang sama?”

“Aku tidak tahu,” kedua tangan David terkepal di kedua sisi badannya, “Hal ini juga yang ingin kutanyakan padamu, saat itu di ruangan fitting baju, apakah itu Anqila…atau kamu?”

Bella tiba-tiba tertawa: “Menurutmu? Maksudku, siapa yang kamu harapkan?”

“Aku berharap itu kamu,” David tanpa keraguan menjawab: “Sejak itu aku sudah curiga, kemudian aku mulai mencari tahu siapa itu, tetapi tetap saja tidak menemukan apapun dari kamera pengawas. Bella, jika itu kamu, aku harap kamu masih bisa mempertimbangkan lagi, kita sudah melewati banyak hal, aku juga dengan sepenuh hati jatuh hati padamu, aku harap masa depanku tetap ada kamu di sampingku.”

Bella berbalik, “Kamu lihat, di kalimatmu, berapa banyak ‘ku harap’? Kamu selalu saja begitu, dari dulu kamu selalu egois, kamu menyukaiku, tidak menyukaiku, semuanya tergantung pada perasaanmu, perkataanmu, dan juga kakak pertama--“

Dia menghela napas, menatap embun yang membeku di udara: “Kakak pertama juga sudah meninggal, kematian tidak bisa di cegah, bukankah dia orang yang kau sebut ‘Baik hati dan berani’ aku juga sudah tidak mau berkomentar apapun lagi. David, masih ingat apa yang pernah aku katakan dulu? Kmau tidak mencintaiku, sampai kau pun tidak mencintai Anqila, kau hanya mencintai dirimu sendiri.”

“Kamu sebenarnya ingin aku bagaimana supaya kamu percaya padaku?”

Bella memiringkan kepalanya: “Apa kamu masih ingat kau pernah bilang, apakah kita mau bertaruh?”

David mengangguk: “Aku bertaruh kamu bisa hamil.”

Tangannya yang lembut mengelus perutnya, ekspresi keibuan terpancar di wajahnya: “Bagaimana jika kita kembali bertaruh?

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu