My Cold Wedding - Bab 77 Aku Memberikanmu Satu Kali Kesempatan Untuk Mencintaiku

Direktur Guo meilhat dua bibir gadis itu dengan penuh ketertarikan,mengarah ke wanita seksi itu, dengat tatapan yang semakin meremehkan.

Jelas sekali Bella lebih tua, dan jelas Bella lebih berpengalaman, tapi kelihatan di tubuhnya seperti ada tulisan “keluarga baik.”

Direktur Guo mendatangi gadis yang dibuat Bella benci itu, menggelengkan kepala dan tertawa, terlihat seperti anak baik, tapi tidak.

Gadis seksi itu awalnya ingin membully Bella, untungnya ketika David sedang keluar, sekarang karena Bella minum minuman keras dengan alcohol yang tinggi, dalam waktu sebentar tidak tahu bagaimana meresponnya, dengan terbata-bata berkata "Aku....... Aku hanya........."

Bella awalnya tidak ingin mempersulitnya, kalau bukan karena terpaksa, apa mungkin dia mau keluar minum? Hanya ingin menghat sedikit uang.

"Urusan ini aku tidak mau tahu, kamu tunggu saja ladang emasmu, aku juga melayani punyaku, jadi air sumur kalian itu tiak tercampur ke air sungaiku."

Melihat wanita itu mengangguk, Bella membuang muka dan pergi ke depan meninggalkannya.

Direktur Guo memberikanya sebuah kartu, "Nona Bella, kamu masuk istirahat dulu saja, kamarnya sudah aku pesan, kamar nomor 2203, meninggalkan CEO David sendiri tidak baik."

Bella mengganggukan kepalanya dan naik ke lift.

Digesekan kartu itu dan masuk.

Baru ingin menutup pintu, terdengar suara dari luar.

"Bella, ini aku."

Melihatnya, Bella membukankan pintu dan mempersilahkannya masuk, "Jane, kenapa kamu bisa disini?"

Jane masuk dan menutup pintu "Mencemaskanmu, tapi bagaimana David juga bisa disini?"

Bella mengunci tangannya "Aku juga tidak tahu, mungkin kebetulan"

"Tidak mungkin...... Kebetulan yang seperti ini sangat hebat," dia memukul pundaknya, "Jangan terlalu dipirkan, aku melihatmu tadi sangat mendominasi, sampai membuat sapi wanita itu terdiam."

Bella tertawa tidak bilang apa-apa.

Jane melanjukan "Keluar sebentar seperti ini, siapa yang tidak punya cerita?"

Saat ingin keluar, Jane dengan serius menyerahkan kondom,"Jaga dirimu baik-baik, jangan seperti aku waktu itu, dengan bodohnya tidak tahu apa-apa."

Bella pergi menutup pintu, sambal menaruh kondom itu ke merja gelas the disana.

Untuk kebaikan David, dia tahu Direktur Guo juga tidak bisa apa-apa, mungkin benda ini tidak akan terpakai malam ini.

Dibukanya televisi, sedang disiarkan acara Bahasa canton, dia tidak engerti, dengan cepat dimatikan, naik ke Kasur dan main hp, dan tertidur.

Dalam keadaan setengah sadar, tiba-tiba dia merasa basah di bibirnya, lalu leher, dadanya. Dibukanya matanya dan kaget,

"David...... Bagaimana kamu bisa disini?"

David tidak mengangkat kepalanya, "Tentu saja aku buka dengan kartu, ini lantai 22, apa kamu pikir aku bisa terbang dan menembus dinding?"

Bella membenarkan tali bajunya yang turun dari bahunya, "Aku pikir tidak ada yang tidak bisa dilakukan olehmu."

"Aku lebih suka mengganti 'langit' dan 'bumi' menjadi 'kamu'."

Bella baru merespon, "Hari ini tidak memberimu sup ayam, cepatlah bangun!"

David digeser paksa olehnya, dan dengan tidak sabar menekan badannya, melihatnya sibuk membenahi bajunya, dengan tidak senang berkata "Direktur Guo membayarmu berapa?"

Bellaa berkata "Tidak ada urusannya denganmu."

"Tentu saja ada." David berkata "Aku sudah mentransfermu uang, seharusnya cukup untuk kamu melunasi hutangmu kepada James, kalau memang tidak cukup akan kuberi lagi, kamu tidak usah lanjut disini, mari kita kembali ke Harriford."

Bella berkata "Aku tidak akan kembali."

David dengan kesal "Jangan keras kepala."

"Aku bukan keras kepala," Bella menenangkan dirinya sendiri, membelakanginya, tidak membiarkannya melihat sisi lemahnya "David, aku tidak tahu kenapa sekarang kamu berkali-kali tetap muncul di depanku, tapi aku tidak ingin ada apa-apa lagi diantara kita."

David berdiri, dengan tegas berkata "Hubungan antara kita, bukan ketika kamu bicara bubar lalu bubar."

Bella tertawa pahit "Iya, aku adalah wanita pangilan yang bisa kau panggil, benarkan?"

David mengerutkan alisnya, "Kalau kamu berpikir demikian, aku juga tidak bisa apa-apa."

Dia menganggukan kepala, menunjukan dia sendiri mengerti, "Uang yang kamu masukan ke tabunganku akan aku kembalikan semua. David, kita sampai disini saja."

Dipeluknya dari belakang, tangannya mengelilingi pinggangku, "Tidak semudah itu. Bella, jangan begini, akui saja, kalau kau masih mencintaiku."

Bibir basahnya menempel ke punggungnya, "Aku memberikanya satu kali kesempatan untuk mencintaiku."

Menghadapi ini, aku tidak bisa berhenti, berada dalam dekapannya Bella tidak bisa bergerak, dengan tegap berdiri, tidak membalas, tapi tidak menolak, hanya dengan datar berbicara, seperti tetap tenang menghadapinya.

"Jika kesempatan ini ada di masa lalu, mungkin aku akan nangis dalam pelukanmu, merasa bersyukur. Tapi aku bukan Bella yang dulu lagi, aku menggunakan 8 tahun untuk menyingkirkanmu dari hidupku, aku sakit sampai ke tulang, pada saat aku sakit, kamu ada dimana?"

Tanpa menunggu David menjawab, Bella melanjutkan "Kamu ada disamping wanita lain, kalau bukan kakak, ya kamu ada Bersama Cindy, sekali demi sekali aku menasihati diriku, selagi aku masih jadi istrimu, kalau aku lebih giat menjadi istri yang baik, menghormati kakek sampai suami, menggantikanmu mengurus mendidik anak-anak....... Kalau aku tetap giat, kamu pasti akan tetap melihatku."

David menghentikan pergerakannya, dari hatinya ada rasa kepahitan "Bella......"

"Aku sudah mempertaruhkan semuanya, masa depanku, mimpiku, harga diriku... anakku, 8 tahun itu, setiap menit setiap detik sangat berarti." Bella mengehla nafas, suaranya mulai serak, melewati usia 28 tahun, setengah dari hidupnya ada David, ada kata-kata yang sudah menjadi air mata, seperti hari ini,keluar dari kepalanya, semua terucap, ada rasa tidak bisa mengontrolnya.

"Pisau ini satu per satu menancap dan meninggalkan bekas, aku? Kamu tahu setiap malam ada bau tikus yang lewat diatas bantal? Hari yang seperti itu sudah aku lewati selama 5 tahun, setiap harinya takut mati di penjara tanpa ada orang yang tahu."

Bahu Bella tidak berhendi menggigil, berusaha untuk tidak menangis, "Sekujur tubuhku ada bekas luka, semuanya itu kamu yang memberikannya, sekarang setelah sekian sulit, kau baru muncul lagi, sekali demi sekali kau ingatkan aku itu kejadian masa lalu, David, mau sampai kapan kamu begini?"

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu