My Cold Wedding - Bab 39 Kamu Tidak Aman Sendirian
”Ya, ya, benar, mari makan, merayakan kerja sama kita semoga berjalan dengan bahagia!” Valdo adalah orang yang sangat berpengaruh, jika ada dia, suasananya tidak akan sepi dan canggung.
Bella berhasil menyelinap pergi, kembali ke tempatnya semula, mengambil sumpit dan dengan tenang makan sayurnya.
Malam ini terjadi hal yang luar biasa mengejutkan, fokusnya belum kembali.
Gedung mewah dengan 99 lantai, Dia tadinya masih bisa berpikir dengan cepat, sekarang otaknya kosong melompong, apa itu panjang, apa itu lebar, apa itu rasio, semuanya benar-benar kacau.
Dan dia juga membuat kesalahan, dia berhasil melakukannya, selama 8 tahun, dia akhirnya bisa membuktikan bahwa dia bisa, meskipun di waktu ini, dia datang terlambat.
Matanya tak sengaja bertemu tatap dengan David, Bella mau tak mau mengakui, meskipun ia telah melepaskannya, tapi keinginan kuat David untuk menyakiti wanita masih sangat besar.
pandai bicara dan punya rasa percaya diri, kadang sombong, kadang rendah hati, penampilannya tampan berlebihan.
10 tahun yang lalu Bella menyukai seseorang seperti dia, itu adalah hal yang sangat normal.
David, lelaki ini, tak peduli bertemu wanita manapun, takutnya ini adalah sebuah kehancuran. Dia memiliki semua pesona yang dimiliki oleh pria, bahkan mengerutkan kening saja, dia bisa terlihat tampan sekali.
10 tahun kemudian, Bella akan segera menginjak usia 29 tahun, sudah melewati masa-masa menjalin romantis bersama pasangan, dia juga tidak sadar pandangannya tertarik kepadanya, jangan bandingkan dengan dirinya 10 tahun yang lalu yang tidak tahu apa-apa.
Berpikir seperti ini, Bella juga merasa sedikit lega, juga merasa sedikit iri pada kakaknya, Anqila.
Memiliki cinta dari seorang pria yang seperti itu, dia pasti punya banyak keberuntungan.
Sayangnya nyawanya tak baik, tidak kuat menerima keberuntungan seperti ini.
“Boleh kuantar nona Bella?”
Suara David menyadarkan lamunan Bella, saat mendongak melihatnya, di sekitarnya, dimana ada kerumunan Valdo dan teman-temannya?
Meja makan yang begitu besar, hanya ada Bella dan David.
“Pak valdo dimana?”
“Kamu tidak melihat dia tadi baru saja mengantar orang-orang kembali ke kantor?”
Bella meliriknya, dia sadar bahwa dia terus memperhatikan David, sama sekali tidak memperhatikan Valdo dan rombongannya meninggalkan tempat itu…… yang paling buruk adalah hal itu diketahui oleh David.
“jangan menatapku, lihat makananmu.” Kata David: “potongan tofu di depanmu sudah kamu ubah menjadi bubur.”
Bella menjadi gugup, dia menaruh sumpitnya lalu berdiri: “saya tidak ingin merepotkan pak David, saya bisa pulang sendiri.”
David mengikutinya berdiri, “kamu masih tinggal di night feast club house?”
“masih.” Dia membasahi bibirnya, “kalau begitu…… saya pulang duluan, semoga kerja sama kita berjalan lancar.”
“Bella,” David memanggilnya : “hanya ada kita berdua disini, masih akan terus bersikap seperti itu?”
Bella menghentikan langkahnya.
David perlahan berjalan ke arahnya, “aku akan mencoba yang terbaik untuk memberikan kompensasi kepadamu atas kematian asisten rumah tanggaku, yang telah memberatkanmu.”
“kalau begitu saya banyak berterimakasih pada Anda, pak David.” Bella menyela perkataannya: “jika Anda benar-benar ingin membantu memberikan saya kompensasi, tolong secepatnya luangkan satu hari waktu Anda, kita pergi ke kantor urusan sipil untuk mengurus prosedur perceraian, saya sudah tidak ingin berlarut-larut.”
Wajah David menjadi sendu, “jika aku punya waktu, aku akan memberitahumu.”
“baiklah, saya akan menunggu pemberitahuan dari pak David, semoga tidak lama.” Bella menghela napas panjang, “kejadian di kapal pesiar waktu itu…… walaupun bukan atas dasar kesengajaan, tapi mengakibatkan masalah yang sekarang terjadi, saya benar-benar minta maaf, jadi saya berharap kita bisa secepatnya bercerai, lalu Anda juga dapat secepatnya menikahi Cindy, jika hal ini sudah berlalu, tidak akan banyak berita yang tersebar di internet.”
David tidak membahas topik itu lagi, ia berkata: “sekarang sudah tidak ada bus umum lagi, mari kuantar kamu pulang.”
“tidak usah, aku……”
“bahkan kuantar pakai mobilku, kamu juga tidak bersedia? Takut ketahuan James?”
Bella tidak bisa berkata-kata: “tidak ada hubungannya dengan dia.”
David berkata: “jika kamu benar-benar tidak ada hubungannya dengan dia, apa yang kamu takutkan?”
“aku tidak takut,” Bella memalingkan wajah, “kita akan segera bercerai, jarak yang harusnya dijaga harus tetap dijaga, aku tidak mau digossipkan oleh media massa lagi.”
“kamu khawatir dengan media massa?”
“…… tentu saja”
“atau khawatir ketahuan oleh james?”
“David!” kemarahan Bella pada akhirnya tersulut: “kenapa kamu menggunakan pikiran seperti ini untuk menspekulasi orang lain? Dalam pernikahan, adanya Cindy yang tidak tepat, apakah aku mengatakan sesuatu padamu? Aku hanya memintamu menyerahkan anak, dan membiarkan aku merawatnya dengan tenang, bahkan permintaan kecil seperti ini kamu tidak puas…… lupakan saja, buat apa aku mengatakan hal ini, sudah malam, aku harus segera pergi.”
Pergelangan tangan bella dicengkeram oleh david: “sudah terlalu larut, tidak aman jika kamu pergi sendirian, aku akan mengantarmu.”
Apa yang ingin David lakukan?!
Bella tertawa dingin, “Night feast club house lebih aman daripada di jalan pada malam hari, bukankah aku sudah biasa? Lepaskan tanganku.”
Tangan david mencengkeramnya lebih erat, “kamu mengingatkan aku, nantinya jangan tinggal di night feast club house lagi, aku akan membantumu mencari rumah baru.”
“aku tidak butuh!”
“kamu butuh 24 jam waktu yang bisa kucari setiap saat, aku tidak suka menunggu orang,” David menyuruh Asisten Albert: “di gedung sekitar perusahaan LS, cari apartemen kecil, yang aman dan tidak banyak diketahui orang.”
“baik pak David.”
Bella sedari tadi berusaha melepaskan tangannya, kulit di pergelangan tangannya sudah dicengkeram sampai merah oleh david, tak ada tanda-tanda ia akan melepaskannya. “David, apa maumu melakukan ini? Kita akan segera bercerai, lalu kamu dengan cindy, mengapa masih menyeretku? Aku punya tempat tinggal, lagipula aku juga tidak sanggup membayar biaya sewa tempat tinggal disitu!”
”jika ruangannya sudah sesuai aku bisa membelinya, kamu tidak perlu membayar uang sewa, hari ini adalah malam terakhirmu tinggal di night feast club house, pulanglah.” David sedikit menggunakan paksaan, Bella mau tak mau ditarik olehnya jalan ke depan.”
Basement rumah makan itu adalah tempatnya parkir, disana sudah ada mobil maybach silver miliknya.
David membukakan pintu, dan mendorong Bella masuk ke dalam mobil, lalu menutup pintu, dia sendiri yang duduk menyetir, dia menyalakan mobil.
kring-------
Baru sebentar melaju, mobilnya berhenti, david melihat layar ponsel, ada telepon masuk, dia mengerutkan dahinya.
Tapi ponselnya terus berdering.
David menjawab teleponnya: “cindy?”
“David, ini sudah larut, kenapa kamu masih belum pulang? Keluarga sangat merindukanmu……”
“kakek sedang tidak enak badan, beberapa hari ini aku menginap di rumah lama untuk merawatnya.”
Bella memutar bola matanya, pria memang dilahirkan untuk pandai berbohong.
di telepon, Cindy punya beberapa keluhan, dia menahan kesabaran untuk menerima alasan-alasan david, dia juga tidak enak untuk menyuruhnya untuk tidak pergi, dia hanya bisa berkata: “David, bulan ini aku cuti hamil, aku berpikir bisakah aku……”
“kamu tidak usah berpikir terlalu banyak,” David melihat ekspresi bella yang tidak masuk akal, lalu memutus perkataan cindy: “sudah ke dokter?”
“belum, tadinya mau menunggu kamu pulang dulu, besok kita pergi bersama……”
Sebelumnya Cindy pernah keguguran, sangat susah baginya untuk mengandung lagi, David mau tidak mau harus memperhatikannya, “oke kalau begitu, aku akan pulang.”
“yess! Kalau begitu aku akan menunggu di rumah!”
“oke”
“telepon ditutup, Bella dengan sengaja tertawa: “saya sangat berterima kasih atas kebaikan hati pak David, hari ini saya tidak mau merepotkan, sampai bertemu besok di kantor.”
Selesai bicara, dengan sendirinya ia turun dari mobil, berjalan sampai pintu keluar restoran, naik ke dalam taksi, lalu mengatakan alamat night feast club house, tidak lagi melihat mobil maybach di belakang, tidak peduli apakah mobil itu sudah keluar, dan mengarah kemana mobil itu pergi.
Novel Terkait
Menaklukkan Suami CEO
Red MapleMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinCinta Tapi Diam-Diam
RossieLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMy Cold Wedding×
- Bab 1 Pernikahan Yang Hancur
- Bab 2 Tidak Mau Bercerai, Saya Hanya Bisa Membiarkan Dirinya Kehilangan Pasangannya
- Bab 3 Sepertinya Perkataan Saya Tidak Kamu Ingat Dengan Baik
- Bab 4 Kamu Menggangap Saya Tidak Berani Membunuhmu?
- Bab 5 Musuh Yang Tidak Dapat Di Kalahkannya
- Bab 6 Derita yang Dia Rasakan Harus Kamu Rasakan Juga
- BAB 7 Tidak Punya Jalan untuk Melarikan Diri
- Bab 8 Asalkan Bisa Menyelamatkan Satu Nyawa
- Bab 9 Harga Dirinya Terjual
- Bab 10 Ini Adalah Takdir Wanita
- Bab 11 Orang Lain Tidak Menginginkanmu, Tetapi Aku Menginginkanmu
- Bab 12 Gimana Jika Dia Benar-benar Mati?
- Bab 13 Berikan Kompensasi Anqila Pada Cindy
- Bab 14 Kebeneran Berdarah
- Bab 15 Melihat Ke Belakang
- Bab 16 Mengapa Kamu Tidak Bisa Mempercayaiku, Meskipun Hanya Sekali?
- Bab 17 Aku akan Memenuhinya dalam Waktu Satu Hari
- Bab 18 Diluar Kebenaran
- Bab 19 Aku Tidak Membunuh
- Bab 20 Kehidupan Di Penjara
- Bab 21 Video Pengawasan
- Bab 22 Pertempuran Pertama
- Bab 23 Dia Tidak Mengecewakanku, Rupanya Cukup Ganas
- Bab 24 Kita Akan Bertemu Lagi
- Bab 25 Kehidupan Yang Berantakan
- Bab 26 Kenyataan Memaksaku Untuk Menjadi Cuek
- Bab 27 Kehangatan yang Lama Tak di Rasakan
- Bab 28 Besok Kita Cerai
- Bab 29 Bukannya Aku Tak Pernah Berusaha
- Bab 30 Aku Tak Melihat Apapun
- Bab 31 Sahabat Wanita Yang Antusias
- Bab 32 Aku Sudah Cukup Dipermalukan
- Bab 33 Gosip Yang Merajalela Di Dunia Maya
- Bab 34 Kamu Ada Bukti Apa Berani Mengatainya
- Bab 35 Aku Menunggu Surat Pengadilanmu
- Bab 36 Grup A dan B
- Bab 37 Karyawan Sementara
- Bab 38 Masih Ingat Impianku Waktu Kecil?
- Bab 39 Kamu Tidak Aman Sendirian
- Bab 40 Masalah Reputasi Individu
- Bab 41 Siapa Bilang Kamu Tidak Mampu Membelinya
- Bab 42 Jelas Jelas Aku Sedang Memarahimu
- Bab 43 Keputusan Bukan Ditangannya
- Bab 44 Bahaya Ketika Mabuk
- Bab 45 Keluar Dari Mulut Harimau
- BAB 46 Rahasia ANQILA
- Bab 47 Bella, Kemari!
- Bab 48 Meskipun Aku Dijual, Aku Juga Tidak Akan Mau Uangmu
- Bab 49 Kalau Begitu Tidak Usah Cerai
- Bab 50 Aku Bukanlah Anqila
- Bab 51 Pesta Makan Menjelang Perceraian
- Bab 52 Sepertinya Ia Tidak Terburu-buru Untuk Bercerai
- Bab 53 Kamu yang Paling Mengerti Dia
- Bab 54 Ide Yang Cukup Bagus
- Bab 55 Aku Memiliki Cara untuk Menangkapmu Kembali
- Bab 56 Tangan Mana yang Menyentuhnya?
- Bab 57 Selera Yang Aneh
- Bab 58 Sengaja Mempersulit
- Bab 59 Spesifikasi Bercerai
- Bab 60 Bersiap Untuk Pergi Keluar Negeri
- Bab 61 Dia Sedang Mandi, Ada Perlu Apa, Sampaikan Saja Padaku
- Bab 62 Uangnya, Anggap Saja Aku Yang Meminjamnya Darimu
- Bab 63 Bella Akan Kembali Kujaga
- Bab 64 Mungkinkah Hamil?
- Bab 65 Lahir Kalau Memang Ada
- Bab 66 Masyarakat Di Kota Ini Bermain
- Bab 67 Apakah Kamu Merasa Sekotor Itu?
- Bab 68 Panggil Saya Suamimu
- Bab 69 Karena Sudah Tidak Peduli, Baru Bisa Sesadis Ini
- Bab 70 Masa Lampau Itu
- Bab 71 Selamat Tinggal,David
- Bab 72 Perceraian
- Bab 73 Petemuan Ini Seperti Takdir
- Bab 74 Kenapa Tidak Berani Melihatku
- Bab 75 Menjadi Kekasihku
- Bab76 Dia Tidak Punya Kaki Sampai Harus Di Antar?
- Bab 77 Aku Memberikanmu Satu Kali Kesempatan Untuk Mencintaiku
- Bab 78 Dijual Ke David
- Bab 79 Hanya Menyampaikan Ini, Jaga Diri Dengan Baik
- Bab 80 Perjodohan
- Bab 81 Adegan Familiar
- Bab 82 Petani Dan Ular
- Bab 83 Ini Hanya Kompensasi
- Bab 84 Mulai Sementara
- Bab 85 Menjalankannya Bersama Akan Ada Hasil
- Bab 86 Bella, Jalan Kita Masih Panjang
- Bab 87 Anak Tidaklah Bersalah
- Bab 88 Jika Ini Semua Bukanlah Cinta
- Bab 89 Kakak Ipar
- Bab 90 Identifikasi Orang Tua-Anak
- Bab 91 Kamu Hanya Menganggap Saya Masa Lalu
- Bab 92 Lagu Ulang Tahun
- Bab 93 Bersama Dalam Kesulitan
- Bab 94 Saya Tidak Bilang Selesai
- Bab 95 Willy
- Bab 96 Kita Menikah Kembali
- Bab 97 Atas Dasar Wanita Saya
- Bab 98 Balas Dendam Cindy
- Bab 99 Aku Tidak Taruhan Dengan Orang Gila
- Bab 100 Apakah Kamu Pernah Mencintaiku?
- Bab 101 Hanya Bisa Memilih Satu
- Bab 102 Aku Adalah Bajingan
- Bab 103 Aku Tahu Kamu Tidak Mencintai Aku
- Bab 104 Mimpi Besar Dan Belum Tersadar
- Bab 105 Berakting
- Bab 106 Bella, Aku Datang Mencarimu
- Bab 107 Jangan Usir Aku
- Bab 108 Pertunjukkan dari Ketiga Laki-laki
- Bab 109 Konfrontasi Kamar Mandi
- Bab 110 Bajingan Kecil
- Bab 111 Mesin Cuci Yang Kesepian
- Bab 112 Ibu-Anak Anti-View
- Bab 113 David Adalah Lelakiku
- Bab 114 Jika Kamu Tak Buka, Aku Yang Bantu Membukanya
- Bab 115 Kejujuran
- Bab 116 Aku Pasti Bisa Membawamu Ke Puncak
- Bab 117 Harga Diriku Melarangku Mengulangi Kesalahan Yang Sama
- Bab 118 Kembalilah, Ya?
- Bab 119 Menikah Dengan Sekali Lagi
- Bab 120 Kita Menikah Saja
- Bab 121 Tidak Bisa Berhasil Belajar
- Bab 122 Gembi Gu Dalam Bahaya
- Bab 123 Aku Ingin Kamu dengan Senang Hati Menikah Denganku
- Bab 124 Mulai Hari Ini, Kamu Harus Selalu Berada di Sampingku
- Bab 125 Hutang Wanitaku, Biar Aku Yang Membayarnya
- Bab 126 Keadaan Yang Baik
- Bab 127 Semua Ini Karena Sup Ayam
- Bab 128 Di Antara Kita Mana Ada Lagi Hubungan Keluarga Yang Bisa Dianggap
- Bab 129 Kebenaran Yang Tersembunyi dan Terlihat
- Bab 130 Akulah Alasannya
- Bab 131 Ucapan Buruk Yang Menjadi Nyata
- Bab 132 Menggoda
- Bab 133 Mengulang Trik Lama
- Bab 134 Aku Pernah Mencintaimu
- Bab 135 Bawa Aku Pergi
- Bab 136 Ayuk Ke Pantai
- Bab 137 Pembunuh
- Bab 138 Melarang
- Bab 139 Pergilah, Aku Membiarkanmu Pergi
- Bab 140 Kecepatan Hidup dan Mati
- Bab 141 Kali Ini, Giliranku Yang Menunggumu
- Bab 142 Patah Hati
- Bab 143 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 144 Aku Hanya Mau Satu Jawaban
- Bab 145 Memulai Kehidupan Baru
- Bab 146 Negara Asing
- Bab 147 Jika Suatu Hari Nanti Aku Bisa Melupakannya
- Bab 148 Tom
- Bab 149 Di Dunia Ini, Mana Ada Begitu Banyak
- Bab 150 Ditakdirkan Bersama tapi Terpisah oleh Lautan
- Bab 151 Selamat Tinggal yang Tidak Bisa Terucapkan
- Bab 152 Aku Membencinya, Aku Mencintainya
- Bab 153 Reinkarnasi Kehidupan
- Bab 154 Aku Akan Membayarnya dengan Segala Milikku
- Bab 155 Kembali ke Negeri Asal
- Bab 156 Berpapasan yang Terlewatkan
- Bab 157 Jika Suatu Hari Aku Membohongimu
- Bab 158 Eric Lee
- Bab 159 Dia Adalah Sumber Segala Ketakutanku
- Bab 160 Jangan Menolakku Ya
- Bab 161 Pada Akhirnya Kembali Bertemu
- Bab 162 Kamu Masih Membenciku
- Bab 163 Bintang di Langit, Dia di Hati
- Bab 164 Hanya Masa Lalu
- Bab 165 Tidak Ada Satupun Yang Bisa Dibandingkan Dengannya
- Bab 166 Aku Hanya Ingin Berbuat Baik Kepadamu
- Bab 167 Menebus Kesalahan
- Bab 168 Hebat
- Bab 169 Pengajaran Berkualitas
- Bab 170 Hai Orang Asing
- Bab 171 Mengadu Kecerdasan dan Keberanian
- Bab 172 Masih Ada Berapa Lama Waktu Dihabiskan Untuk Merasa Kesal
- Bab 173 Kapitalis Jahat
- Bab 174 Hati Kecil
- Bab 175 Keangkuhan, Fanatik, Sok Berkuasa, dan Tidak Gampang Menyerah
- Bab 176 Tuan Kelima
- Bab 177 Identitas Nino
- Bab 178 James-- Pahlawan Tanpa Tandingan
- Bab 179 James Pahlawan tiada tanding
- Bab 180 James-- Pahlawan Tanpa Tandingan (3)
- Bab 181 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 182 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya (5)
- Bab 183 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya (6)
- Bab 184 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya (7)
- Bab 185 James Tang Ekstra - Pahlawan Yang Tidak Ada Bandingannya (8)
- Bab 186 Karnaval Terakhir
- Bab 187 Pertaruhan Hidup
- Bab 188 Biar Aku yang Menemanimu Mati
- Bab 189 Jangan Tanya Tentang Masa Depan
- Bab 190 Epilog
- Bab 190 Epilog (2)
- Bab 191 Epilog (Benar) (1)
- Bab 191 Epilog (Benar) (2)
- Bab 192 Bagian Ekstra 一 Kehidupan Setelah Pernikahan (1)
- Bab 192 Bagian Ekstra 一 Kehidupan Setelah Pernikahan (2)
- Bab 193 Wawancara Suami Istri
- Bab 194 Bagian Ekstra James Tang —— Pahlawan Hebat (7)
- Bab 195 Bagian Ekstra James Tang —— Pahlawan Hebat (8)
- Bab 196 Bagian Ekstra James Tang —— Pahlawan Hebat (9)