Hei Gadis jangan Lari - Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah

Nada bicara Jessline tiba-tiba berubah, membuat Saimon terdiam, suaranya kemudian serak. Lama sekali baru kemudian dia tenang Kembali.

“Kakak, suntik. Saimon tak nyaman. Saimon mau suntik.”

“Suntik? He, berpura-pura saja terus. kamu menganggapku juga bodoh?” mata Jessline berputar seperti mata rubah.

Saimon melihat wajah Jessline yang mendongak, menelan ludah. Sialan. Mahasiswi benar-benar tak sama, jauh lebih pintar daripada Nikita. Tapi dia tak akan terjebak dan langsung mengaku.

“Hehe, pantat besar. Susu. Saimon mau susu.”

Saimon mengulurkan tangannya lalu meremas payudara Jessline. Mulutnya langsung menempel di atasnya, tak berhenti menjilatinya.

Uhh… Jessline mendongak keenakan. Kedua tangannya memeluk kepala Saimon. Mulutnya merangrang, “Saimon, aku tau kamu tak bodoh. Jika tidak aku tak mungkin begitu tak tau malu menginginkanmu. kamu pikir aku pelacur. Melihat barang besarmu lalu ingin melakukannya denganmu…”

Saimon berpura-pura tak mendengar kata-kata Jessline. Mulutnya tak berhenti menjilat, menggigit payudara Jessline. Dia perlu pelampiasan untuk menyembunyikan ketakutan di hatinya.

Saimon terus menjilat dan menggoda payudara dan bawah Jessline. Membuat Jessline keenakan, hingga kehilangan akal sehatnya. Ia tak sempat lagi membahas kepura-puraan Saimon.

Jessline hanya merasakan tangannya dipenuhi dengan barang Saimon yang besar dan panas. Tangannya seakan mau terbuka.

“Saimon. Cepat. Cepatlah. Aku sudah tak tahan lagi. Hari ini aku harus menjadi wanitamu.”

Jessline menggerakkan pinggangnya. Tangannya mulai menuntun bagian bawah Saimon merapat ke tubuhnya.

Saimon tak mengerti mengapa masih mau bercinta dengannya saat mengetahui dirinya berpura-pura. Namun begitu dia tak sungkan. Toh, dia tak rugi apapun.

Saimon terus menjulurkan tangannya ke bawah Jessline, meringis, “Lihat, Kak! Basah sekali.”

“Dasar kamu! Masih saja berpura-pura. Sudah tau aku ingin sekali, masih tak segera!” Ujar Jessline malu.

Sial! Jessline tidak benar-benar menyukainya bukan? Ekspresi malu ini, benar-benar menggairahkan.

Saimon meluruskan punggungnya, meraba Jessline dengan lembut. Jessline langsung berbaring di ladang jagung, mendongak gugup melihat Saimon di bawah tubuhnya.

“Saimon, kamu mau mengaku atau tidak tak masalah. Tapi kamu harus mengasihaniku. Aku baru pertama. Jangan terlalu keras. kamu.. barangmu ini terlalu besar.”

“Hehe, bukankah kakak suka yang besar?”

Saimon Kembali menunduk menciumi selangkangan Jessline. Indah sekali, gumamnya. Mendapatkan gadis secantik ini, orang bodoh ini tak sia-sia dia jalani.

“Jangan cium, Saimon, Geli. Cepat mulailah..” Ujar Jessline malu-malu. Ia mendongakkan kepalanya melihat Saimon berada di atas kedua kakinya.

“Kakak cantik sekali. Saimon suka.” Kali ini Saimon berkata jujur.

“Kakak juga suka Saimon.”

Jessline seperti seorang wanita yang sedang menyatakan perasaannya kepada seorang pria. Wajahnya merona malu, membuat hati Saimon terketuk. Jessline tak benar-benar menyukainya, kan?

Saat Saimon sedang ragu, terdengar suara Nikita. “Jessline cepatlah! Ini bukan di ranjang rumah. Cepatlah! Orang bodoh ini kelihatannya benar-benar menginginkanmu. Dia sampai menjilatmu. Besok-besok kan kusuruh dia juga menjilatiku.”

Jessline langsung bangun dan menarik tangan Saimon ke atas payudaranya setelah mendengar Nikita melihatinya.

“Cepat lakukan, Saimon”

Saimon dengan cepat mengerti maksud Jessline. Nikita ini rupanya ingin melihat film. Lihat saja pantatku ini, pikirnya.

Saimon meremas payudara Jessline. Tangan Jessline menyelinap di antara badan keduanya, memegang barang Saimon lalu mengarahkan ke tubuhnya.

Melihat dua tubuh anak muda ini menjadi satu, Nikita gatal. Ia memasukkan tangannya ke dalam celananya. Sial! Basah sekali. Tunggu Saimon dan Jessline selesai, ia harus melakukannya dengan Saimon. Pikirnya.

Dengan diarahkan Jessline, Saimon dengan cepat menemukan titiknya.

“Saimon, pelan sedikit.” Suara Jessline sedikit gemetar. Saimon bahkan merasakan paha Jessline yang gemetar.

Saimon memandang wajah Jessline. Gadis ini jelas tau bahwa ia berpura-pura bodoh, tapi tetap mau bercinta dengannya. Dari tatapannya, sepertinya Jessline benar-benar menyukainya.

Dulu Saimon ingin menyetubuhi Jessline karena untuk balas dendam kepada Jacky. Namun sekarang dia tiba-tiba merasa dirinya sangat licik. barangnya sudah menyentuh kulit Jessline. Cairan basah dan panas bawah Jessline terus membuat Saimon bergairah. Saimon hanya merasakan barangnya panas, serasa mau meledak.

Tapi, melihat wajah tegang dan tulus Jessline, dia mulai ragu. Jessline tak seperti Nikita. Dia anak gadis orang. Mahasiswi. Jika ia benar-benar menyetubuhinya, itu berarti ia merusaknya seumur hidup.

“Cepatlah, Saimon. Kakak baru melakukan ini pertama kali. Di dalam sini sempit dan hangat. kamu pasti menyukainya. Kakak juga menyukai Saimon. Suka menyuruhmu melakukannya.” Jessline menarik pantat Saimon.

Saat menarik pantat Saimon, mulai mendesak masuk.

Uuuuuh…

Jessline keenakan, mengerang kecil, “Saimon, masukkan lebih dalam lagi. Tak usah kasihani kakak. Yang kuat….”

Semakin Jessline menyuruhnya, hati Saimon semakin galau. Melihat wajah kecil Jessline, ia berpikir, “gadis ini bersedia, aku tak memaksanya. Persetan. Hari ini aku akan mencicipi seorang mahasiswi.”

Namun saat itu terdengar suara Nikita, “Kenapa belum juga masuk? Masih perlu kuajari? Sini kuliat..”

Nikita menunggu lama sekali di luar tapi belum juga melihat barang Saimon masuk. Dia mengira Jessline tak mengarahkannya dengan benar. Saimon si bodoh ini tak dapat menemukan tempatnya. Itu lah mengapa dia tak sabar lalu berjalan mendekat.

“Cepatlah! Jika Monica tahu Saimon taka da, dia pasti akan mencarinya.”

Nikita berkata sambil berjalan ke depan dua orang itu. Jesslin melihat Nikita datang, merasa amat malu sehingga mendorong Saimon bangun, “Kakak ipar, kamu.. apa yang kamu lakukan? Pergilah!”

“Ah… Kurasa kamu tidak tau bagaimana… Ya Ampun, bagaimana bisa barangmu membengkak sebesar ini. Pembuluh darahmu sampai mau keluar. Tidak bisa. Jessline tidak akan bisa memuaskannya. Cepat bangun, ganti kakak ipar. Orang ini dia akan memuaskanku!”

Sambil berbicara, Nikita menarik Saimon menghadap ke arahnya. Lalu, menurunkan celananya sendiri, dan berbaring di depan Saimon.

“Saimon, penyakitmu ini terlalu parah, Jessline tak bisa mengobatimu. Lebih baik kamu menyuntikku saja.”

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu