My Cold Wedding - Bab 191 Epilog (Benar) (1)

Bella tidak mengatur upacara pemakaman untuk David.

Dia terus menetap di Villa di pinggir kota, setiap hari menaiki bus angkutan umum selama tiga jam pergi ke perkotaan membeli sayur, kemudian setiap hari berulang kali memasakkan tiga makanan kesukaan David, dan dia sangat menikmatinya.

Gembi juga berjanjian dengan nya untuk membawanya jalan-jalan.

Jalan Haining masih tetap ramai, tapi Gembi si ratu shopping juga tidak melihat alasannya.

“Bella, jika kamu ingin menangis maka menangislah.”

Bella sangat tenang, sampai bibirnya masih terangkat: “Kenapa aku harus menangis?”

“Kamu jangan berpura-pura lagi, apakah kamu tahu, senyuman mu terlihat lebih jelek daripada tangisanmu!” Gembi menghela napas, sambil menarik tangannya perlahan berjalan memasuki keramaian orang yang berlalu lalang: “Bella, sungguh, setelah kejadian itu aku tidak pernah melihatmu menangis, tapi aku bisa melihatnya, kamu lebih menderita dari siapapun. Jangan di pendam lagi, melihatmu menanggung penderitaan seperti ini setiap hari, hati ku sangat sakit….”

Bella tidak berani menatap mata Gembi, kedua tangannya mengelilingi perutnya, matanya menatap kosong: “Aku tidak bohong.”

“Masih tidak mau mengaku!” Gembi berkata: “Orangtua David menginginkan abu nya, siapa yang tidak menginginkan nyawanya jadi sudah tidak perlu menyerahkannya? Siapa yang setiap hari makan tiga jenis makanan yang sama persis itu? Siapa yang terserang depresi sampai ingin bunuh diri?”

Tiga bulan yang lalu, Bella ingin memotong urat nadinya, pisau tajam yang terpaku tepat di atas pergelangan cukup lama, sudah beberapa kali dia bermaksud memotong pergelangannya, tapi anak di dalam kandungannya itu seakan merespon, terus menerus menendang perutnya.

Anak nya….

Kado terakhir yang di tinggalkan oleh David, bagaimanapun dia tidak bisa menahan hati, sampai dia akhirnya langsung membuang pisau itu saat Gembi datang dengan terburu-buru.

Bella tersenyum pahit: “Apakah hari ini kamu mengajakku keluar hanya untuk menasehatiku?”

“Kamu, hah..terserah kamu…aku berbicara demi kebaikanmu….” Gembi mengeluarkan telunjuknya menunjuknya, “Bella, aku tidak pandai berkata-kata, tidak tahu harus berkata apa, tapi orang yang sudah meninggal tidak bisa hidup kembali, kamu….harus berpikir lebih terbuka.”

Dalam sekejap, air mata nya mengalir bagaikan air sungai yang mengalir.

Bagaimanapun Gembi menasehatinya, dia bisa dengan kebal berpura-pura, tapi karena kata-kata “Orang yang sudah meninggal tidak bisa hidup kembali” seperti sebuah potongan es, yang menyayat hatinya, sampai dia pun tidak bisa menahan rasa sakit itu.

“Bella, kamu jangan menangis, jangan menangis ya…haahh..” tangan Gembi terus membantu mengusap air matanya.

“Gembi…”

“Ya, Aku disini, aku disini.”

“Aku sudah terlalu lelah….sungguh, sudah terlalu capek…”

Bola mata Gembi langsung memerah, memeluknya erat: “Jika sudah lelah maka menangislah, aku akan menemanimu.”

Tangisan Bella, tidak keras, juga tidak terdengar menyayat hati, dia hanya menangis dalam diam seperti boneka di depan jendela, hanya air mata yang terus mengalir tidak bisa berhenti, seluruh wajahnya sudah basah, sampai lengan baju itu pun basah.

Masih teringat hari itu, saat semua orang datang ke Villa mengunjungi nya.

Johan menyebutkan sebuah kalimat yang canggung: “Echo, lebih baik kamu ikut aku ke Melbourne, mungkin dengan mengganti suasana baru, perasaan mu bisa lebih baik.”

Dosen di Universitas Harriford berkata: “Echo, beasiswa arsitek Pritzker sudah di kirim sampai ke kampus, kamu adalah orang keturunan cina kedua yang berhasil mendapatkan nya, bukankah ini mimpi mu dari dulu, pergi keluar negeri menikmati beasiswa menyenangkan diri sendiri, ya?”

Valdo berkata: “Kamu jangan khawatir, aku akan membantu mu mengurus perusahaan LS, ini adalah yang ditinggalkan oleh seorang ayah untuk anaknya, kita harus membantunya mengurus ini.”

Bahkan Tuan ke-5 Qi juga datang membawa Nino datang, tubuh Nino yang kecil itu langsung melepaskan tangannya dari Tuan ke-5 Qi dan langsung pergi menubruk ke dalam pelukan Bella: “ibu, mereka semua bilang ayah sudah meninggal, ini tidak benar kan? Dia pernah berjanji padaku, dia mau pergi membawa ku melihat nenek, kita juga masih ada permainan yang baru di mainkan setengah, kapan ayah akan kembali menemaniku bermain?”

Nino anak ini masih polos, sensitif, Bella menarik tubuh kecil itu ke dalam pelukannya, hati terdalamnya mengerti, jika bukan karena tangisan Nino, Tuan ke-5 Qi tidak akan mungkin membawa Nino datang menemuinya.

Tuan ke-5 Qi sepanjang hidupnya sangatlah kejam, tapi demi cucu kandungnya sendiri, dia tidak bisa apa-apa, menaikkan alis mata nya dan berkata: “Ada aku yang menjaganya, tidak ada yang bisa menghancurkan perusahaan LS, jangan biarkan Nino menangis lagi.”

Semua perkataan orang lain hanya seperti angin lewat baginya, hanya perkataan Nino kecil yang bisa membuat nya terenyuh.

David jelas tahu bahwa Nino bukan anaknya, masih tetap memperlakukannya seperti anak kandungnya sendiri….

Dan untuk anak mereka berdua yang belum sempat dia temui, hatinya terdalam juga menderita tidak jauh beda dari yang Bella rasakan.

Kapan David mungkin akan kembali?

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu