Hei Gadis jangan Lari - Bab 201 Kabar Dari Desa

Wanita ini seolah selalu bisa mencari berbagai alasan, mengingat wanita ini kemarin malam menderita di toko ikan, sekarang Saimon merasa tidak bisa berkata-kata, apakah dia benar-benar masih belum puas?

Namun, melihat Icha yang telah membaca pikirannya, Saimon merasa sedikit bersalah, jadi hari ini mengikuti kemauannya.

“Bagaimana Kak Icha ingin menghukumku?”

“Dasar kamu ini, memanfaatkan orang, bagaimana kamu menebus kesalahanmu?”

Icha berkata sambil melepaskan pakaiannya menunjukkan kedua dadanya yang indah, lalu melirik Saimon dengan mata menawan.

Meskipun Saimon dan Icha telah melakukannya berkali-kali. Namun, di siang bolong begini godaan Icha membuat hatinya bergidik, sepasang matanya tertuju pada tubuh Icha.

Dari meja ke depan tubuh Saimon berjarak kurang dari dua meter. Saimon melangkah satu langkah besar sudah sampai di depan Icha. Icha memandangi otot dada kuat Saimon dan mencium bau samar keringat pria di tubuhnya. Lalu tidak tahan mengulurkan tangannya merobek pakaian dari dadanya, dan menjulurkan lidah menjilatnya.

Tssst……

Lidah Icha yang energik membuat Saimon tidak dapat bernapas, otot-otot di tubuhnya mulai menjadi panas.

“Saimon, apakah kamu benar-benar kuat?”

“Kuat, kak Icha, kamu ingin memakanku?”Saimon menjulurkan tangan memegang kedua dada Icha.

“Memakanmu? Hihi, iya, tapi tidak menggunakan mulut yang ada di atas, melainkan……”

Icha berkata sambil barang bagian bawahnya didorong keras ke depan, Saimon merasa sebuah batu keras di bawah masuk ke dalam.

“Hhm……Saimon, dasar kamu ini, kenapa berubah menjadi besar, hampir saja menyakitiku.”Icha tidak menyangka barang Saimon begitu besar, dia yang tidak hati-hati, merasa barangnya sedikit sakit.

“Hihi, ini kakak sendiri yang menabrakkannya, bukan aku yang melakukannya. Hihi.”

“Dasar kamu, aah……”

Icha masih ingin mengatakan sesuatu, tapi dia didorong ke atas meja oleh Saimon, kemudian celananya lepas, selanjutnya dalam keterkejutannya, Saimon mengangkat kaki kirinya.

Saimon berinisiatif menaklukkannya, tubuhnya ditindih Saimon di atas meja, serasa ada sensasi luar biasa dari bawah, dia mengangkat kepalanya mantap Saimon yang berdiri di lantai terus-menerus mendorong pinggangnya sekuat tenaga sambil mengangkat kakinya.

“Saimon, kamu hebat sekali.”

“Apa masih perlu dikatakan? Kalau tidak bagaimana mungkin kakak bersedia mencampakkan Jevon dan baik kepadaku seorang.”

“Aiya, kamu ini, asal bicara apa, kakak hanya baik kepadamu seorang …… Aah …… Saimon jangan berhenti, seperti ada binatang buas menabrak tubuhku……”

“Binatang buas seperti apa?”

“Seekor binatang buas yang bukan manusia.” ucap Icha sambil mendorong pinggangnya ke arah Saimon.

“Bukan manusia?!”

Satu kata ini seolah telah menyulutkan api, Icha terus berteriak di bawah serangan sengit Saimon, matanya perlahan tertutup, dia merasakan dirinya sendiri seperti di awan, seperti di dalam kabut, singkatnya seperti tidak ada di dunia.

Setelah setengah hari, dengan raungan pelan, tubuh Icha gemetar dengan cepat, sampai tubuh Icha tenang, Saimon baru benar-benar keluar dari tubuh Icha.

“Bagimana kak Icha?”

“Dasar kamu ini, seumur hidup ini aku tidak akan bisa meninggalkanmu.”

Kalau begitu hubungannya bagus, aku tidak akan kesepian di kota mulai sekarang. Hehe……”

“Kamu ini, cepat bantu aku membersihkannya dan memakaikan celana, seluruh tubuhku lemas tidak bertenaga.”

Saimon dengan patuh membantunya memakaikan celananya, kemudian memeluknya ke bangku.

“Kak Icha, apakah kamu tidak menginginkan Jevon si makelar itu?”ucap Saimon sambil bercanda.

“Kamu mengetesku, tidak, tidak mau, ke depannya hanya menginginkanmu seorang, kamu seorang saja tidak sanggup aku layani, aku benar-benar cinta padamu.”

Ketika Saimon keluar dari tempat Icha, dia mengambil sejumlah uang, lalu berjalan di jalan sambil menghempaskan cek yang ada di tangannya, tidak buruk menjadi anak kecil.

Ikan di toko sudah habis terjual, malam harinya Saimon tidak perlu bermalam di toko ini. Sejak Lena mendobrak pintu dengan kesal, Saimon telah kembali ke rumah Melisa, menikmati makanan lezat dunia di atas tempat tidur besar Melisa.

Dalam sekejap seminggu telah berlalu. Akhir-akhir ini, Saimon hanya menghabiskan hidup di dua tempat, toko ikan dan rumah Melisa, kecuali sesekali Lena dan Icha berkunjung ke toko ikan untuk berhubungan, sisanya berjalan dengan lancar.

Dan akhir-akhir ini, Saimon bisa merasakan wanita di kota begitu tergila-gila dengan hal itu, sampai ada seorang wanita membeli 10 ekor ikan.

“Saimon, beberapa hari ini Jacky datang ke kota untuk mengobati penyakitnya, dokter di rumah sakit tidak bisa berbuat apa-apa, kali Jacky benar-benar tamat. Dua hari ini, dia banyak minum di desa dan bertengkar dengan orang lain, kemarin memarahi Effendi, sialan, si Effendi ini hebat juga ya.”ucap Andy sambil menuangkan ikan dari gerobak ikan ke dalam tangki ikan.

“Ehn?”

Saimon sedikit tertegun, mendengar perkataan Andy, dia tidak menyangka Effendi ini cukup berani, begitu cepat sudah melawan Jacky.

Dalam sekejap dia berpikir, sudah waktunya dirinya pulang melengserkan Jacky.

“Angel tidak mengatakan kapan aku harus kembali?”tanya Saimon.

“Kakakku tidak mengatakannya, kupikir lebih baik menunggu, lagipula penyakit bodohmu ini, bukankah terjadi karena demam. Lagipula, kakakku sepertinya sedang membuat rencana besar. Dia bilang selama masalah ini berhasil Jacky pasti tidak ada muka bertemu dengan penduduk desa. Tiba waktunya kamu baru pulang, tidak ada pemimpin di desa Zhao dan kamu orang pertama yang berani melawan Jacky, lalu sekarang kamu sudah normal, tiba waktunya, kita sama-sama mendukungmu.”

Saimon menganggukkan kepala, mendengar perkataan Andy, tapi setelah menghabiskan sepanjang hari di kota, dia ingin pulang. Selain itu, sudah berapa lama dia tidak pulang melihat kedua bibinya, hatinya berpikir, tidak tahu bagaimana reaksi kedua bibi melihat penyakitnya yang telah sembuh?

Mengingat dirinya ingin menikahi kedua bibinya, dia merasa bahagia dan mimisan.

“Saimon, bersantailah di kota. Jangan main-main dengan wanita lain. Tahukah kamu, selama kamu tidak ada, mereka terus menggaruk-garuk kepala dan berkeliaran di depan rumah Monica. Kakakku berkata mereka semua wanita yang ditipu olehmu. Ketika kamu kembali ke desa, mungkin kamu harus bekerja selama beberapa hari untuk memuaskan mereka.”ucap Andy tertawa keras.

Ucapan Andy membuat mata Saimon berputar, tidak tahu bagaimana reaksi Sumi, Nikita dan lainnya mengetahui dirinya telah sembuh, apakah masih akan mencarinya untuk disuntik.

Memikirkan pantat besar Sumi, seluruh tubuh Saimon terasa geli, pantat Sumi ini benar-benar besar, putih dan empuk.

“Bersantailah di kota, kumpulkan energimu, tunggu kabarku, ketika kamu kembali ke desa, itu saatnya kamu pamer.”

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu