My Cold Wedding - Bab 100 Apakah Kamu Pernah Mencintaiku?

Angin pada akhir bulan September sudah mulai dingin.

Bella bermimpi dirinya seakan kembali ke beberapa tahun yang lalu, ketika ayah menggantungnya di atap, ingatan pahit akan rasa sakit dan dingin yang memasuki tulang itu kembali lagi, membuat dia merasa seperti kembali ke masa lalu.

"Apakah kamu masih ingat dengan sensasi ini?" Doni berdiri tepat dibawah Bella, jari telunjuk dan jari tengahnya mengapit sebatang rokok, meletakkanya dimulut dan menghisapnya, lalu mengeluarkan asap yang tebal, Doni batuk dengan hebat, setelah beberapa saat baru berhenti,Doni memicingkan mata, lalu mengangkat kepala melihat Bella : "Kakak ke-3, anggaplah kamu membantu adikmu ini untuk terakhir kalinya, oke?"

Padahal cuaca sangatlah dingin, tapi sekujur tubuh Bella terasa sangat panas, menarik nafas panjang: "Bagaimana jika aku mengatakan tidak bisa?"

"Kalau begitu adikmu ini juga sudah tidak bisa menolongmu" Doni menggunakan tatapannya untuk memberi isyarat kepada beberapa orang pria disampingnya, beberapa pria melihat Bella yang setengah telanjang itu tersenyum nakal, Doni merendahkan topinya : "Kakak ke-3, aku melakukannya juga demi kebaikanmu."

"Demi kebaikanku? Maka dari itu kamu membohongiku untuk datang kesini?!"

"Aku juga terpaksa, aku perlu uang." Kata Doni, "memerlukan banyak uang, kamu tidak akan bisa memberikannya, sebenarnya aku mau mencarimu untuk meminta sedikiit dari kakak ipar, tapi kakak ke-2 bilang dia mempunyai cara yang lebih bagus."

Bella menolehkan kepalanya, memejamkan mata tidak melihatnya lagi.

Doni melihat reaksi Bella, memanggil : "Kakak ke-3?"

"Jangan panggil aku kakak ke-3, sejak kamu menelepon aku hari ini, aku tidak lagi memiliki adik sepertimu." Bella tidak memalingkan kepalanya, mengganti posisi untuk menopang berat tubuhnya.

Cindy juga digantung tinggi-tinggi, Bella sudah dapat menebak apa yang akan Cindy perankan, juga sudah mengetahui apa keputusan David ketika pertunjukan drama ini dimulai, Bella tidak lagi bisa mengharapkan apapun, untuk apa menghabiskan waktunya untuk berbicara dengan Doni.

Setelah digantung selama sepuluh menit, Cindy mulai merasa tidak tahan lagi : "Doni, kamu pergi lihat kenapa masih belum datang? Tanganku sudah mau putus."

Ketika mengatakannya, ada orang yang berlari masuk : "Sudah datang, David sudah datang!"

Beberapa menit kemudian, bayangan tubuh David yang kekar muncul didepan pintu, cahaya bulan membuat bayangannya terlihat sangat panjang.

"David!" Teriak Cindy : "Tolong aku...."

David melihatnya sejenak, lalu mengalihkan pandangannya kearah Bella, ekspresi wajah David berubah dingin : "Apa lagi yang kamu rencanakan kali ini?"

Cindy memohon : "David, Doni masih kecil, jangan melukainya, dia hanya menginginkan sedikit uang...."

David menaikkan alisnya : "Aku pikir siapa, ternyata adik ipar, cara yang lumayan bagus, menculik kedua kakakmu untuk meminta uang?"

Ketika melihat Jas yang dikenakan David, Doni merasa gembira : "Kakak ipar, Adik sedang kekurangan uang, aku pergi ke perusahaanmu untuk mencarimu, tapi asistenmu bilang, kamu tidak ada, aku juga terpaksa, hanya bisa mengundang kedua kakakku kemari. Tidak peduli kakak ipar ke-2 atau kakak ipar ke-3, tetaplah kakak ipar, bagaimana menurutmu?"

David tidak tahu harus menyetujuinya atau tidak, melangkah kehadapan Doni dengan pelahan : "Bagaimana jika aku tidak memerikanmu uang? Apa yang akan kamu lakukan?"

Doni memainkan ikatan tali yang ada ditangannya, tangan yang satu lagi memegang rokok, kepala rokok yang berwarna oranye-merah itu mengelilingi ikatan tali : "Kakak ipar, ditanganku ada dua ikatan tali, asalkan aku bakar sampai putus, maka mereka berdua akan jatuh dari ketinggian tiga lantai, kamu adalah orang yang berbelas kasihan, tidak mungkin tega melihat mereka jatuh sampai menjadi orang cacat kan?"

"Mereka adalah kakakmu, bukan kakakku, jika mereka jatuh sampai menjadi orang cacat, apa hubungannya denganku?" David berbeda dengan biasanya, mengulurkan tangannya berkata : "Apakah kamu masih ada rokok? Beri aku satu batang."

Doni kaget, tidak mengerti apa yang David inginkan,sambil mengeluarkan sebatang rokok dari kotaknya dan mengopernya kepada David, Doni mengatakan : "Kakak ipar, kamu sedang bercanda kan?"

David mengambil rokok, menyalakannya llalu menghirupnya :"Bercanda apa? Bukankah hanya dua orang wanita, asalkan ada uang, wanita seperti apa yang tidak bisa aku dapatkan? Doni, aku tebak jumlah yang kamu inginkan tidaklah kecil kan? Dengan uang ini, cukup untuk aku memainkan sepuluh orang wanita?"

Raut wajah Doni memburuk : "Kakak ipar, aku tidak sedang bercanda."

"Aku juga tidak sedang bercanda" David mengangkat kepala, memicingkan mata melihat Cindy : "Cindy, sebenarnya aku berencana untuk menghidupimu seumur hidup, tapi adikmulah yang tidak membiarkan kamu hidup tenang, aku juga tidak bisa melakukan apa-apa."

"Tidak!" wajah Cindy memucat : "David, apakah kamu mengetahui kebenaran tentang tahun itu? Ketika itu, aku ada di tempat kejadian! Asalkan kamu memohon kepadaku, aku akan memberitahukan semuanya kepadamu!"

David menghembuskan asap rokok, mengalihkan perhatiannya kepada Bella : "Bagaimana menurutmu?"

Dalam drama yang diperankan beberapa orang ini, Bella selalu menjadi pemeran pendukung, Bella sudah terbiasa menjadi pemeran pendukung.

"Tidak ada yang mau aku sampaikan."

David menahan amarahnya : "Benarkah tidak ada yang mau kamu sampaikan? Jika kamu bersedia untuk memberitahukan kebenaran, maka aku akan menolongmu."

Tiba-tiba Bella membuka matanya, melihat tatapan David yang tegas.

Empat mata saling menatap, Dari tatapannya Bella dapat melihat keseriusan dan ketegasan David.

"David, kali ini, apakah kamu akan mempercayaiku?"

Tanpa ragu, David menjawab : "Aku percaya, asalkan kamu mengatakannya, maka aku akan mempercayainya."

"David, kamu jangan mendengar apa yang dia katakan, dia adalah seorang penipu!" Teriak Cindy : "Bella, Kakak pertama sudah mati, apakah kamu masih mau merebut kerja kerasnya?"

Bella tidak memperdulikan apa yang dikatakan Cindy, tersenyum, terus menatap David, tidak tahu dia sedang menangis atau tersenyum : "David, apakah kamu mencintai kakak pertama"

David mengerutkan keningnya : "Apakah ada hubungannya dengan ini?"

"Ada" Bella tertawa sejenak, "kamu mencintai kakak pertama karena dia telah menolongmu, atau kamu menyukai orangnya?"

"Bella..."

"Jawab aku!" Bella memotong perkataan David : "David, beritahu aku yang sebenarnya."

David mengepalkan kedua tangannya, "Anqila dia.... adalah wanita yang sangat baik..... aku....."

"Sudah cukup!" Bella memejamkan matanya. dari cahaya lampu yang redup, Bella dapat melihat air matanya menetes diatas lantai yang kotor, terbungkus oleh butiran debu, pelan-pelan, menyatu menjadi genangan lumpur yang kecil, kotor seperti dirinya, "Jadi... apakah kamu pernah mencintaiku?"

Setelah menanyakannya, Bella menyesal.

Bella, sampai detik ini, apa lagi yang kamu harapkan?

Bukankan kamu sudah mengetahui jawabannya sejak awal?

Bagaimana kebenarannya sudah tidaklah penting.

David menggertakkan giginya sampai urat pelipisnya dapat terlihat dengan jelas.

Bella melihatnya, suaranya mengecil seperti suara nyamuk : "walaupun hanya sesaat, atau hanya sedikit saja....."

Dia tidak tahu David dapat mendengarnya atau tidak, tapi David masih tidak menjawab pertanyaannya, ini merupakan jawaban yang terbaik.

Tiba-tiba Bella tertawa, "Tidak perlu menjawabnya lagi, aku sudah tahu jawabannya."

David melototi Bella : "Bella! Aku akan memberitahukan jawabannya nanti, kamu beritahu aku kejadian tahun itu dulu, benarkan kamu yang...."

Bella menggelengkan kepala, dari pelan, hingga cepat, tanpa berhenti : "Bukan aku" Air mata mengaburkan pandangannya, Dia memaksakan dirinya untuk tersenyum lebar : "David, jangan lupa, kakak pertama menyuruh kamu untuk menjaga Cindy, Demi Cindy, tolong kamu jaga abangku dengan baik."

"Apa yang mau kamu lakukan?!" Hati David terasa dingin, dia memiliki feeling yang bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Jari tangan Bella bergerak dengan lincah diatas ikatan tali : "David, dulu ayahku sering mengikatku seperti ini, jadi dari kecil aku mengetahui trik untuk melepaskan ikatan tali ini..."

"Jangan!" Jantung David hampir berhenti, efek samping jatuh dari ketinggian belasan meter, tanpa dipikirkan juga sudah mengetahuinya...

Dengan terburu-buru David mengatakan : "Bella, dengarkan aku, aku mencintai...."

Bruk.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu