My Cold Wedding - Bab 95 Willy

"Saya tidak begitu mudah untuk meninggal." James menghentikan taksi, memutar kepala dan berkata kepada Bella: "Tunggu saya sebentar, paling tidak akhir tahun ini, saya bawa kamu pergi."

Bella membuka mulut: "Jam......"

"Mau makan permen saya belikan untukmu." David menarik dia dan membawa dia masuk ke dalam mobil dan mulai menyetir.

Sabuk pengaman seperti kurungan baginya, menarik dia kencang dengan kursi.

Dia lupa, David dari dahulu bukan seorang yang mudah, dia seperti Sung Gokong yang tidak bisa lepas dari tangan Buddha.

Betapa menyedihkan?

"Pergi kemana?" David bertanya.

"Ada bedanya?" Bella menunduk, "Kemana tidak ada kamu, pergi saja kesana."

"Kecuali kamu pergi ke luar angkasa."

"Saya masih bisa meninggal, di surga semua orang baik, iblis hanya ada di neraka."

David terkaku: "Jangan sembarangan bicara."

Bella dengan datar: "Saya tidak sembarangan , jangan mengganggu saya."

David semalaman tidak tidur, sekarang sedikit lelah, "Kalau kamu nurut di hadapan saya, saya tidak mengganggu kamu."

Bella dengan berat mengangkat kepala, "Dari mana kamu cinta saya? ini adalah hal paling lucu dalam 28 tahun saya."

"Kamu berubah," David berkata, "Dahulu kamu tidak mungkin tajam seperti ini."

"Bella yang dahulu sudah mati di penjara."

Diam cukup lama.

Udara seperti berubah keras.

David berkata: "Pergi ke rumah sakit lebih dahulu melihat kakak kamu, dia dengan saya berbicara banyak tentang masa lalu kalian."

Bella tidak keberatan.

Sebenarnya, dia sekarang pergi kemana tidak keberatan.

Rumah sakit di pagi hari selalu penuh dengan orang.

David sudah memarkirkan mobil, menarik Bella masuk, tetapi bukan ke tempat Delson.

Dia menjelaskan: "di antara dua orang tidak pantas istirahat, saya memberi kakakmu ruang single, menyewa perawat profesional."

"Obatnya....."

"Sekarang masih belom berhenti," David berkata, "Setelah ini mau melihat ekspresi kamu."

Masih belum masuk ruangan, terdengar suara obrolan dan tertawa.

Bella berhenti di depan pintu, berkata: "Saya sendiri yang masuk boleh tidak, tidak perlu menyusahkan kamu."

David tidak puas: "Saya tidak boleh melihat?"

"Saya hanya ingin dia tenang selama dirawat."

David terdiam sejenak, pada akhirnya membalikan badan lalu pergi, dengan kesal melangkah, pada akhirnya menabrak kursi roda.

Suster tiba-tiba kenal dengan David, setelah memanggilnya tidak berani banyak bicara, bergegas merapikan barang bawaan

Bella teriak kecil, membantunya merapikan.

"Kamu adalah....." matanya suster bersinar-sinar: "Kamu adalah istri Pak Davidkah?"

Tangan Bella mengeras, kemudian mengambil kembali kapas dan menaruhnya kembali ke dalam keranjang: "Ng."

"Kamu tenang, kakakmu operasinya berjalan dengan lancar, tidak banyak masalah," suster pelan-pelan menjelaskan: "Kamu ada kosong juga menasihati kakakmu, kemarin kakakmu terus menerus memberi dia telepon, dia sekalipun tidak menjawab, kakakmu sangat sedih."

Tangan Bella tidak berhenti bergerak, suster ini membuatnya agak kesal.

"Wanita ini menyedihkan, rahim diangkat, tidak mungkin ada anak dimasa depan, suami juga tidak disebelahnya......"

"Baik-baiklah menjaganya," Bella membawa beberapa jarum terakhir dan memasukkan kedalam keranjang, berdiri, "Saya.....kakak beradik, saya bisa dengan dia berbicara."

"Baiklah," perawat kecil itu sangat baik, tersenyum dan ada dua lesung pipit kecil: "Tenanglah, ini adalah pekerjaan kami, sekarang saya pergi dahulu, jika ada masalah silahkan tekan bell."

"Baik."

Suster itu pergi, Bella berdiri, dia memberanikan diri mendorong pintu kamar Delson.

Delson melihat yang mendorong pintu adalah Bella, tersenyum lebar: "Bella kamu datang, sudah beberapa lama tidak bertemu, kerja sangat sibuk?"

Bella tertawa sebentar, "Iya, sibuk kerja."

"Kerja sibuk juga harus jaga kesehatan,"John merasa sedih: "Kamu lihat, semalam tidak tidur? mata sudah mulai hitam."

Bella tertawa: "Saya hanya tidak berdandan."

"Bukan tidak berdandan, kamu dasarnya sudah cantik, tidak perlu dandan," Delson menunjuk orang yang menggunakan kacamata emas di sampingnya dan berkata: "Saya perkenalkan, ini adalah Willy, teman saya, setelah dengar saya melakukan operasi, dia datang kemari."

Bella melihat seorang yang tinggi berdiri, menggunakan baju putih celana hitam, kemeja putih sangat rapih bersih, menggunakan kacamata emas di atas hidungnya, rambutnya berantakan, senyumnya hangat dan sangat sopan: "Halo Bella, saya Willy. Saya kenal kamu, kamu dengan adik saya teman dekat, saya sering dengar nama kamu."

Bella terkejut membuka matanya, memberikan tangannya untuk bersalaman: "Halo, kamu adalah kakaknya Gembi?"

"Benar," Willy bilang: "Awalnya kita berdua bersama-sama keluar negeri, tetapi Gembi kembali duluan, saya menyelesaikan masalah disana baru kembali lagi kesini. Saya sering sekali mendengar nama kamu, dia bilang kamu pintar cantik dan berbakat."

Bella tersenyum, merendah: "Gembi memuji, saya hanya orang biasa, saya beri kamu minum."

"Tidak perlu merepotkan," Willy berkata: "Saya kemari untuk melihat Delson, sebentar lagi mau pergi, tidak bisa terlalu lama."

Bella berdiri, mengantar Willy berpisah.

Sesampainya di kamar, melihat Delson menatapnya.

Bella merasa gugup, memegang mukanya sendiri: "Muka saya ada kotoran?"

Delson tidak menjawab, hanya bertanya: "Menurutmu Willy bagaimana?"

Bella tidak mengerti.

"Menjadi pacarmu, bagaimana?"

Bella terkejut, "Kak, jangan bercanda."

"Saya tidak bercanda," Delson menghela nafas, "Masalahmu dengan David..... saya tahu, saya dengar Cindy mengandung anaknya?"

Bella menggigit bibirnya: "Eng, tetapi tidak selamat."

"Walaupun Cindy adalah saudara kandung kita, tetapi saya merasa masalah ini dia tidak benar, Bella, saya sebagai kakak terbesar, tidak menjaga dia dengan benar, membuat kamu merasa tersiksa."

"Kak, jangan berkata seperti itu," Bella berkata: "Kamu baik baiklah menjaga diri, jangan semua dipusingkan."

Delson menepuk-nepuk kasurnya sendiri, mempersilahkan dia duduk: "Ayah dan ibumu tidak bisa diharapkan, saya adalah kakak terbesar, harus menjadi ayah, pastinya ingin kamu mencari lelaki terbaik. Willy tadi, baru saja kembali dari luar negeri belajar psikologi, orangnya juga bisa diandalkan, juga teman baik kakak, kamu pikir?"

Bella diam: "Kak, saya tidak sedang ingin memikirkan masalah ini."

"Kamu sudah 28 tahun! semalam adalah ulang tahunmu kan?" Delson melanjutkan: "Menyerah dengan David, saya carikan kamu yang lebih baik."

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu