Penyucian Pernikahan - Bab 59 Menyuapi Obat

Aku melirik Mulan, Mulan tidak menjawab kemudian mulai mengutak-atik obat herbal.

"Tidak bisa langsung memasukkannya ke dalam mulut, kamu harus menumbuknya."

Aku tercengang, Mulan mengeluarkan dua sendok dan mulai menghancurkan ramuannya.

"Nanti kamu yang menyuapi mereka berdua dengan mulutmu, kalau tidak mereka tidak akan makan."

“Aku ?!”

Aku berseru, menunjuk diriku sendiri dan bertanya dengan kebingungan.

"Iya, kamu juga sudah melihatnya. Keduanya melekat padamu dan menolak untuk turun. Kejantanan pada dirimu adalah yang utama dan hanya kamu yang bisa melakukannya."

Aku menelan air liur, mengangguk dengan pandangan kosong dan meminum obat herbal tumbukan Mulan.

Aku meletakkan obat herbal di lidahku dan langsung mencium Selvi dan Selvi berinisiatif untuk bertemu dengan lidahku, itu adalah pertarungan lidah yang sengit!

Selvi tampaknya merasakan obat herbal itu, karena penolakan dari obat itu sendiri, Selvi ingin melarikan diri, tetapi bagaimana seorang wanita yang lemah, bisa lepas dari lenganku? Aku mencium Selvi dengan kuat dan terus memberikan obatnya, mencoba untuk mengirim semua ramuan ke mulutnya.

“Uhuk! Uhuk uhuk… uhuk…”

Semua ramuan berhasil diberikan ke mulut Selvi, aku menyeka mulutku, menggaruk-garuk kepalaku sambil melihat tampang cemas dari Mulan.

Kemudian giliran Alvia, aku menaruh ramuan lagi dan mencium Alvia dalam-dalam. Dibandingkan dengan Selvi, Alvia lebih aktif.

Selvi yang baru saja bernafsu langsung jatuh pingsan. Mulan menghela nafas lega dan berkata kepadaku, "Bagus! Ramuannya berkerja, sekarang hanya perlu menunggu sampai dia bangun."

Begitu selesai bicara, Alvia yang baru saja "bergulat" denganku juga pingsan perlahan-lahan, Aku memegang pinggangnya dan mengangguk.

"Asyik... Asyik! Aku mau juga, kak, aku mau juga!"

"Tidak perlu, tidak perlu... mereka akan bangun sebentar, jangan berlebihan."

Aku segera berkata, menghentikan Bayu dengan senyuman kecil.

"Tenang, jangan ribut-ribut, kedua kakak perempuan itu sudah baik-baik saja."

Bayu berhenti membuat keributan dan duduk diam di samping Mulan.

Aku dan Mulan duduk di tanah dengan santai. Aku melihat tanahnya agak kotor, jadi aku memberikan pakaian rusak itu kepada Mulan dan menyuruhnya duduk di atas pakaianku.

Mulan berterima kasih dengan malu-malu dan aku berkata, "Tidak perlu sungkan, aku tidak tahu apa yang akan terjadi tanpamu."

Kita berdua menunggu sekitar satu jam. Aku bermain dengan semut karena sangat bosan, tiba-tiba Selvi bersuara kecil, menggosok matanya yang kabur dan terbangun.

"Uh... Kepalaku sakit."

“Sudah bangun?”

Mulan lebih bersemangat dariku, segera berlari untuk memeriksa denyut nadinya dan lain-lainnya.

"Kamu, siapa kamu! Kamu juga... Kamu juga kaki tangan Trejo ?!"

Selvi sepertinya terpikirkan sesuatu dan segera mundur dengan panik.

"Jangan takut, dia adalah Mulan, dia memiliki keterampilan medis yang sangat baik dan dia adalah temanku. Dia yang membantu menyelamatkan kalian berdua dari racun."

Aku menjelaskan kepadanya. Sementara Mulan tersenyum manis dan dengan acuh tak acuh masih memeriksa tubuh Selvi.

"Ha, ha? Oh... Terima kasih, aku minta maaf soal yang tadi, kupikir kamu adalah..."

Mulan masih menggelengkan kepalanya dengan tidak setuju dan menatapnya sambil tersenyum.

Berbicara sampai di sini, Selvi dengan cepat memeriksa tubuhnya dan ketika dia melihat pakaiannya yang rusak, dia segera tersipu dan merasa putus asa.

"Jangan terlalu banyak berpikir, aku sudah menghajarnya, tidak ada yang terjadi pada kalian berdua."

Selvi menatapku dengan lega dan pikirannya menjadi tenang.

"Alvia... bagaimana dengan Alvia?!"

Aku berkata dengan marah, "Juga tidak apa-apa, tunggu saja dia bangun."

Alvia tiba-tiba juga terbangun, Mulan membantunya berdiri dengan malu-malu, diam-diam membicarakan apa yang baru saja terjadi, semakin mereka membicarakannya, meraka semakin malu. Akhirnya mereka berterima kasih kepada Mulan secara serentak dan membungkuk beberapa kali, lalu menatapku diam-diam, melihat mantelku yang hanya tersisa beberapa potongan kain, lalu melihat-lihat diri mereka sendiri dan buru-buru berlari kembali ke desa.

“Hei! Kerbau kalian berdua!”

Aku berkata dengan marah kepada mereka berdua. Bahkan tidak mengucapkan terima kasih sedikitpun kepadaku karena telah menyelamatkan mereka. Bahkan kerbau tua yang naif memakan rumput dengan tenang di tepi sungai. Lalu keduanya kembali dengan cepat, menggiring kerbau kembali menuju ke desa.

Aku melihat mereka berdua pergi, merasa bahwa mereka telah pergi dengan bahagia dan aku bahkan belum mengeluarkan emosiku.

"Ayo pergi Gilang, obatnya belum jadi, sebentar lagi akan gelap."

Aku mengangguk dan berjalan menuju gunung. Bayu masih tertawa bodoh, sementara Mulan membedakan setiap jenis obat herbal dengan sungguh-sungguh dan dengan lembut mengendus bau obat herbal dan menyingkirkan setiap bagian yang masih ada durinya.

" Gilang, di sini! Ada ‘bluegrass’ di sini!"

Mendengar panggilan Mulan, aku segera bergegas ke sana. Aku harus mengatakan bahwa Mulan cukup berani untuk melakukannya. Dia tidak pernah beristirahat untuk sementara waktu, sementara tubuhku perlahan-lahan dilanda rasa kelelahan.

Aku mengumpulkan obat herbal sepanjang sore dan merasa lelah sepanjang hari mengusap-usap wajahku.

“Sudah jam segini, hei, ayo kita makan dulu!”

Aku mengangguk, Mulan mengeluarkan makanan kering dari tasnya dan menyerahkannya kepada Bayu dan aku. Bayu memakan dengan sangat rakus, sementara Mulan makan makanan dengan perlahan-lahan.

Kekuatanku perlahan pulih. Saat makan selesai, rasa lelah di tubuhku berangsur-angsur menghilang dan perasaan kenyang segera datang. Keahlian Mulan benar-benar hebat. Saat aku makan, aku melihat pergelangan tangan Mulan terluka. Aku segera mengambil obat herbal yang sesuai dan memakaikannya kepada dia. Dia tersenyum dan berkata, "Luka ini bukan apa-apa."

Aku menggelengkan kepalaku dan berkata padanya: "Apanya yang tidak apa-apa, terluka seperti ini masih dibilang tidak apa-apa, saat mengambil obat herbal tidak memerhatikan tubuhmu?”

Mulan tersenyum manis dan mengangguk.

Bayu berkata padanya: "Kakak terluka...sakit, sakit..."

Mulan membelai kepala Bayu, mengulurkan obatnya dan aku membungkus perban di sekitar pergelangan tangan Mulan.

"Hei, matahari akan segera terbenam, Bayu dan aku harus pergi."

Mulan berdiri dan menepuk-nepukan debu tanah, meletakkan keranjang kayu berisi obat herbal di punggung dan berkata kepadaku: "Hati-hati di jalan pulang ya. Jalannya curam di sore hari, jangan sampai terjatuh."

Aku mengangguk, hatiku merasa hangat, berkata kepada Bayu : "Jaga adikmu, jangan biarkan orang jahat menculiknya."

Aku tidak tahu apakah dia mengerti atau tidak, aku hanya tertawa kecil.

Aku tidak tenang melihat Mulan berjalan menyusuri jalan gunung, melihat dia pergi dari kejauhan, dia juga melambai padaku, berteriak agar aku segera kembali.

"Hei! Lusa bertemu lagi di tempat ini! Aku akan memberimu uang untuk obat herbal!"

Mulan mengangguk dengan manis beberapa kali dan perlahan menghilang dari pandanganku.

"Sudah waktunya untuk kembali."

Aku berkata pada diri sendiri, mengenai perilaku Trejo hari ini, aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk kembali ke desa.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu