My Cold Wedding - Bab 113 David Adalah Lelakiku

Setelah keluar dari kediaman Bella, Yolanda masih dengan histeris mengutuk, mengutuki dia tidak lebih dari seekor binatang jalang, mengutuki dia yang tidak punya hati nurani, mengutuki dia tidak lebih dari wanita jalang rendahan, yang seharusnya menghilang di pusat pengungsian, pantas di hina mati-matian oleh ribuan pria, dan jasadnya pantas di makan oleh anjing liar hingga yang tersisa hanyalah tulang.

Bella hampir bisa membayangkan nya, raut wajahnya yang pucat itu, menggambarkan hal yang sangat mengerikan dan penuh kebencian.

Seberapa kurang menyedihkan?

Seorang Ibu sangat menginginkan anak perempuannya di hina dan di injak-injak oleh orang-orang banyak, dan setelah meninggal tidak akan ada yang menerima abunya.

Dewa mana yang sudah dia buat tersinggung, hingga dia mendapatkan ibu seperti itu?

Delson pun mengejar keluar, dia tidak berani berlari, hanya bisa memanggil dengan tersendat-sendat:”Bella, jangan pergi, jangan pergi dulu…”

Bella mengkhawatirkan kondisi tubuh kakak laki-lakinya, hanya bisa menghentikan langkahnya.

Delson akhirnya menyusul, seluruh wajahnya lebih pucat dari sebelumnya, sambil mencoba mengambil nafas tanpa henti: “Bella, aku akan pergi dengan mencari Doni”

“Kak, kamu kembali saja ke rumah sakit, sejujurnya aku juga tidak yakin harus kemana mencari, aku hanya bisa mencoba mengunjungi beberapa tempat yang aku tau”

“Ayok, aku akan menemani mu,” Delson menepuk-nepuk bahu Bella: “Doni juga adikku, seorang kakak tidak boleh hanya duduk tidak peduli.”

Bella tidak bisa menolak Delson, kedua orang itu pergi bersama, naik taksi langsung menuju ke klub gay.

Mendengar mereka sedang mencari Doni, pelayan klub pun bercanda: “Memang nya kalian siapa nya?”

“Aku adalah kakaknya,” kata Bella: “Adikku dulu sering datang kesini, apakah kamu ada melihatnya akhir-akhir ini?”

“Kakaknya? Kalau begitu kebetulan, dia masih berutang kepada klub kita puluhan ribu dollar, kamu bantu dia lunas kan.”

Bella mengernyit: “Jadi sebenarnya dia….”

“Jika orangnya masih ada, harusnya sudah di kebiri, setelah turun dari ranjang dan memakai celananya masih juga tidak bayar, datang ke tempat kita untuk makan mewah? Nyalinya sungguh tidak kecil.

Keluar dari klub, Bella pergi lagi ke sekolah Doni, tetapi ternyata Doni sudah lama keluar sekolah, pihak sekolah juga tidak mempunyai petunjuk sama sekali.

Delson berkata: “Kita lanjut ke kantor polisi saja, mungkin disana sudah ada informasi.”

Saat sedang bersiap melewati jalan pintas ke terminal bus, beberapa wanita dengan dandanan yang nyentrik menghalangi jalan mereka.

Minimal mungkin ada sekitar puluhan anting-anting bergantungan di 1 telinga, memperhatikan Bella dari atas ke bawah: “Apakah kamu kakaknya Doni?”

Kelihatannya tidak ramah, Bella takut badan Delson tidak bisa bertahan, menarik Delson ke belakangnya: “Apa yang kalian inginkan?”

“Doni berhutang kepada klub kita sebegitu banyak, harus ada yang mengembalikannya, benarkan? Barusan kita membiarkan mu kabur, tapi kali ini tidak akan semudah itu.”

Ternyata anggota klub.

Bella melindungi Delson di belakang,”Aku juga sedang mencarinya, setelah menemukannya saya akan menyuruhnya untuk melunaskannya.”

“Kalau begitu sudah terlambat, cepat keluarkan uangmu,” Wanita itu tiba-tiba melihat Delson, menjulurkan tangannya hendak mengelus wajah Delson, dihalangi oleh Bella, sang wanita tidak peduli, dengan tersenyum jahat berkata: “Wajah pria muda ini sebenarnya tidak buruk, jika datang ke klub kita pasti bisa menghasilkan uang yang banyak, jika kamu tidak ingin melunasinya, saya akan membawanya pergi, hutangpun di anggap lunas, bagaimana?”

Wanita itu memandang Delson seolah ingin melucuti seluruh pakaiannya, Bella mulai memperhatikan keadaan di sekitarnya, gang ini sangat sepi, sempit sekali hanya berukuran 2 kaki, ada jalur keluar tidak jauh dari sini, tapi dihalangi oleh tumpukan sampah setinggi manusia, lalat yang berterbangan, dan bau busuk yang menyeruak, sebenarnya dia tidak takut kotor untuk memanjatnya, tapi Delson tidak bisa.

Untuk bisa berjalan biasa saja dia sudah makan tenaga yang besar, jangankan untuk berlari kabur.

Bella berpikir cepat dalam hati, Delson sangat gampang terpancing emosi, walaupun tubuhnya lemah, tetapi dia adalah pria sejati, tetapi lawan kali ini lebih kuat dariku, takutnya aku tidak bisa baik-baik lagi.

Keributan barusan di klub sudah dia lihat, dia tidak mungkin membebani adik perempuannya.

Dia menepuk bahu Bella dan berkata:“Kamu pergi dulu, tidak usah pedulikan aku.”

Bella mengerutkan alisnya, dan berkata kepada wanita itu: “Aku bisa mengembalikan uang itu, tapi aku tidak ada uang tunai saat ini, kamu beri aku waktu untuk mengumpulkannya.”

Wanita itu menjilati bibirnya, tatapannya menyapu kearah bawah pinggul Delson, “Boleh, tapi orang akan saya bawa pergi dulu, saat kamu mengembalikan uangnya, saat itu juga kamu akan mendapatkan orang ini kembali.”

Saat sedang bicara, beberapa wanita yang lain sudah memisahkan Bella, menarik Delson dan pergi.

Di depan mata sudah ada pria tampan, wanita tua itu tampak seperti sudah lama menahan lapar, sepasang tangan kelam mulai menelusuri belahan dada Delson yang masih tertutup itu, saat sudah sangat antusias, hanya merasakan di belakangnya ada orang yang sedang menepuk bahunya sendiri.

Wanita tua itu mengangkat bahunya dengan tidak sabar: “Kamu tunggu sebentar, antri dulu, satu per satu.”

Saat baru saja selesai berbicara, tiba-tiba ada rasa sakit di kulit kepalanya, sebuah kekuatan yang menariknya langsung ke bawah, sebuah tendangan tepat di perutnya, sakitnya hingga membuat dia meringkuk seperti udang: “Auw….”

Bella mengambil botol bir dari tumpukan sampah, membantingnya ke lantai sampai hancur berkeping-keping, dan mengarahkan bagian tajam ke arah tenggorokan wanita tua itu: “Berhenti sampai disitu! Kalau tidak aku akan menggerogoti lehernya!”

Beberapa wanita itu pun melepas Delson, dan mulai menatap Bella.

Bella pun berkedip ke arah Delson, memberi kode untuk dia cepat keluar, Delson sebenarnya tidak ingin membiarkan adik perempuannya itu dalam situasi bahaya itu, tetapi melihat kondisi tubuhnya sendiri, dia tidak bisa melawan, jika tetap tinggal pun hanya akan membebani Bella, dia pun membalik badan keluar dari gang mencari orang untuk di pinjami telepon untuk melaporkan ke polisi.

Bella menghela napas panjang, pecahan kaca berserakan dimana-mana, dia menahan sakit sekuat tenaga, telapak tangannya sudah terluka dengan sobekan yang dalam, warna merah darah yang pekat mengalir keluar dari pergelangan hingga sikunya, kemudian menetes ke bawah dari sikunya. Dia tidak boleh lengah, sekuat tenaga mengunci tenggorokan wanita tua itu: “Aku tidak ingin memperkeruh suasana, aku sudah bilang akan melunasinya, beri aku sedikit waktu, tidak akan ada pengkhianatan.”

Sambil berbicara, sambil menarik wanita tua itu menuju penghujung gang itu, menunggu saat sampai di tempat yang agak ramai baru melepaskannya.

Sayangnya Bella hari ini tidak beruntung.

Di penghujung gang itu ada orang-orang yang tidak mempunyai rasa keadilan, melainkan sekumpulan pemabuk, yang tidak pernah serius dalam melakukan sesautu, berbicara dengan pelafalan yang tidak jelas membicarakan wanita baru di Night Feast, mana yang berdada besar, mana yang mempunyai pinggang langsing.

Kemudian tanpa sengaja mendongak dan melihat wajah Bella dari sisi samping, kemudian terdiam: “Ini…Mawar?”

Bella pun tersontak.

Pria itu menampar diri sendiri, kemudian mulai sadar:”Takdir sialan ini, bukankah dia adalah Mawar dari night feast club house? Kenapa lama sekali tidak melihatmu, Jane bilang kamu sudah tidak bekerja lagi, bagaimana, sudah menikah?”

Taktik Bella tidak berjalan lancar. Wanita tua itu juga bukan orang yang gampang di taklukkan, dia memanfaatkan momen saat Bella lengah, dengan sekuat tenaga melepaskan diri dari sandera, refleks langsung menendang nya, menendang Bella jatuh ke arah bawah kaki para pemabuk itu.

Pemabuk mana mungkin akan melepaskan kesempatan ini, kemudian menjulurkan tangan mengelus wajah Bella: “Memang seperti namanya, sangat cantik, sangat disayangkan jika tidak kembali ke bisnis, ayok, aku akan menjadi pembuka bisnismu…”

Saat tangan ingin kembali mengelus, punggung tangannya tiba-tiba merasakan sakit, mabuk pun hilang setengah, sebuah tamparan pun melayang: “Dasar wanita kurang ajar, beraninya menggigit orang yang lebih tua?”

Suara tamparan terlalu keras, bergema di lorong yang panjang dan gelap itu.

Bella mulai sadar dari rasa pusing, pelipisnya berdarah: “Beraninya kamu memukulku? Apakah kau tidak tahu siapakah aku?!”

“Memangnya kamu siapa? Bukankah kamu keluar untuk menjual diri?” Sang pria menjepit dagunya, melihatnya lebih dekat.

Bella kemudian menyerang dengan beling yang ada di tangannya, menorehkan goresan luka dalam di wajah pria itu, darah mulai bercucuran.

“Argh…Persetan…” Pria itu dengan kesakitan berteriak.

Bella sudah tidak peduli dengan rasa sakit di wajah, secepat mungkin berdiri, menatap pria itu dengan tatapan mematikan, tanpa sengaja melihat seragam pria itu, di atas nya adalah lencana Perusahaan LS!

Die menggeram: “Pernah dengar David?”

“Ow, bahkan kamu kenal dengan Presiden kami?” Pria yang lainnya berkata: “Apakah kamu melihatnya dari koran? Atau pernah melakukan bisnisnya? Pilihan yang bagus, pria seperti dia bisa mendapatkan posisi Presiden, wanita yang pernah di dapat juga tidak buruk!”

Bella mengayunkan beling yang dipenuhi oleh darah untuk melindungi diri sendiri:”Pergi kamu, David adalah priaku, coba saja sentuh aku?!”

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu