My Cold Wedding - Bab 55 Aku Memiliki Cara untuk Menangkapmu Kembali

“Da... Mmpmh... David, kau... Apa yang... Kau lakukan... Lepaskan... Mmmph...”

Seperti orang yang akhirnya menemukan air dalam kekeringan, inilah yang dirasakan David sekarang. Bibir Bella adalah kesejukan yang telah ia cari selama ini. Ia ingin memiliki apa yang ia inginkan, tidak peduli pada Bella yang meronta seperti kucing yang mencakar. David pun menutup mata dan menikmati situasi ini.

Tiba-tiba, rasa sakit menusuk lidahnya dan bau darah dengan perlahan merasuk. Kesadaran David pun kembali.

David akhirnya melepaskan Bella dengan tidak rela, napasnya menderu.

Wajah Bella merah padam, tidak tahu apakah karena menahan emosi atau karena meronta, “David, kamu sedang sakit, ya?”

Bibir David menunggingkan seulas senyum, hatinya yang selama ini seperti benang kusut akhirnya menemukan celah untuk terurai: “Kalau aku sakit, maka kamu adalah obat termanjur untuk menyembuhkanku!”

Bella dengan jeli merasakan adanya rona merah yang terlukis dengan berbeda di wajah David. Pupil David juga menyorotkan api membara yang panasnya seperti air yang mendidih.

Ini aneh.

Bella menarik napas dalam-dalam, punggungnya tertahan oleh tembok. Ia menatap David dengan perasaan waspada: “David, kamu tenang dulu sebentar. Lihatlah baik-baik, aku bukan kakakku Anqila, juga bukan Cindy. Aku Bella!”

“Aku tahu,” David berjalan mendekat, telunjuknya menopang dagu Bella. Dengan teliti ditatapnya wajah Bella dari atas ke bawah. Wajahnya mungil dan putih bersih, bekas luka di kening atasnya sudah sangat samar dan hampir tidak terlihat. Kalau bukan dari jarak sedekat ini, sepertinya akan terlihat seperti warna kulit biasa. Bella terlihat sangat takut, bola matanya mulai sedikit berair. Seperti seekor rusa yang terkejut, bibirnya yang kecil tebal dan mulus dengan gesit membuka tutup seperti hendak mengatakan sesuatu. Membuat orang lain yang melihatnya menjadi tidak tahan untuk... Melumatnya habis.

Melihat mata David yang memancarkan kenafsuan yang semakin lama semakin dalam, rasa tidak aman menyelimuti diri Bella. Tapi selain mereka berdua, hanya ada kakek David dan seorang pelayan di kediaman David ini. Siapa yang bisa datang menolongnya...

“Apakah kamu takut padaku?” Menyadari hal ini, alis David saling bertaut dengan tidak senang.

Bella menyadari situasinya dan dengan cepat memanfaatkan kondisi ini untuk menyuarakan keberatannya, “Tentu saja takut. Takut kamu akan memberikanku tugas yang sulit untuk diselesaikan dan aku takut harus bekerja keras setengah mati lagi.”

David menyunggingkan ujung bibirnya, ibu jarinya mengusap kasar bibir Bella yang awalnya memang sudah merona merah menjadi warna merah terang. Dengan sedikit cemberut David berkata: “Hari ini kamu bilang mau mundur dari proyek taman hiburan? Bella, aku beritahu, aku tidak setuju. Proyek ini harus kamu ikuti dari awal sampai akhir.”

Bella mengerutkan alisnya. Awalnya ia bermaksud untuk menyingkirkan dagunya dari genggaman David, tapi pria itu malah mengerahkan tenaganya untuk mengungkungnya. David mendekatkan tubuhnya hingga ujung hidung mereka saling bersentuhan, membuat Bella bisa merasakan hembusan napasnya.

Tidak ada aroma alkohol dari napas David, menunjukkan bahwa pria itu tidak sedang mabuk. Kalau begitu kenapa sikapnya begitu aneh dan tidak seperti biasanya?

Bella tiba-tiba teringat, tadi ia sendiri merasa sangat haus. Seluruh badannya panas terbakar, sama seperti keadaan David saat ini.

Sup ayam itu!

Dari semua makanan yang sudah mereka makan, hanya makanan pada makan malam hari ini yang sama. Apalagi, hanya sup ayam saja yang tidak Bella masak sendiri. Pelayan tadi juga dengan sangat bersemangat menyendokkan semangkuk demi semangkuk untuk mereka...

“David, bolehkah kamu lepaskan aku dulu?” Bella melembutkan suaranya, sedikit memohon.

Awalnya cara ini terlihat sedikit berhasil, David melepaskan genggamannya pada tangan Bella. Tapi lalu ia menekan tangan Bella pada tembok di samping kepala wanita itu, membuat Bella terjebak diantara dirinya dan tembok: “Jangan berpikir untuk melarikan diri. Aku memiliki cara untuk menangkapmu kembali.”

Bella berusaha keras meredam panas yang mulai menjalari tubuhnya, “Aku tidak lari, tapi... Kamu terlalu dekat. Panas.”

David tertawa licik dan semakin menekan dekat tubuh mereka berdua: “Dimana yang panas?”

Rasa keterkejutan Bella tidak berhenti, pria ini...

Apa karena Cindy sedang hamil sehingga kenafsuannya tidak bisa terpenuhi, jadi sekarang...

“David, tenanglah sedikit..”

“Tidak bisa,” Dada David berdebar saat menatap Bella. Seperti anak kucing yang menatap seekor tikus dalam genggamannya sambil membawa perasaan ingin menggoda dan menindasnya: “Seorang pria dalam keadaan seperti ini, hanya bisa... Baru bisa padam...”

Kata-kata ditengahnya tidak terdengar jelas oleh Bella. Mungkin karena suara David yang terdengar semakin lama semakin pelan. David benar-benar tidak sedang bercanda!

“Da...”

“Triing Triiing——”

Suara ponsel yang tiba-tiba berdering memecahkan kehangatan diantara kedua orang itu. Bella pun akhirnya menyadari bahwa yang berdering adalah ponselnya.

Ia mendorong David menjauh: “Sepertinya Direktur Valdo menelepon untuk menanyakan perkembangan pekerjaanku. Aku angkat dulu.”

David membebaskan lengan Bella. Belum sepenuhnya sadar, ia mengikuti Bella dari belakang sampai ke depan komputer. Tapi begitu melihat nama “James” muncul di layar ponsel Bella, David tidak bisa meredam amarah di dalam hatinya. Ia langsung merebut ponsel itu dari tangan Bella dan membuangnya keluar jendela——

“Hei!” Bella tersinggung: “Apa yang kamu lakukan?! Itu ponselku!”

“Besok kamu kuantarkan untuk membeli yang baru, kuganti berkali-kali lipat. 100 buah cukup?” David meletakkan Bella dalam pelukannya. Bella benar-benar kurus, hanya dengan 1 lengan saja bisa merangkul penuh pinggangnya. Dengan mudah David menggendongnya, sekujur tubuhnya dibawa David masuk ke dalam ruangan dan dilempar ke atas kasur.

Kasur yang empuk lagi-lagi menjadi tempat Bella berserah. Ia juga ditahan dengan tubuh David yang berat.

Bella menjawab dengan kesal: “Untuk apa sampai punya 100? Lepaskan aku! Aku mau turun dan melihatnya dulu, mungkin saja kalau diperbaiki masih bisa digunakan...”

“Tidak akan kulepaskan!” Mulai bermain nakal, David membetulkan posisinya: “Sudah selarut ini, untuk apa James menelponmu, hm?”

“Aku kan tidak mengangkat teleponnya, bagaimana aku tahu?”

“Jadi kamu ingin mengangkatnya?” Mata David mulai berkilat bahaya.

Bella sudah tidak berdaya: “Sebenarnya, apa yang ingin kamu lakukan?”

Sebenarnya, apa yang ingin ia lakukan?

David sendiri juga tidak tahu apa yang ingin ia lakukan, yang ia tahu hanya apa yang tidak ingin ia lakukan.

Ia tidak ingin bercerai dari Bella.

Ada baiknya juga rasa bersalah ini, David tinggal menebusnya saja. Masa lalunya dengan Bella sudah terlalu kusut dan sangat sulit untuk diurai.

“Melakukannya denganmu....”

David merenggangkan kedua kaki Bella, dengan asal membuang celana jeansnya. Bella sangat terkejut dan menjadi pucat, ia berteriak dengan kencang namun mulutnya disekap oleh David. Pria itu pun mendekat: “Kamu mau kakek datang dan menonton langsung, hm?”

Suara Bella mengendap dibawah telapak tangan David yang menyekap mulutnya dan tidak terdengar jelas: “Apakah kamu tidak takut terdengar oleh kakek?! Aku datang kesini bermaksud baik memasak untuknya, tapi kamu malah menggunakan kekerasan kepadaku!”

“Aah, kamu kira beliau tidak tahu?” David mengerahkan tenaga untuk tangannya dan celana dalam Bella pun berubah menjadi seonggok kain yang dibuangnya ke samping. Tentu saja Bella sontak menjadi kaget dan tercengang, dengan reflek menambah tenaga untuk merapatkan kakinya. Tangan David terkurung di dalamnya, maju-mundur pun tidak bisa. David dengan ringan tertawa: “Hanya dengan sekali cium, aku tahu bahwa sup ayam itu telah ditambahkan sesuatu. Kakek juga tidak tahu dimana membelinya, rasanya kuat sekali. Tapi ternyata hasilnya memuaskan.”

Bella setengah mati berusaha merapatkan kedua kakinya: “Kamu tahu kalau sup itu aneh dan masih meminumnya?! Jiwamu benar-benar melayang, ya!”

Telapak tangan David yang lincah tentu saja mengeluarkan tenaga yang hebat, ia merenggangkan kedua kaki Bella dan dilingkarkan diatas pinggangnya. Sebelah tangannya yang lain menggenggam pinggang Bella dan menekannya dengan dalam——

“Mmmmh...” Sudah lama tidak melakukannya, David pun mengelepaskan desahan kepuasannya.

Rasa sakit yang dirasakan Bella saat ini sampai membuat ujung kepalanya mati rasa. David benar-benar menyerangnya secara penuh, tidak menghiraukan apakah Bella sudah siap atau tidak. Pria itu dengan paksa memasukkannya ke dalam medan perang.

Bella menggertakkan giginya dan mengigit bahu David.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu