My Cold Wedding - Bab 139 Pergilah, Aku Membiarkanmu Pergi

Tangan Bella di pegang sangat erat olehnya, keringat memenuhi tangan keduanya.

Setelah beberapa lama, David kembali kepada suaranya, tenggorokkannya seperti tersendat, "Bella, terakhir kali.... beri aku kesempatan sekali lagi, saya janji terakhir kali....."

Mendengar David sangat memohon, Bella merasa tidak enak.

Dulu, dia selalu berharap David dapat mempercayai perkataannya, walaupun ada sedikit keraguan, dia akan sekuat tenaga mempertahankan pernikahannya.

Tetapi sekarang, dia seperti sudah dicabut keluar, ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak tahu bagaimana mengatakannya.

Masa lalunya dengan David, sehari semalam tidak selesai dibicarakan, rasanya, seperti orang yang minum air dingin dan sadar, tetapi sekarang, dia telah kehilangan keberanian untuk mencintai seseorang.

"Tidak perlu," Bella dengan dingin berkata seperti menyimpulkan masa lalunya dengan satu kata, siapapun sudah tidak penting, seperti sebuah buku yang tidak ada penyelesaian, terpaksa untuk di selesaikan, "David, mulai sekarang sampai selamanya, kita jangan berhubungan, juga jangan saling bertemu."

Setelah itu, dia dingin menarik tangannya, David menahannya, Bella menggunakan tenaga melepaskannya, tangan yang dipegang menjadi merah.

Tangan James kering dan hangat, dia pelan-pelan meniup tangan Bella yang merah, menggunakan bibir meniup: "Sudah selesai bicara?"

Bella mengangguk: "Sudah, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi."

"Kalau begitu kita pergi." James mengangkat tangannya dan menaruhnya di pinggangnya, "Pak, pacar saya sangat mengerti orang dan baik hati, masalah hari ini walaupun dia tidak memohon, saya menghormati dia, silahkan di lanjutkan, kita pergi dulu."

James membawa Bella membalikan badan, terdengar suara "Peng", pintu tertutup.

Albert membawa bodyguard untuk berjaga di pintu.

James menaikan suaranya: "Apa maksud kamu?"

"Tidak ada maksud, kalian sudah datang, untuk apa buru-buru pulang," David berkata, matanya tertuju ke pelayan: "Acara dilanjutkan."

Pelayan rumah duka segera melanjutkan.

Untungnya, tinggal acara penutupan, segera akan selesai.

Akhirnya pintu besar kembali di buka, para tamu satu persatu pergi.

Di dalam ruangan, hanya bersisakan tiga orang saling menatap, sampai polisi juga diminta keluar.

James melindungi Bella, bibirnya senyum menyindir: "Beberapa bodyguard siap menahan saya?"

"Saya sudah tahu keahlianmu, saya tidak bisa menahanmu, saya hanya ingin Bella tinggal." David dingin: "Bella, kesini."

James tertawa kesal: "kamu sekarang ingin menahannya? dia tidak berhutang denganmu, bahkan dengan keluargamu!"

"Saya berhutang padanya," David dengan suara kecil, "saya ingin mengembalikannya seumur hidup."

James marah: "Kalau begitu biarkan dia pergi!"

"Tidak bisa," David tefas, "Bella, saya berhutang padamu, saya bisa mengembalikan sama kepadamu, tetapi saya seumur hidup tidak bisa melepaskanmu lagi."

"Ah!" James tertawa dingin: "Posisi apa yang membuat Bella terjebak seumur hidup?!"

"Karena saya berbicara, saya juga dapat melakukan."

"Kamu begini buat Bella adil? Dari awal sambil akhir, kamu pernah memikirkannya sedikit?" James menendang sofa di sebelahnya,

Sampai beberapa ikan di sebelah karena terguncang jadi terjatuh: "Sial kamu David, terkutuk!"

James mengangkat pukulannya dan ingin menonjok David.

Peng——

David tidak menghindar, menggigit giginya dengan keras, kepalanya menjadi sedikit panas, darah segar mengalir di kepalanya, terjatuh di lantai.

Darah menetes di matanya, dia hanya dapat memejamkan matanya, mata satu lagi melihat Bella yang berdiri.

"Pergi," Dia bilang

Sedetik kemudian, James mengangkat dia dengan mencekik lehernya.

David mundur, bersandar pada tembok, dia terbatuk, bibirnya mengeluarkan darah.

"Kamu kenapa tidak membalas? David, balas! kita berkelahi" James marah, "Kamu begini maksudnya apa?"

David dibantu tembok untuk berdiri, "Kecuali saya hari ini mati, kalau tidak, Bella tidak dapat pergi."

"Kamu sialan berkata apa?!"

"Tidak bicara lagi," David menggeleng gelengkan kepala, "Bicara masuk akal apa, tentang masuk akal, Bella dapat meninggalkan saya."

"Fu........."

James menonjoknya lagi, suara angin terdengar, dibawah komando Albert, bodyguard memukul James.

James menendang beberapa orang, dia tidak dapat memukul semua, dia menggila, tidak dapat menang melawan puluhan bodyguard.

Ujung bibir David berdarah, dia pelan-pelan mendekati Bella, memaksa tersenyum, "Bella, pulang dengan saya....."

"Bella, jangan melembut!" James melihat ke arahnya, dengan tangan yang di pegang oleh bodyguard, menggunakan tenaga menekannya kebawah, bodyguard lain menahannya.

David tidak mencium, matanya hanya tertuju kepada Bella, dia tidak jauh, berdiri.

"Pulang dengan saya, kita lewati baik-baik, baik tidak?" David mukanya menyusut dan mukanya berubah: "Bella, kamu....."

Bella tidak tahu kapan, mengambil serpihan kaca, menaruhnya di lehernya.

David setiap maju selangkah, kaca semakin dalam, darah merah mengalir di lehernya.

"Cepat letakkan!"

"Diam!" Bella berkata: "Kamu maju selangkah, saya akan menusuknya."

"Baiklah......" David berhenti, hatinya lebih sakit daripada tubuhnya, dia tidak sadar mengangguk, "Baik, saya diam, kamu taruh kacanya, saya mohon, jangan menyakiti diri sendiri....."

Bella tidak terlalu mendengarkan.

Darah semakin banyak, dia menutup matanya, tenang: "David, lepaskan James, biarkan kami pergi."

Hati David sangat sakit, berkata: "Kamu masih mempedulikan dia?! peduli sampe mati juga mau pergi dengan dia?!"

"Benar!"air mata mengalir, memenuhi muka, suara Bella penuh dengan tenang yang aneh, "Kalau kamu memaksa saya, lebih baik saya mati, David, saya kasih kamu 10 detik, disini rumah duka, mengurus acara sangat mudah!"

"Sepuluh....."

David sangat lelah: "Bella, percaya kepada saya sekali lagi, terakhir....."

"Sembilan....."

"Aku harus bagaimana baru dapat menghentikanmu? kamu bicara, saya langsung pergi!"

"Delapan......"

"Bella...... saya mohon, boleh tidak?"

"Tujuh........."

David menguburkan mukanya, tidak ada tenaga.

"Enam........"

"Lima........"

"Empat........."

"Tiga.........."

Saat itungan ke tiga, Bella sudah mendekatkan kaca, darah mengalir, seluruh tangan memerah sekejap.

David berteriak "Tidak, Tidak....... Bella, saya mohon......."

"Dua........"

Bella seperti sudah tidak kesakitan, matanya menghitam.

"Satu......."

"Saya kalah," David bersandar pada tembok dan duduk: "Kamu pergi, saya mengerti, saya melepaskan kamu pergi......."

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu