My Cold Wedding - Bab 97 Atas Dasar Wanita Saya

Bella melotot, membalikkan tubuh dan tidak mempedulikan dia.

David tinggal di hatinya selama seputuh tahun, dia paling mengerti dia, sekarang dia emosi seperti apa, berbicara apapun tidak berguna, dan sekarang dia jg sangat lelah, tidak ingin berkelahi.

Sampai di rumah Paviliun, aroma obat cina tercium.

Kakek David sekali melihat Bella masuk, sibuk membawanya masuk: "Bagaimana baru datang, kakek menunggumu lama sekali, silahkan masuk duduk."

Bella tersenyum hangat: "Kemarin ada sedikit masalah, saya pergi kedapur masak."

"Tidak perlu, hari ini kamu duduk," Kakek memegang bahunya dan mempersilahkan dia duduk di sofa: "Kamu, lain kali jangan terlalu sibuk, baik baik menjaga kesehatan, dengan David memiliki anak."

Bella mengangkat mukanya memandang David, melihat dia duduk di sebelahnya, dari piring mengambil jeruk dan memberikan kepada dia: "Kakek, ini masalah mendesak."

"Siapa bilang, Kakek sudah mau meninggal, melihat beberapa lama, bayangan cucu tidak terlihat!" Kakek David tidak puas: "Kamu duduk disana, kakek duduk disini mau bicara dengan Bella."

David mendesah dalam pelukan, "Rumah ini sangat besar, Anda duduk dimana dia juga dapat mendengarkannya."

"Kamu anak nakal," Kakek tertawa kesal, mukanya tersenyum tetapi tidak dapat dilepas: "Kamu seharusnya lebih awal baik kepada Bella, darimana masih punya banyak masalah."

David akhirnya memegang kakek dan membawanya duduk, duduk di samping Bella, melihat jeruk ditangannya sudah dikupas, dan memasukkan kedalam mulut : "Eng."

Kakek David bersemangat berkata: "Pelayan memasakkan sup ayam, didalamnya ada obat cina, nanti kamu minum sedikit, memberika tubuh kekuatan."

Tentang sup ayam, muka Bella tidak natural.

Waktu itu saat menambahkan bumbu ke dalam sup dia menjadi takut, David adalah orang yang dapat melakukan berkali-kali, setelah makan ayam dia di atas ranjang membolak-balikkan tubuh.

Saat itu kaki Bella sakit semingguan, turun tangga sangat sulit, dia gemetaran.

"Dingin?" David bertanya.

Bella mendorongnya: "Tidak, kamu munduran."

"Saya hanya ingin melakukan." David mengambil jeruk dan memberi dia, memberi tatapan penuh arti, sendiri ingin makan.

Bella tidak bersuara memandang dia, jika bukan karena ada dihadapan kakek, dia sangat ingin melempar kulit jeruk ke mukanya.

Pandangan mata ini, di mata Kakek David diubah menjari "alis mata", dia tertawa dan berteriak: "Benar, saya dengar kakakmu masuk rumah sakit?"

Kakek selalu memanggi Cindy si rubah, kali ini dia menghindari kata ini, Bella tidak terlalu mengerti maksud kakek, hanya sedikit mengangguk: "Eng, kemarin, melakukan 2 operasi, jadi tidak dapat menemani Anda."

"Melakukan operasi, sangat merepotkan," Kakek bertanya kepada David: "Kamu memberikannya?"

"Dia sendiri terjatuh," David datar: "Anak tidak selamat, rahim juga diangkat."

Kakek bingung, lalu berkata: "Orang-orang menonton di langit, tidak bisa menjalani hidup mereka, surga adalah reinkarnasi. Bella, jangan terlalu khawatir, jangan terlalu menjadi beban. ”

Bella mengangguk: "Baik."

Semua sangat pintar, ada kata yang tidak perlu terlalu jelas, hanya Kakek David yang dapat menenangkannya dengan hangat.

Orang tua ini, masih sangat menyayanginya.

Hari dimana dia menikah dengan David adalah hari seperti neraka, Kakek David adalah orang yang paling baik, tidak ada yang lain.

"Walaupun masalah sudah diselesaikan, kalian segeralah menikah kembali, nanti setelah melahirkan anak dimasukan kedalam kartu keluarga. Ohya, kakek juga sudah menyiapkan beberapa nama, cowok cewek juga ada, nanti kalian diskusi, mau yang mana."

"Kakek, tidak secepat itu," David berkata, "Tubuh Bella sedang tidak baik untuk hamil, biarkan dia istirahat sementara waktu."

Tiba-tiba bunyi sebuah telepon masuk.

David melihatnya, mengerutkan dahi, lalu menutupnya.

"Pekerjaan?"

"Bukan, bukan apa-apa, tidak perlu dipedulikan."

Saat ini, telepon Bella berbunyi.

Saat melihat di layar muncul nama "Cindy", akhirnya mengerti kenapa David mengerutkan dahi.

Tangan masih memegang jeruk, tidak sengaja menekan tombol angkat.

Dalam telepon Cindy sangat berlebihan: "David ada bersamamu? Minta dia angkat telepon, saya ingin bicara!"

Bella mengangkat handphone, melihat David.

dari tangan Bella, David mengambil jeruk, sendiri mengupasnya, tidak ingin mengangkatnya.

Bella menarik nafas panjang, "Dia sedang sibuk, jika ada perlu silahkan dengan saya bicara."

"He, kamu umur berapa, atas dasar apa saya harus berbicara denganmu?!"

Seketika handphone diambil, David tersenyum dingin: "Atas dasar wanita saya! Cindy, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi."

"David......." suara tiba-tiba melunak: "David, saya mimpi kakak, .......... dia kangen kamu........"

David memejamkan mata, "Kamu sebenarnya ingin bicara apa?"

"Sebentar lagi tahun baru, kita pergi ke tempat kakak memberikan lilin bagaimana?" Cindy menurunkan posisi"David, saya tahu kamu pergi melakukan tes DNA... dulu adalah salah saya, tetapi semua karena saya sayang kamu! Jika saya hamil, kamu dengan Bella bisa cerai, kita juga dapat lancar bersama, saya melakukan ini semua karena cinta kamu, takut kehilangan kamu, kamu tidak dapat memaafkan saya? kali ini saya sudah dihukum......"

David melipat kakinya, sekuat tenaga bersandar pada sofa, posisi santai, balik bertanya: "Karena cinta saya, jadi pergi tidur dengan lelaki lain? hamil anak lain dan mengaku anak saya? Cindy, kakakmu sama dengan saya jaga baik-baik kamu benar, kamu tenang, biaya rumah sakit saya tanggung, tetapi lain kali saya mohon saya mengganggu saya, begitu saja."

Telepon dilempar kearah Bella, dia bergegas menangkapnya, mendengar dia berbicara: "Masuk daftar hitam, lain kali jangan berbicara dengannya."

Bella tidak berbicara, kakek sudah marah: "Kamu bicara seperti itu apa maksudnya, tes DNA? dia hamil bukan anak kamu?"

"Eng," David menghela nafas, "Saya kemarin juga baru tahu."

"Kurang Ajar!" Kakek mengambil kasus: "Dari awal saya sudah bilang bahwa dia licik, kamu selalu tidak percaya! dia bisa menaiki kasur adiknya, mana ada moral?! David, saya tidak mau kamu berurusan dengannya, dengar tidak?! urusan uang biar Bella yang urus, sedikitpun tidak kasih dia!"

David menasehati: "Kakek, saya sudah setuju dengan Anqila....."

"Anqila waktu itu memintamu membunuh kamu pergi tidak?!" Kakek David marah sambil memukul-mukul sofa: "Anqila, Anqila, sudah tahu Anqila, saya tidak dapat melihat apa baiknya Anqila."

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu