Penyucian Pernikahan - Bab 408 Mengunjungi

Delia mengantarku ke jalan aku menjemputnya sebelumnya, lalu aku pamit kepada Delia, ketika turun dari mobil, Delia tiba-tiba mengatakan "Semua pria itu brengsek!"

Setelah itu, menginjak gas pergi.

Aku tercengang, kata-kata ini jelas ditujukan padaku, entah kenapa aku merasa kesepian.

Dewi Danau berkata "Kamu melewati sebuah kesempatan yang bagus, ketika Delia sedang patah hati, kamu tidak bisa menemaninya, malah pergi menemani wanita lain."

"Delia memiliki perasaan padamu, banyak hal telah terjadi di antara kalian dan kalian telah melewati banyak hal bersama atau mungkin, dulu Delia pernah menyukaimu sebelumnya."

"Misalnya, ketika ulang tahun Nenek Limas, kamu mengandeng tangan Delia, memberi tahu semua orang, dia pacarmu, saat itu, dia pasti sangat menyukaimu."

"Ada lagi, ketika Delia menciummu, dia pasti sangat senang sampai melakukan tindakan itu, hanya dengan orang yang disukai dan akrab baru bisa melakukan hal seperti itu."

Benar apa yang dikatakan Dewi Danau, sebenarnya malam ini aku ingin menemani Delia, lalu menceritakan kejadian malam ini kepada Yosepin, aku percaya dia pasti bisa mengerti.

Hanya saja kemampuan mengamati Delia sangat hebat, beberapa panggilan telepon dalam satu malam, sudah bisa membuatnya mengetahui diriku berkencan dengan gadis lain.

Dewi Danau terus berkata "Delia mencintai Reygen selama lima tahun, sebenarnya waktu mereka bertemu dan bersama, tidak sebanyak waktumu bersama dengannya."

"Cinta Delia kepada Reygen, semuanya karena kekaguman dan janjinya, Reygen memiliki kualifikasi yang sangat baik, ditambah penampilannya yang tampan dan kekar, setiap wanita yang melihat Reygen untuk pertama kali, pasti mengetahui Reygen orang yang hebat dan akan tertarik."

"Janji pria kepada wanita sangat mudah dilanggar, Delia gadis yang malang, dulu pernah pacaran dengan Anton, Anton mengkhianatinya berselingkuh dengan wanita lain, lalu pacaran dengan Reygen, Reygen juga sama, jadi, Delia yang tahu kamu berkencan dengan wanita lain, membuatnya …… Sangat benci."

"Pelan-pelan saja, mengejar seorang wanita butuh sebuah keterampilan, jangan terburu-buru, pertama-tama jaga Yosepin dengan baik, jangan sampai tidak bisa menjaga keduanya dengan baik, itu akan sangat merepotkan."

Dewi Danau sangat hebat, tampaknya Dewi Danau pernah menjadi guru cinta sebelumnya.

Masalahku dengan Delia harus perlahan-lahan, kalau bisa bersama tentu saja sangat bagus, kalau tidak bisa bersama, kita bisa menjadi teman baik.

Aku berjalan ke hotel, di tengah jalan, aku menelepon Ipang, menanyakan masalah hotel.

Ipang berkata "Bos, jangan khawatir, modal makanan dan minuman malam ini kalau ditambahkan mencapai 8m, selain itu kerugian restoran tidak mencapai 60m, hanya ada dua vas yang nilainya 10m, dinding, lantai dan lainnya hanya lecet sedikit, meja makan yang dirusak seharga 20 juta/unit, totalnya sekitar 20m."

"Aku sudah menerima 30m, untung 10m."

Ya tuhan, aku tercengang "Keuntungan restoran kita begitu besar?"

Modal anggur dan makanan 8m, dibeli 46m!

Ipang berkata "Boss, jangan tercengang, biasanya tidak untung sebanyak ini, biasanya sangat sedikit orang yang memesannya, sampai ada beberapa barang yang harus dibeli dari toko lain, kalau untuk anggur, biasanya juga jarang ada yang memesannya, kalau pesan paling sebotol."

"Dalam keadaan normal, sebotol anggur seharga 320 juta akan terjual dua sampai tiga botol dalam sebulan, malam ini dalam sekejap terjual ratusan botol."

Ternyata begitu, aku berkata "Teman-teman malam ini sudah bekerja keras, semua yang lembur malam ini akan mendapatkan bonus 20 juta, mereka yang terluka akan direimburse dan diberikan bonus 20 juta."

Ipang sangat senang dan tiada henti terus berterima kasih padaku, mengatakan aku terlalu baik pada mereka, Victor tidak pernah memberikan bonus seperti ini.

Setelah telepon ditutup, aku sampai di kamar Yosepin.

Begitu aku masuk ke kamar, aku melihat Yosepin telanjang di depanku, lalu bergegas ke pelukanku, memelukku dengan erat, memelintir tubuhnya dan tangannya sudah berada di tubuhku, mulai meraba-raba,

Yosepin tidak bertanya padaku apa yang terjadi malam ini, tidak bertanya mengapa malam ini pulang begitu malam dan juga tidak bertanya mengapa tidak menjawab teleponnya, melainkan langsung menarikku dan melemparku ke tempat tidur.

Begitu ngebet ya!

Setelah kami berdua melakukannya dengan gila-gilaan, Yosepin baru beristirahat dengan puas.

Kami tidur sampai siang keesokan harinya, setelah bangun, kami check out dan aku mengantar Yosepin ke restoran kelas atas.

Setelah makan, kami pergi membeli beberapa hadiah, kami akan pergi ke rumah Yosepin, mengunjungi orang tua Yosepin.

Kali ini, tidak hanya sekedar mengunjungi, aku ingin tahu masalah yang berhubungan dengan orang tuaku.

Keluarga Yosepin tinggal di sebuah kabupaten kecil, kami naik taksi, setelah dua jam lebih, kami tiba di gerbang sebuah kabupaten kecil.

Ini bukan rumah Yosepin sebelumnya, sebelumnya, keluarga Yosepin tinggal di pedesaan, tampaknya keluarganya sudah membeli rumah.

Sekuriti di depan pintu menyapa Yosepin, melihat Yosepin membawa seorang pria dan membeli hadiah, tatapannya tampak aneh, pasti mengira pacarnya.

Orang tua Yosepin masih belum pulang, kami menunggu mereka di rumah.

Rumah Yosepin terdiri dari 3 kamar dan 1 ruang tamu, dekorasinya sederhana dan indah, aku duduk di sofa, Yosepin menuangkan teh untukku dan aku melihat sekeliling kamar.

Tiga lukisan pemandangan berharga digantung di dinding latar ruang tamu, tampaknya Paman Wijaya lebih menyukai lukisan pemandangan, kalau tidak, lukisan pemandangan tidak akan digantung di ruang tamu yang mencolok, tetapi di ruang kerja.

Ketika aku melihat lukisan tinta di tengah, aku sedikit terkejut, pemandangan di lukisan ini ternyata adalah desa kami!

Rumah-rumah, sungai-sungai dan gunung di desa ini terlihat seperti asli dan sederhana, tetapi memberi orang perasaan yang sangat artistik.

Akhirnya, tatapanku tertuju pada sudut kanan bawah lukisan, tanda tangan lukisan itu, bertuliskan Eggy Ramdhan !

Ternyata itu …… Tanda tangan ayahku!

Anehnya, kapan ayahku melukis gambar ini?

Dalam ingatanku, orang tuaku penduduk desa yang biasa, sama seperti penduduk desa lainnya, mereka tidak memiliki pengetahuan, bagaimana mereka bisa melukis?

Yosepin menuangkan segelas teh untukku, setelah itu menetap di sisiku.

Aku tidak tahan untuk bertanya "Kak Yosepin, ketika kecil aku tidak pernah melihat lukisan ini di rumahmu?"

Yosepin berkata "Ayahku membeli dua lukisan, salah satunya diberikan ayahmu kepada ayahku, di atasnya ada tanda tangan ayahmu, menurutku lukisan yang dilukis ayahmu jauh lebih baik daripada dua lukisan lainnya."

Aku terus bertanya "Kapan diberikan?"

"Aku juga tidak tahu, yang pasti ketika kita masih kecil."Yosepin berkata:"Setelah kita membeli rumah, ayahku mengeluarkan lukisan itu dari kotak dan menggantungnya di sini, mengatakan itu adalah penghormatan kepada ayahmu."

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu