My Cold Wedding - Bab 186 Karnaval Terakhir

Hati Bella kacau.

David masih ada urusan dan sibuk. Kedatangan Tuan ke-5 Qi membuat Kota Harriford menjadi ketakutan. Bella bertanya pada Albert, ingin meminjam telepon darinya. Setelah mendapat pinjaman telepon, Bella langsung menelpon Bibi Mei yang ada di Australia.

Bibi Mei yang menerima telepon dari Bella, terdengar jelas sangat senang, "Echo, nomor teleponnya adalah nomor telepon Cina, apa kamu sudah kembali ke negara asalmu?"

"Iya, aku kembali dan belajar di sini selama satu tahun." Bella menyapa Bibi Mei dan Paman Zay. Mengetahui bahwa kedua orang tua itu dalam keadaan sehat dan senang, hatinya juga diliputi kesenangan.

Saat mengungkit tentang Nino Ning, Bibi Mei menghela napas, "Aku yang bersalah pada anak itu, untung saja ada kamu, jika orang lain, aku benar-benar tidak tenang menyerahkan Nino ..."

Bella menghiburnya beberapa kalimat, lalu kembali pada topik utama, "Bibi Mei, aku ingin bertanya, saat kalian menemukan Nino, apa juga di pelabuhan?"

Bibi Mei mengingat sebentar, kemudian berkata, "Saat itu Paman Zay-mu pergi ke pelabuhan untuk mengambil barang, lalu melihat ada seorang wanita kasihan yang hamil. Bajunya terlihat elegan, namun tingkah lakunya tidak ada bedanya dengan imigran gelap yang diam-diam datang. Karena melihat Paman Zay-mu juga adalah orang Cina, dia meminta tolong pada Paman Zay ..."

Bella bertanya, "Bagaimana dengan ayah dari anak itu? Apa mati dalam perjalanan menuju sana?"

"Kata wanita itu, mati dalam perjalanan. Tapi kita belum pernah bertemu dengan pria itu. Selanjutnya, aku dan Paman Zay-mu juga pernah membicarakan hal ini, baju yang ia pakai sangatlah mahal, bagaimana mungkin adalah imigran gelap? Mungkin karena ia membuat masalah, jadi kabur ke sini."

Bibi Mei menghela napasnya, kemudian lanjut berkata, "Dia juga sebenarnya sangatlah kasihan. Hari kedua setelah sampai di toko, ia langsung melahirkan Nino. Paman Zay-mu mengantarnya ke rumah sakit dengan pick-up mini, rumah sakit negara terlalu banyak antrian, sedangkan rumah sakit swasta semuanya sangatlah berprasangka buruk, mengira datang ke sini karena ingin menjadikan anaknya warga negara Australia, jadi tidak ada satupun yang mau menerima dia. Akhirnya ia langsung melahirkan di dalam mobil, tak lama setelah melahirkan, ia tak bernapas lagi, bahkan anak pun tidak sempat dilihatnya."

Bella mendengarkan dalam diam, keruatan di dahinya semakin lama semakin dalam.

Bibi Mei bertanya, "Echo, apa kamu ingin mencari keluarga Nino? Jangan ya, aku takut keluarganya yang ada di Cina memiliki musuh ... Jika kamu tidak ingin merawatnya, maka antar dia balik ke sini. Bahkan jika harus membuka toko bebek panggang lagi, aku juga akan merawat anak itu hingga besar ..."

"Bukan, bukan," Bella cepat-cepat menjelaskan, "Karena keluarga Nino ... Datang mencari ke sini."

"Benarkah?" Bibi Mei panik, "Bagaimana keluarganya? Kondisi keluarganya seperti apa?"

Tuan ke-5 Qi-kah? Bella menjawab, "Yang datang ke sini adalah kakek dari Nino, ia memiliki kekuasaan yang sangat besar, kondisi keuangan keluarga mereka seharusnya baik, sangat baik ..."

"Wah, kalau begitu baguslah ..." suara Bibi Mei dari seberang sana terdengar sangat senang, juga sedikit sedih, "Echo, sebenarnya bertambah satu orang yang sayang pada Nino juga baik ..."

Bella menjawab beberapa kalimat, kemudian menutup sambungan telepon.

Bertambah satu orang yang sayang pada Nino memang baik, tapi dengan latar belakang Tuan ke-5 Qi, apa juga mengharapkan Nino menjadi orang seperti itu?

Meskipun tahu bahwa Nino dan Tuan ke-5 Qi memiliki hubungan darah, tapi Bella tetap tidak rela Nino meninggalkan sisinya.

Bella mengulurkan HP kepada Albert dan bertanya, "Dimana Nino?"

"Bermain di sebelah," jawab Albert, "Apa perlu aku menyuruhnya untuk kembali?"

Kebetulan, tubuh Nino yang kecil berjalan masuk, dengan sedikit tidak enak hati berhambur ke dalam pelukan Bella, kemudian berkata dengan suara kecil, "Ibu, aku ingin kencing ..."

Bella mengendongnya lalu berkata pada Albert, "Aku bawa dia dulu ke toilet, sebentar saja."

Albert segera mengeluarkan walkie-talkie-nya, memanggil beberapa pengawal, mengapit Bella dan Nino di tengah. Setelah mereka masuk, ia dan para pengawal baru menjaga di depan pintu kamar mandi.

Keadaan ini, membuat Bella merasa was-was.

Nino sudah ada kesadaran untuk menjadi 'pria sejati', saat kencing tidak ingin diikuti oleh Bella, dengan kakinya yang pendek berlari masuk ke dalam toilet pria.

Bella menunggu di luar, membuka keran dan ingin mencuci tangan.

Tiba-tiba, dari cermin sebuah bayangan hitam melesat dengan cepat.

Bella terkejut, dengan cepat berbalik untuk melihat, baru saja berbalik, bau yang sangat menyengat hidung langsung masuk ke dalam hidungnya. Tubuh Bella langsung menjadi lemas.

"Albert ..."

"Nona Bella lebih baik jangan berteriak, jika tidak, aku tidak bisa menjamin kamu dapat keluar dengan aman."

Suara yang dingin dan berat membuat Bella tersadar seketika.

"Apa yang mau kamu lakukan?" Bella dengan lemas terjatuh ke atas lantai, hanya bisa melihat bentuk pria tersebut dari cermin. Jika tidak salah ingat, orang ini baru saja ia temui.

Yaitu di dalam ruang rapat, saat dia dan Tuan ke-5 Qi bersalaman, orang itu berdiri di belakang Tuan ke-5 Qi.

Pria itu jongkok, mengulum bibir membentuk sebuah senyuman, "Nona Bella, Tuan ke-5 Qi ingin mengundang Anda untuk minum segelas kopi."

Bayangan orang itu menutup sinar cahaya, pandangan Bella tiba-tiba menjadi gelap, Bella bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya sendiri. Bella memaksakan diri untuk tetap bersikap tenang, "Apa ini adalah cara mengundang orang minum kopi?"

"Cara mengundang yang seperti ini sudah termasuk baik," pria itu berkata, "Jangan berpikir untuk berteriak minta tolong lagi, kecuali kalau kamu ingin bertaruh, apakah asisten David yang lebih cepat, atau pistolku yang lebih cepat."

Sambil berkata, Bella merasa punggung bagian atasnya tertempel benda yang dingin, menjadi tanda peringatan kepadanya.

Bella memantapkan pandangan, kemudian berkata, "Boleh jika mengundangku minum kopi, akan tetapi sekarang aku adalah milik perusahaan LS, aku harus meminta izin dulu pada pimpinan saya."

"Nona Bella benar-benar sangat tenang," Pria itu menyimpan kembali pistolnya, "Wanita pada umumnya pasti sudah ketakutakan hingga tak tahu harus bagaimana, pilihan David Li lumayan bagus juga."

"Kuanggap kamu sedang memujiku?"

"Puji atau tidak, tidak masalah. Nona Bella, tidak perlu minta izin lagi, kita pergi sekarang saja, kenalan lama-mu sedang menunggumu."

Kenalan lama?

Bella dipapah berdiri oleh pria tersebut, dua tangan pria itu mengangkatnya, dan dari lubang angin yang berada di atas tiba-tiba terulur tangan untuk menangkapnya, yang kemudian menariknya dengan cepat ke atas -----

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu