Hei Gadis jangan Lari - Bab 195 Profesional

Selesai berdiskusi, Saimon dan Andy pergi ke rumah sakit, selama di kota Saimon juga sudah menjelajahi beberapa tempat, tak heran ia juga tahu beberapa lokasi rumah sakit.

“ Kak Andy, besok bawa bibi datang ,langsung ke Rumah Sakit Utama.”

“ baik, kamu atur yang baik, jangan sampai ada yang silap. Hadeh. “

Aku baru saja tiba di desa langsung didesak kakakku kembali, sebentar lagi malam, diskusinya sampai disini, mau segera pulang ke desa, shiit, seharian ini sibuk dibuat kalian, sekarang harus kembali bertemu Merry dan bersenang-senang….”

Rumah sakit ini sangat besar, pasiennya juga ramai, Saimon berencana, besok akan mengenakan pakaian pasien dan berjalan-jalan di sekitar rumah sakit, harusnya tidak ada yang memperhatikan, semua akan beres sampai Monica berhasil dikelabui untuk pergi.

Sebelum hari gelap, Saimon masih punya waktu mengitari rumah sakit, dan setelah itu ia akan berbalik ke toko ikan, berberes dan menutup lebih awal, tidak ada ikan di dalam toko, ia juga tak perlu takut ada yang mencuri, tak perlu jaga malam kali ini.

Khawatir ketahuan Icha, ia bergegas menuju rumah Melisa.

Saimon memang pakarnya soal waktu, baru beberapa langkah ia pergi, Icha nampak muncul dari belakang, melihat keadaan toko sekejap, lalu menghela nafas dan pergi.

“ anak ini, jangan-jangan sengaja menghindari aku, besok aku akan datang lebih awal dan akan menahannya. “

Icha bergumama dan merenung, “ benar-benar licik dia, besok aku akan membawa segepok uang, hadeeehh.

Diberi umpan malah tidak menangkap kesempatan ini.

Dua hari ini tidak berhasil menjebak Saimon, Icha sangat gelisah, hatinya berbisik kalau besok tidak datang lagi, ia benar-benar tak bisa menahannya lagi.

Malam harinya bersama melisa tidak melewatkan untuk bermesraan dan bercinta, keduanya tertidur pulas hingga tengah malam.

Hari kedua paginya setelah sarapan, Saimon bergegas siap-siap, Monica bukan anak kecil, dia cukup dewasa dalam menangani setiap masalah yang ada, lebih matang dari Fifi, tidak mungkin begitu mudah bisa membodohinya.

Ketika Saimon mempersiapkan diri, pagi-pagi sekali Monica dan Fifi juga pergi ke rumah Angel menunggu Andy.

Agar Saimon punya lebih banyak waktu bersiap-siap, Andy sengaja menunda waktu dan baru tiba di rumah Angel sekitar pukul 9, dan setelah pulang dari rumah Angel ia langsung ke kolam untuk memancing hingga tengah hari.

“ Kak Andy, belum selesaikah? Cepat dong,” Monica bertanya dengan tak sabar.

“haiya, Monica, kamu sibuk apa, Saimon juga tak bisa melarikan diri dari rumah sakit, lagipula toko ikan ini adalah sumber penghasilan kita kelak. “ sebelum Andy selesai bicara, Angel menimpali.

“kak, sudah kubilang tak apa-apa,kamu gelisah tak menentu, Saimon ….”

Fifi masih ingin mengucapkan sesuatu, tapi dipelototi Monica ia mengurungkan niat, Monica berkata dengan marah.

“kamu mau pergi atau tidak? Kalau tidak, di rumah saja.”

“kak, jarang-jarang aku bisa pergi ke kota, ….”

“kalau gitu jangan banyak bicara!”

Angel tahu Monica bersikukih akan ke kota, tak bisa tunda lagi, hanya bisa berpesan pada Andy, “Andy jangan berdalih lagi, ikan-ikan ini sudah cukup, cepat ke kota, kalau tidak kamu gak akan sempat pulang.”

Saat Andy melihat hari sudah gelap, Saimon juga sudah bersiap-siap di kota, ia pun bergegas pergi ke kota bersama kedua kakak adik itu.

Tapi selama perjalanan, Andy tak tahan untuk mengeluh.

“adik, kamu bawa begitu banyak barang ke kota untuk apa, apakah Saimon bisa menggunakannya semua?”

“sudah beberapa hari Saimon tidak mandi dan tukar pakaian, aku bawakan ia 2 helai pakaian, dan beberapa makanan kesukaan dia.”

Mendengar kata-kata Monica, Andy berkata dalam hati, Monica baik sekali dengan Saimon, terlalu baik, ia merasa iri dengan Saimon, benar-benar seorang pemenang dalam hidup.

Dua wanita dan satu pria ini tiba di kota pukul 3.

markas Zhao berjarak cukup jauh dari kota.

Karena itu kedua kakak adik ini sangat jarang pergi ke kota, berapa kali ke kota bisa dihitung dengan jari, melihat apapun terasa takjub saat di kota, Monica lebih tenang daripada Fifi yang yang masih tidak stabil pembawaannya, melihat ke sana sini seperti anak kecil, apapun yang dilihat terasa sesuatu yang baru.

“ Monica, Saimon ada di rumah sakit Utama, setelah aku mengantarkan kalian, harus menjual ikan, sampai di sana kamu bisa mengobrol dengan Saimon, jangan ke mana-mana, selesai berjualan aku akan kembali.

“ Baik.”

Setelah memberi petunjuk, Andy membawa kedua kakak adik tersebut menuju rumah sakit utama, selama perjalanan Andy berdoa dalam hati semoga Saimon tidak menjadi bodoh dan terjebak dalam permainan.

Lalu setelah memarkirkan gerobak ikannya, Andy menuntun kedua kakak adik, dari kejauhan tampak Saimon dalam rumah sakit itu dalam keadaan mulut miring, bola mata putih menggantung dan kepala menunduk ke bawah.

Baik.

Bagus sekali actingnya.

“ apakah Monica melihatnya? Orang yang berjalan di halaman adalah Saimon, kalian pergilah temui dia, aku kembali bekerja. “

Dari kejauhan Saimon melihat kedua kakak adik sudah mendekat, dia berbisik pada actor yang disewanya seharga empat puluh ribu.

“ mereka datang, jangan panik.”

“ tenanglah, aku sudah professional. “

“ ok, hebat acting dokter orang ini, Bahasa dokternya juga sangat fasih。

Baru saja Saimon memberi petunjuk, ia melihat kedua kakak adik sedang berlari menuju ke arahnya dengan sangat gembira.

Melihat Monica membawa barang begitu besar, Saimon merasa tersentuh.

“sebentar lagi bibi akan datang, selesai bicara cepat pergi. “ Saimon berpesan.

Dokter gadungan itu mengikuti Pandangan Saimon melihat gerakan lari Monica menuju padanya, dan juga Fifi adiknya, melihat gaya kedua kakak adik tersebut, satu seperti giok kecil , satu lagi cantik muda dan bersinar, tak diragukan, si bodoh ini benar-benar sangat beruntung.

“ Saimon, kenapa mulut dan matamu masih miring, apakah belum membaik? “ Monica berkata sambil memegang Saimon.

Mendengar pertanyaan Monica, dokter di sampingnya langsung mengucapkan sesuai petunjuk Saimon, “ Dik, jangan khawatir, perawatan di rumah sakit kami sangat professional, penyakit Saimon ini hanya sementara, setelah beberapa hari akan pulih. “

“ha? Benarkah, baguslah kalau begitu, terima kasih dokter, terima kasih. “

Sejak berhubungan dengan Saimon, Monica telah menyerahkan seluruh jiwa raganya kepada Saimon, lagipula perasaan ini, lebih dalam daripada perasaan adiknya kepada Saimon, mendengar kata dokter Saimon akan segera sembuh, dia sangat kegirangan.

Saimon juga sudah lama tidak bertemu dengan dua kakak adik ini, saat ini ia tak berharap ada orang ketiga menjadi penghalang, ia memberi isyarat mata pada dokter, lalu dokter itu pun pergi, sebelum pergi dokter masih menatap sekilas pada Saimon dengan rasa cemburu.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu