My Cold Wedding - Bab 4 Kamu Menggangap Saya Tidak Berani Membunuhmu?

Bella sangat ketakutan sampai seluruh tubuhnya bergetar, bagaimana bisa dia di sini, bagaimana bisa!

Dikarenakan kematian Anqila, dia sangat membenci tempat ini, kenapa dia bisa muncul disini...

“Sepertinya kamu tidak mengingat dengan baik kata-kataku.” Dia menekan dagunya lalu perlahan melepaskannya, seperti seekor ular yang dingin, satu inci demi satu inci melilit lehernya, tenaganya perlahan semakin kuat.

Dia semakin merasa kesulitan bernafas, Bella sekuat tenaga melepaskan tangannya, tetapi telapak tangannya dia sama seperti besi logam, bagaimanapun mencoba dia tidak dapat mengerakannya.

Wajahnya di karenakan menahan nafas berubah warna menjadi unggu, dia dicekik sampai seluruh tubuhnya tidak menyentuh tanah, udara terasa semakin menipis....

Penglihatannya perlahan-lahan menggelap, waktu itu tiba-tiba mendengar seseorang yang sedang memperolok-oloknya : “Mawar? Bukannya sudah saya bilang untuk menunggu saya, kenapa kamu pergi menemani David?”

Pria itu berjalan ke depan, melihat wajahnya seketika terlihat sedikit terpesona, sambil tersenyum mengatakan: “David, saya tidak tahu wanita saya ini menyinggung perasaanmu? Atas nama saya tolong lepaskan dia, biar saya yang mewakilkannya meminta maaf.”

Belenggu di lehernya mendadak menjadi longgar, Bella langsung terjatuh ke lantai, dia menarik nafas yang panjang untuk waktu yang lama.

David menatapnya dengan merasa jijik, lalu menatap berkata dengan pria itu: “Apakah James mengenal dia?”

Pria itu jongkok lalu mengangkat Bella berdiri, dia merasa kasihan melihat leher wanita itu, “klok... klok...” terdengar dua kali suara lidahnya berderik: “Kamu lihat, kamu sungguh tidak mendengarkanku? Bukannya sudah saya bilang tunggu saya di dalam kamar, mengapa kamu pergi tanpa ijin saya?”

Bella tidak pernah melihat pria ini sebelumnya.

Paling tidak selama setenggah tahun di Klub Malam ini Bella tidak pernah melihat dia.

Bahkan bagi dia pria itu benar-benar orang asing, pria itu mengulurkan tangan menolong dia, Bella melihatnya dengan tatapan yang penuh dengan ucapan terima kasih.

Di tengah matanya senyuman pria itu terlihat begitu bersinar, pria itu mengelus tato mawar wajah bagian kiri,dengan sanjungan berkata: “Oh, sungguh malang nasipmu...”

David menatapnya dengan dingin, dan mengetahui dengan jelas segala masalah, “James kamu sudah berapa lama mengenalnya?”

James memegang dagunya dan memikirkannya sebentar: “Sudah cukup lama saya mengenalnya.”

David menyeringai lalu berkata : “Mungkin orang yang kamu maksud bukanlah dia, orang ini Nona Mawar setengah tahun yang lalu adalah istriku.”

Bukan hanya James, bahkan Beni dan semua orang di sekitarnya terkejut mendengarnya.

David mengulurkan tangannya, dengan mudahnya menarik wanita itu dari lengannya James, “Silakan nikmati waktu kalian, ada yang ingin saya katakan kepadanya.”

Tanpa memberikannya kesempatan untuk mengatakan sesuatu dia menarik wanita itu ke arah toilet pria.

Di dalam masih ada beberapa pria yang sedang buang air besar, melihat wanita itu masuk ke dalam, dengan terburu-buru menutup celananya.

“Kalian semua keluar.” Di kota H tidak ada yang tidak mengenal wajah David, beberapa pria di sana belum sempat menutup celananya, dengan terburu-buru mengangkat celananya dan keluar.

Beng——

David mengunakan kakinya menutup toilet pria itu, mengunakan tangannya menjambak rambut wanita itu, menariknya ke atas wastafel lalu mengarahkan wajahnya ke cermin: “Mawar? Bella, kamu sungguh menggangap saya tidak berani membunuhmu?!”

Pria itu melihat ke arah cermin, sudah setengah tahun lamanya, David malah semakin dingin, dia terlihat seperti seorang singa yang bersiap menerkamnya, detik selanjutnya dia akan menerkamnya dan mencabik-cabiknya menjadi bagian kecil, lalu menikmati dagingnya.

Bella merasa dirinya seperti di bakar, dengan cepat menundukan wajahnya tidak berani untuk melihatnya, seluruh tubuhnya bergetar karena ketakutan, pembuluh darah dari atas kepalanya tiba-tiba berdetak kencang, hatinya seperti mau melompat keluar dari tengorokan.

“Kenapa, apakah kamu sudah tuli?” Kulit kepalanya di putar kebelakang merupakan pengalaman yang sangat menyakitkan, David menarik rambutnya lalu mengarahkan wajah wanita itu ke arah wajahnya, “Apakah kamu bisu?”

Bella tidak tahu harus bagaimana menjawabnya, yang terdengar hanya suara rengekan kecil.

David mendekati dia, lalu mengigit telinganya, dinginnya suara yang masuk telingga satu persatu kata mengetuk gendang telinganya: “Jika kamu tidak mengatakan apapun, saya akan benar-benar membuatmu menjadi orang yang tuli dan bisu!”

“Baik saya akan berbicara...”

Tetapi dia bisa mengatakan apa? Setiap inci dari hati Bella tengelam ke dalam, tengorokannya seperti tersumbat buntalan kapas, waktu sudah lewat begitu lama satu katapun tidak bisa keluar dari mulutnya.

“Bella, kamu memang sangat murahan!” tangannya yang besar perlahan mengengam rambutnya dengan kencang, dan air matanya menetes karena kesakitan: “Sungguh menakjubkan anak ke ketiga Nona Bella pergi menjual diri ke pasar malam? Kamu sungguh kotor!”

Setelah selesai bicara, dia langsung membuka keran air wastafel, lalu menarik rambutnya dan menekannya ke bawah.

“Glok... glok...” Seluruh bagian kepala Bella masuk kedalam air, dia berada di ambang pintu kematian, perasaan tercekik satu inci per inci semakin dalam, dengan sangat hebatnya dia memberontak, tetapi perlahan tangannya kehilangan kekuatan, dan tidak dapat bergerak lagi.

Dia merasa dirinya sendiri akan mati, saat itu dia baru di tarik David keluar, dan melemparnya ke lantai.

Dia berusaha mati-matian untuk menghirup udara untuk menyelamatkan nyawanya, di karenakan otaknya kekurangan udara terlalu lama membuat matanya tidak dapat melihat apapun. Suara David seperti dewa di surga suaranya datang dari atas: “Saya peringatkan kamu, selain pemakaman, jangan membuat saya melihatmu lagi. Apakah kamu menganggap perkataan saya hanyalah angin lewat saja?”

“Tidak...” dengan suaranya yang serak, Bella sambil mengambil nafas, lalu sambil menjelaskan: “Saya akan segera pergi...”

David berjongkok, dengan mengunakan ibu jarinya dengan kuat menggosok tato mawar yang berada di sebelah kiri wajahnya, “Kenapa, Apakah penjualannya lagi sepi? Setengah tahun lamanya masih tidak dapat mengumpulkan uang untuk membeli sebuah tiket pesawat?”

Bella karena kesakitan membuat nyalinya sedikit menciut, tetapi malahan memancing pria itu berbuat kasar teradapnya, ketika tangannya berada di dagunya dia tidak bisa bergerak, dan tangan satunya lagi terus mengelus kelopak bunga mawar tersebut dikarenakan basah tato mawar itu terlihat lebih menarik, seperti kucing yang sedang mempermainkan tikus, menikmati karena dia takut dan bergemetaran, “Di karenakan kamu dengan suka rela untuk menjual dirimu sendiri, jadi saya tidak perlu memberikan muka ke keluargamu lagi.”

David ingin mengumumkan berita secara terbuka bahwa Bella di Klub Malam menjadi wanita yang menemani pria untuk minum bir, bagaimana bisa adiknya leluasa bersekolah...

Bella terkejut dan membuka besar bola matanya: “Jangan, saya mohon kepadamu... David, saya akan dengan cepat meningalkan tempat ini, saya berjanji...”

David sangat puas melihat air matanya menetes keluar, “Ingin saya berbelas kasih bukannya tidak mungkin, hari ini buat saya senang. Mungkin saja saya akan memberikan keluarga mu reputasi dan nama yang baik.”

Bella menangis memohon kepadanya: “Kamu ingin saya melakukan apa, apa saja boleh...”

David mengangkat sudut bibirnya, terlihat jahat dan tertarik pada tawarannya “Bukannya kamu suka menjual tubuhmu? Nah kali ini kamu bisa jual sampai puas.” Dia menarik lengan Bella berjalan kembali ke kamar VIP, dengan satu tendangan kaki membuka pintu, dan melempar Bella ke dalam kamar tersebut.

Tubuh bella yang basah kuyup, pada dasarnya bajunya tidak tebal menempel di atas kulitnya, membuat lengkungan yang terlihat sempurna. Wajah yang yang basah, walaupun air menghapus bedak di wajahnya, tetapi warna kulit yang seperti itu terlihat sangat menyedihkan, wajah yang terlihat seperti anak kecil sungguh menarik perhatian para lelaki.

Kejadian yang terjadi ini sangat tak terduga, membuat satu ruangan itu hening tanpa suara. Meskipun dia adalah mantan istrinya setidaknya pernah menjadi istrinya David. Paling sedikit berberapa orang disini pernah bertemu dan berbicara dengan mawar, Jika David marah kepada mereka, bukan hanya bisnis mereka yang tidak berjalan, takutnya mereka tidak dapat bertahan di kota H lagi...

Beni yang pertama bereaksi, dengan alis mata yang di tarik ke bawah berbicara kepada David: “David, tenangkan diri anda, maaf kan saya karena tidak tahu kedudukan saya.”

David dengan cepat melihat sekeliling, terdengar suara yang dingin “heh”, lalu dengan gembira kembali ke tempat duduknya, “Semua orang datang kemari hanya untuk mencari kesenangan, dari pada senang sendiri lebih baik kita senang-senang bersama. Di sini ada mawar lebih baik kita nikmati bersama.”

Bella mendadak mengangkat kepalanya, Pria itu ingin dia...

“Mawar, akan membuat semua orang yang duduk di sini puas, saya mungkin akan mempertimbangkan untuk melepaskan nyawamu.”

Seketika, terdengar suara orang sedang mendebatkan.

“Keluarga Bella? Bukannya perusahaan itu bersikeras untuk...?”

“Ya Tuhan, keluarga Bella memiliki dosa apa terhadap David, keadaan ini sungguh tidak dapat di percaya, tidak mungkin?”

David menjepit cangkir anggur itu dengan kedua jarinya, dan mengangkat tinggi cangkir tersebut. Lalu dia menyeruput anggur merah kelas dunia tersebut, cairan yang berwarna merah darah berada di lidahnya: “Tidak ada yang tidak mungkin, orang ini adalah Mawar anak ketiga dari keluarga terhormat.”

Sepatu kulit sapi kelas atas itu dengan lembut mengangkat dagunya, dari tangan yang memegang anggur itu, lalu di tuangnya di kepala Bella, dari atas kepala anggur itu mengalir membasahi mukanya, semua, semua penghinaan ini belum pernah di rasakannya, Bella harus menelan semua penghinaan tersebut.

“Menggapa diam saja” dia menarik kembali kakinya, “Bukannya memuaskan pria merupakan keahlianmu? Jika begitu ayo cepat tunjukan kepadaku. Bella demi menyelamatkan nyawanya sendiri bisa menjadi seberapa hina.”

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu