My Cold Wedding - Bab 104 Mimpi Besar Dan Belum Tersadar

"David, kamu tahu tidak bagaimana rasanya hidup di pinggiran kota pada malam hari? Angin seperti mengandung siulan, sekeliling terlihat gelap tanpa penerangan sedikitpun. Dalam rumah seperti itu aku tinggal seorang diri selama tiga tahun lebih. Kesepian seperti air laut yang terus menggerus, membuat orang hampir mati kehabisan napas."

"Tahu tidak bagaimana rasanya setiap hari duduk menunggu dari matahari terbit hingga matahari terbenam, lalu kembali lagi dari matahari terbenam hingga pagi hari? Pandangan tidak pernah terlepas dari jalan yang menguhubungkan dunia luar, dan selain anjing liar, tidak pernah lagi dilewati oleh siapapun."

"Kamu tahu tidak bagaimana sakitnya ketika anak dikeluarkan hidup-hidup dari tubuhmu? Tidak seperti mengeluarkan organ tubuh, lebih seperti mengeluarkan jiwa dan mencabut nyawamu. Sejak saat itu, aku hidup hanya seperti mayat berjalan."

Bella menggelengkan kepala, "Kamu tidak tahu, karena kamu tidak mencintaiku, tidak mencintai Cindy, bahkan kamu sendiri tidak yakin apakah kamu mencintai kakak pertama atau tidak. Kamu hanya mencintai dirimu sendiri."

"Bella ..." David menundukkan kepala dan bernapas dengan intens, "Sekarang aku masih belum yakin apakah aku mencintaimu atau tidak, tapi satu hal yang aku yakin adalah aku tidak ingin kamu meninggalkan sisiku lagi."

"Lalu apa?" Bella dengan wajah sedih menoleh ke samping, melihat kegelapan dari kaca jendela, "David, lepaskan aku, kalau kamu masih ada sedikit perasaan kasihan yang tersisa, maka berikan aku masa depan yang tidak ada kamu."

David berkata dengan raut wajah sedih, "Masa depan yang tidak ada aku, lalu kamu ingin ada siapa?"

"Siapa saja," Bella mencabut jarum yang menancap pada punggung tangannya, lalu berjalan menuju pintu, dengan tangan yang terletak pada pegangan pintu, ia berkata, "Asalkan bukan kamu."

Saat pergi, Bella tidak sekalipun membalikkan badan.

Pria seperti David, sejak lahir sudah ditakdirkan untuk terus bersinar, memiliki kemampuan desain yang jenius, ditambah lagi dengan siasat bisnis yang akurat, tidak pernah ada satu orang pun yang menolaknya. Bella tahu bahwa perkataannya tadi bisa saja membuat David bahkan untuk perasaan bersalah dan kasihan saja sudah tidak ada lagi untuk dirinya, tapi dia tidak menyesal.

Karena dalam hidup ini, ada berapa kali 10 tahun?

Dia sudah menghabiskannya sekali dengan David, dan tidak ingin mengulang kembali kesalahan yang sama. Mulai hari ini, dia ingin hidup untuk dirinya sendiri.

Saat Asisten Albert kembali, kebetulan berpaspasan dengan Bella. Melihat Bella yang pergi tanpa menoleh ke samping, dengan heran kembali ke bangsal. Tidak heran menemukan wajah bosnya yang sangat suram.

"Direktur, nona dia ..."

David berkata dengan kesal, "Pergi ya pergi saja, aku ingin melihat, dia bisa bertahan sampai kapan."

Asisten Albert tidak berkata apa-apa, namun hatinya justru khawatir.

"Ah," David menghela napas dengan pasrah, "Pergi menyetir, aku ingin lihat dia tiba di rumah dengan selamat."

Bella keluar dari rumah sakit, melambaikan tangan untuk memanggil taksi.

Supir taksi yang melihat Bella keluar dari rumah sakit, melihat melalui kaca spion pada Bella sambil berkata, "Sekarang berobat sungguh mahal, saya saja tidak dapat berobat lagi."

Bella juga tidak mengelak, hanya menjawab seadanya dengan bergumam.

Supir yang melihat wajahnya pucat pasi, bertanya dengan perasaan kasihan, "Nona, dimana keluargamu?"

"Aku sudah tidak mempunyai keluarga," Bella melihat lampu-lampu kuning jalanan melaju dengan cepat ke belakang, "Hanya aku sendiri."

"Oh ... kalau begitu apa kamu sudah menikah? Lalu suamimu tidak menjemputmu?"

"Sudah menikah, tapi kemudian bercerai."

Sang supir tidak berkata apapun lagi, hanya fokus menyetir.

Setelah sampai di apartemen, Bella merasa seperti berada di zaman yang berbeda.

Kulkas sudah terisi penuh, barang-barang itu dibeli saat David Li menariknya ke pasar waktu itu. Daging, telur, dan sayur semuanya ada. Bella membuatkan dirinya semangkuk mi, ditambah telur, makan dengan sederhana. Kemudian memasukkan semua barang-barang itu kedalam kantong sampah, dan langsung membuangnya ke tong sampah.

Tersadar dari mimpi.

Hingga matahari menggantung tinggi di langit. Sinar matahari bersinar terang di atas kasur, Bella baru rela membuka matanya.

Hari ini adalah hari yang cerah.

Tok ----

Jendela dilempar sekali dengan batu, menyebabkan bunyi yang keras.

Bella menoleh ke bawah, terlihatlah James yang memakai pakaian kulit serba hitam. James menaiki motor Harley Davidson-nya seperti biasa, hanya saja motor itu seperti yang baru, karena kali ini motornya dicat dengan warna emas menyala, terpampar sinar matahari, rasanya dapat membuat buta mata anjing.

"Hei!" James meniupkan siulan kepadanya, "Sudah bangun belum? Aku sudah menunggumu 3 jam lamanya."

Bella mengganti baju kemudian turun ke bawah. Sementara James dengan lincah melangkahi badan motor lalu turun. Dengan muka dimiringkan, ia bertanya, "Lihat motor baruku, bagaimana?"

Bella melihat ke arah 'lebah besar', memonyongkan bibir lalu berkata, "Sangat bagus dan sangat mencolok."

James melihat kepada kaca spion motor untuk membenarkan lengkung poninya, dengan percaya diri berkata, "Mau gimana lagi, siapa suruh tuannya memiliki kharisma alami sejak lahir? Kukatakan ya Bella, sebenarnya aku juga sangat ingin rendah hati, tapi, kamu juga tahu, ada beberapa orang yang sudah ditakdirkan untuk bersinar seumur hidupnya."

Sambil berkata, ia menyilangkan tangannya. Membuat ekspresi 'mau gimana lagi'. Dengan mata disipitkan kelihatannya agak sombong tapi juga sangat keren. Membuat semua pandangan wanita yang sedang jalan melihat ke arahnya.

Bella yang berdiri di samping juga sekalian dinilai. Karena tidak terbiasa, Bella mengernyitkan dahi sambil bertanya, "Mencariku ada urusan apa?"

"Memangnya jika tidak ada urusan tidak boleh mencarimu?" James menyodorkan helm pada Bella, "Untung saja kakakmu ini kemarin menolongmu, tidak berterima kasih padaku?"

Bella tertawa, "Tentu saja harus berterima kasih, bagaimana dengan traktir makan hotpot?"

"Cih, Bella, bisa tidak kamu traktir yang kelas atas sedikit?" sambil berkata, James masih dengan perhatian membantunya membenarkan kerapatan helm, "Naik! Kakak hari ini membawamu ke tempat yang mewah!"

Tapi Bella yang sejak kecil hidup di tempat gelap dan sesak akan orang-orang, tentu saja tidak dapat terbiasa dengan 'kemewahan' seperti itu.

Setiap kali naik motor James, pasti belakangnya selalu ada sekelompok polisi. Pengalaman ini rasanya seperti apa?

Bella merasa jantungnya sudah mau melompat keluar.

Dengan lincah, James melepaskan diri dari kejaran, ia langsung masuk ke dalam gang kecil, lalu menaruh motornya di samping tumpukan sampah, menarik tangan Bella dan berlari, melalui jalan pintas kemudian masuk ke dalam sebuah gedung tinggi.

Di bawah, sirene polisi sudah berbunyi nyaring, beberapa polisi memenuhi gang kecil yang sempit itu.

James Tang tertawa senang sambil menarik Bella untuk melihat ke bawah dari kaca jendela, Bella menarik tangannya, "Jangan lihat lagi, kalau mereka mendongak lalu melihat kita bagaimana?"

"Lihat ya lihat saja, siapa tahu masih bisa menyelamatkan diri." James berkata dengan tidak jelas, "Ikut aku."

"Kamu mau membawaku kemana?"

"Ikut saja, nanti juga tahu."

James membawanya ke atap gedung. Bella tahu gedung ini, gedung ini adalah ikon dari Kota Harriford, bangunan perdagangan pencakar langit.

Angin bertiup kencang seperti hendak meniup Bella jatuh, dia hanya bisa berpegang erat pada lengan James, bertanya dengan susah, "Untuk apa datang ke atas atap?"

James berhenti di samping atap gedung lalu bertanya, "Bella, kamu percaya pada takdir tidak?"

Bella mengangguk, lalu menggeleng.

James juga tidak peduli pada Bella yang tidak dapat berdiri stabil, mementingkan diri sendiri lalu duduk di atas lantai. Kakinya yang panjang menggantung di udara, di bawahnya adalah jalanan sibuk dan mobil-mobil yang hanya sebesar kotak korek api.

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu