Penyucian Pernikahan - Bab 34 Saran Dari Kepala Desa

Kepala desa berkata: "Bagi semua orang, masalah ini termasuk hal yang baik. Aku telah menderita rinitis selama puluhan tahun, telah pernah berkonsultasi dengan banyak dokter terkenal, tetapi tetap tidak sembuh. Bahkan para ahli rinitis juga tidak memiliki solusi untuk penyakitku dan sekarang, rinitis aku telah sembuh total, hanya dengan makan 2 herbal !"

Jantungku mengerat, jangan-jangan hal ketiga yang mau dibicarakan kepala desa berhubungan denganku?

Sesuai dengan tebakanku, kepala desa berkata: "Kalian pasti ingin tahu dokter jenius yang mana yang menyembuhkan penyakit rinitis aku yang telah berlangsung puluhan tahun hanya dengan 2 herbal. Orang itu adalah Gilang!"

"Apa? Mana mungkin?"

"Gilang tahu mengobati penyakit?"

"Jangan-jangan kucing buta bertemu dengan tikus mati?"

Semua orang menoleh kepadaku dan mengossip dengan wajah tidak percaya.

Sebenarnya aku sendiri juga tidak percaya aku memiliki kemampuan ini. Semua kemampuan ini sebenarnya berasal dari Dewi Danau yang berada di dalam tubuhku.

Kepala desa berkata: "Kalian semua mengenal Gilang, dia tidak memiliki orang tua sejak kecil, berkat bantuan semua orang, dia bertumbuh dewasa dengan susah payah. Meskipun miskin, kesadaran dan pengetahuan Gilang sangat kaya raya, sambilan bekerja keras dia juga tidak lupa belajar tentang medis dan mengembangkan kekuatannya, sampai sekarang dia memiliki pengetahuan medis yang lengkap"

Aku merasa sangat tersentuh dan juga bersalah, karena mau bagaimanapun, aku membohongi kepala desa.

Kalau bukan Dewi Danau, aku benar-benar tidak akan mengerti medis.

Pada detik ini, tatapan para penduduk desa terhadapku langsung berubah.

Hanya Selvi yang tidak menganggap hal ini dan memasang wajah tidak peduli.

"Desa kita tidak ada dokter, kalau penduduk kita sakit, mereka harus berangkat ke rumah sakit pemerintah di daerah kota, hal ini sangat merepotkan. Setelah mengetahui Gilang memiliki kemampuan ini, aku memutuskan untuk mendirikan sebuah klinik medis di desa kami dan Gilang akan menjadi dokter di klinik ini dan juga dokter pertama di desa kami!"

"Bagus!" Setelah mendengar kata-kata kepala desa, seluruh penduduk pun menepuk tangan dengan meriah.

Aku merasa sangat kaget, kepala desa pernah mengatakan hal ini kepadaku sebelumnya, tetapi aku tidak setuju, aku mengira dia tidak akan membahas masalah ini, tidak menyangka dia akan mengumumkan masalah ini di pertemuan kali ini.

Pada saat ini kak Trias pun berkata: "Mendirikan klinik medis di desa adalah hal yang baik untuk penduduk kita. Aku sangat senang bahwa dokter pertama di desa kita adalah Gilang, aku bersedia mengeluarkan 400 juta secara pribadi untuk membantu dana pendirian medis dan pembelian alat medis"

"Baik!"

"Bagus!"

Para penduduk berseru dengan suara besar dan bertepuk tangan untuk waktu yang lama.

Pada saat ini, ada yang bertanya: "Kalau nanti kita pergi berobat ke klinik, apakah kita harus membayar?"

Kepala desa berkata: "Pertanyaan ini sangat bagus. Aku memiliki 2 saran, yang pertama adalah komite desa membayar gaji Gilang, kalau begitu penduduk desa tidak perlu mengeluarkan uang untuk berobat kecuali untuk pembelian obat. Yang kedua adalah komite desa tidak membayar gaji Gilang dan para penduduk harus mengeluarkan uang sendiri untuk berobat ke klinik. Bagaimana?"

"Memberi gaji kepada Gilang saja"

"Lebih bagusnya komite desa memberi gaji kepada Gilang"

Komite desa memberiku gaji, hal ini tentu saja lebih menguntungkan kepada para penduduk, jadi sebagian besar penduduk memilih pilihan ini.

Setelah pembicaraan beberapa saat, keputusan terakhir adalah aku akan diberi gaji sebanyak 1,6 juta per bulan, sementara aku harus berada di klinik paling tidak 8 jam di klinik.

Setelah rapat dibubarkan, ada beberapa orang pun mencariku untuk berobat, penyakit yang mereka derita rata-rata adalah penyakit biasa. Aku berkata setelah memanen semua jagung Rahmat nanti, aku akan pergi ke pegunungan untuk memanen obat, nanti mereka tinggal makan obat saja.

Berkata tentang jagung, jam sekarang sudah lumayan telat, aku harus segera pergi memanen jagung.

Di sepanjang jalan, Selvi mengejek: "Kamu ini benar-benar sangat pandai menyembunyikan kemampuan, aku tidak menyangka kamu benar-benar pandai mengobati penyakit. Sekarang sudah ada gaji, kamu sudah termasuk orang yang memiliki pekerjaan, nanti pasti akan ada gadis yang menikah denganmu"

"Masalah ini belum pasti" Aku menjawab.

"Sudah sudah, jangan pamer lagi. Bukannya kamu pandai mengobati penyakit? Cepat periksa aku, lihat aku menderita penyakit apa" Selvi berkata.

Aku tidak tahu di bagian mana yang aku bersikap pamer.

"Penyakit kamu sudah diderita sejak kecil, sekarang sudah tertanam ke dalam tulang, takutnya susah diobati" Aku berkata dengan serius.

"Jangan sembarang berkata!" Selvi berkata, "Aku menderita penyakit apa?"

"Penyakit tidak menganggapku, yaitu penyakit memandang rendah orang" Aku berkata.

"Kamu----" Selvi memarahi aku, "Kamu sembarang berkata!"

Pada saat ini, suara Dewi Danau tiba-tiba berdering di telingatku: "Kamu coba bertanya kepadanya, apakah baru-baru ini dia sering merasa gatal di bagian sana"

"Bagian sana?" Aku bertanya.

"Jangan peduli begitu banyak, yang penting tanya saja sesuai kata-kataku" Dewi Danau berkata.

Jadi, berdiri di depan Selvi, aku pun bertanya: "Baru-baru ini bagian sanamu terus merasa gatal kan?"

Selvi melamun sejenk, kemudian wajah dia langsung memerah, "Kamu---kamu bilang apa?" Setelah itu dia pun langsung melangkah ke depan dengan cepat.

Aku tidak tahu apa yang terjadi.

Melihat langkah Selvi yang semakin cepat dan bagian pinggulnya yang bergoyang sana sini, aku tiba-tiba teringat, jangan-jangan maksud Dewi Danau adalah bagian kelaminnya?

Kalau tidak, berdasarkan personalitas Selvi, dia tidak akan pernah merasa malu.

Tetapi mengapa bagian sananya bisa merasa gatal?

Sore hari, setelah mengemas jagung yang telah dipanen ke rumah Rahmat, kepala desa dan Rahmat menghampiriku, kepala desa berkata: "Gilang, aku sudah memberi tahu Rahmat, semuanya sudah hampir selesai dipanen. Mulai besok, kamu tidak perlu memanen lagi, aku telah meminta komite desa untuk mengatur klinik medis untuk kamu, lokasinya berada di rumah tua yang terletak di samping aula leluhur. Mulai besok kamu akan bekerja di sana"

Melihat ekspresi Rahmat yang kurang senang, aku pun berkata: "Sepertinya tidak bisa begitu, aku akan mulai bekerja nanti setelah membantu paman Rahmat memanen semua tanamannya"

"Tidak perlu lagi, besok... besok kamu pergi bekerja di klinik saja" Setelah berkata, Rahmat pun berputar balik badannya dan meninggalkan tempat.

Melihat bayangan belakang Rahmat, aku merasa dia lumayan kasihan, anak putra dia Ahmad sudah meninggal. Pada awalnya aku mengira aku bisa membantu dia, tetapi kepala desa malah memberikan pekerjaan dokter kepada aku. Sepertinya akan sangat susah kalau Rahmat ingin meminta bantuanku.

"Ayo, aku mau membicarakan sesuatu denganmu" Kepala desa berkata.

Aku dan kepala desa pun berjalan menuju rumahku.

"Ada apa?" Aku bertanya.

Kepala desa berkata: "Gilang, sekarang kamu adalah satu-satunya dokter desa kami, tanggung jawab kamu sangat besar. Jadi sekarang kamu harus bertingkah sangat hati-hati"

"Semua ini berkat penjagaan dan perlindungan kepala desa, kalau tidak aku mana mungkin bisa menjadi dokter desa?" Aku berkata.

"Kamu memiliki kemampuan itu, kalau kamu itu emas, pasti akan bersinar suatu hari. Sementara aku memiliki tatapan yang bagus, haha..." Kepala desa tertawa.

"Terima kasih pak" Aku berkata. Jarang-jarang aku bisa bertemu dengan orang yang ingin membantu aku.

"Setelah menjadi dokter desa, kamu harus memiliki persiapan mengobati pasien pada kapan pun. Jadi keamanan kamu sendiri itu harus terjaga" Kepala desa berkata dengan serius.

"Iya, aku tahu"

"Jadi, aku akan menyarankan kamu tidak boleh menjadi pembuka cahaya desa kita lagi..."

"Apa?" Aku terkejut sejenak, "Kepala desa, aku merasa aku bisa..."

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu