Penyucian Pernikahan - Bab 303 Tubuh Kehabisan Tenaga

Ketika aku bangun, sudah sore keesok harinya, seluruh tubuhku lemah tak bertenaga, kepala terasa pusing, sangat tidak nyaman.

Tidak tahu siapa yang membuka mantelku, kaki juga telanjang, tubuh ditutupi selimut, ada kasur tebal di bawah, untuk mencegah agar luka di tubuhku tidak tertekan.

Aku baru saja bangun, ada wajah cantik yang muncul di hadapanku.

Itu adalah Glasiva.

Seluruh tubuhku lemah sekali, bahkan tidak ada tenaga untuk duduk di ranjang, Glasiva memapahku untuk bangun, bersandar di sandaran ranjang, meletakkan bantal di punggungku, sangat teliti.

Glasiva berkata: “Semalam kamu masih baik-baik saja, sebenarnya apa yang terjadi?”

Aku menarik nafas dalam-dalam, “Tenagaku terkuras habis, ambruk.”

Aku memanggil Dewi Danau, tapi Dewi Danau tidak menanggapiku, kelihatannya kemarin Dewi Danau dua kali merasuki tubuhku telah menghabiskan banyak tenaga.

Glasiva berkata: “Tidak ada yang aneh dengan tubuhmu, luka sudah stabil, bagaimana kalau coba minum air garam dan lebih banyak istirahat.”

Meskipun Glasiva sangat dingin, tapi dari tatapan matanya bisa dilihat, dia sangat mengkhawatirkanku.

“Tidak perlu, terima kasih.” Aku tersenyum mengatakan: “Aku hanya merasa agak lapar, tolong bawakan sedikit makanan untukku.”

Glasiva keluar, tidak selang berapa lama, masuk lagi sambil membawa piring berisi nasi dan tiga mangkuk lauk.

Sekali lihat itu adalah kealihan Evelin Liam, sejak awal sudah memasakkan makanan menungguku bangun.

“Tangan bisa bergerak bukan?” Glasiva meletakkan piring di samping tempat tidur.

Aku berkata: “Tidak bisa bergerak, sedikit tenaga pun tidak ada, kamu suapin aku.”

Sebenarnya tanganku bisa bergerak, tidak masalah kalau hanya untuk makan, aku mengambil kesempatan ingin Glasiva merawatku dan membina perasaan dengan Glasiva.

Glasiva mengangkat piring berisi nasi, mengambil sayur, tepat saat akan menyuapiku, Mahmud tergesa-gesa masuk dari luar.

“Bos, kamu sudah bangun.” Mahmud sangat mengkhawatirkanku.

Aku mengangguk, “Lari begitu cepat, apakah telah terjadi sesuatu?”

Mahmud terkekeh: “Aku baru santai, langsung ke sini untuk melihatmu bos.”

“Bos, kamu tidak apa-apa bukan?”

“Tidak apa-apa.” Aku berkata: “Hanya merasa sangat lelah, lebih banyak istirahat sudah cukup.”

Glasiva menyerahkan mangkuk nasi kepada Mahmud, lalu keluar.

“Bos, begitu parah ya, apakah tangan juga tidak bisa bergerak?” Mahmud duduk di samping ranjang, tampangnya yang terlihat penuh perhatian, “Tidak apa-apa, bos, aku suapin kamu.”

Aku merasa kebingungan, kamu cepat atau lambat tidak datang, untuk apa masuk pada saat ini?

Awalnya ingin menyuruh Glasiva si cantik menyuapiku makan, sekarang, Glasiva malah pergi.

Aku langsung merebut mangkuk berisi nasi, mulai makan dengan lahapnya.

Mahmud memberi tahuku, hari ini pagi-pagi, Mayden dan Hasan mereka berdua mengumpulkan penduduk desa, menutup kuburan dengan batu bata dan semen.

Kemudian, lubang yang ada di aula leluhur, terus digali membesar, mau menggali semua ruang di atas gua yang berukuran lebih dari 300 meter, baru diisi dan diratakan lagi.

Ini adalah sebuah proyek besar.

Sebenarnya di atas gua sangatlah kokoh, sebelumnya ada rumah di atasnya, sudah beberapa ratus tahun, tidak ada keruntuhan, tetapi paling baik, mengali bagian atas untuk mengisi bagian bawah.

Setelah aku selesai makan, aku menelepon Mayden.

Mayden mengatakan bahwa dia telah memeriksa akses dari sarkofagus menuju kuburan, membawa keluar semua tubuh musang mati dan membakarnya, tidak ada kejanggalan apa pun.

Mayden bersama Tong Samcong, memberi tahu penduduk desa, yang jahat adalah Siluman Kuning, jadi Siluman Kuning dibunuh, semuanya sudah diselesaikan, gali bagian bawah tanah untuk diisi penuh, maka bagian atas sudah bisa untuk membangun rumah.

Mengenai ukiran berharga di bawah sana, Mayden ingin mengambilnya, tapi Kikyo bersikeras menentangnya.

Ukiran-ukiran itu, diukir oleh tuan Kikyo dan pria Kikyo, bisa dibilang barang-barang ini milik Kikyo, Kikyo tidak akan membiarkan orang lain merusak atau mengambilnya.

Jadi, mengubur semua yang ada di bawah, selamanya tersimpan di bawah tanah adalah pilihan terbaik.

Sungguh tidak menyangka, aku hanya pingsan sepanjang pagi, Mayden sudah melakukan begitu banyak hal.

“Masih ada satu hal lagi.” Mayden berkata: “Aku berencana menggali area pemakaman yang luas, memeriksa di bawah sana, ingin menyelidiki secara menyeluruh masalah Pencuci, sebenarnya siapa yang sedang membuat onar?”

“Namun, baru saja diusulkan, sudah mendapat tentangan dari semua penduduk desa.”

Kuburan? Sudah beberapa generasi leluhur penduduk desa yang dimakamkan di pemakaman itu, menggali kuburan leluhur orang lain, penduduk desa pasti tidak akan setuju.

Aku berpikir-pikir, mengatakan: “Masalah Pencuci, kelak baru pelan-pelan menyelidikinya lagi, tangani dulu masalah di desa, bawa pulang Selvi, langkah selanjutnya baru melakukan hal lain.”

“Kamu tenang saja, aku akan membujuk penduduk desa untuk menggali kuburan.”

Mayden setuju, aku bertanya: “Di mana Kikyo?”

Mayden berkata: “Kikyo tinggal di klinik, aku menguncinya di dalam kamar, dia tidak leluasa untuk menunjukkan diri, terutama tidak boleh membiarkan dia bertemu dengan Hasan.”

Hasan adalah orangnya Farhat, Sujiwo pernah bertemu dengan Kikyo, Kikyo memang tidak boleh bertemu dengan Hasan.

Sekarang Dewi Danau tidak menanggapiku, langkah selanjutnya, aku juga tidak tahu harus melakukan apa, hanya bisa menunggu Dewi Danau bangun.

Mahmud sibuk dengan hal lain, aku beristirahat di tempat tidur.

Pada jam empat sore, aku menerima panggilan telepon misterius, itu adalah nomor tersembunyi.

“Gilang, apakah sudah mendapatkan pusaka itu?” Di dalam telepon, itu adalah suara Farhat.

Tidak menyangka Farhat begitu cepat sudah menelepon, kelihatannya Sujiwo sudah memberi tahu masalah ini pada Farhat.

Aku berkata: “Untuk sementara pusaka masih belum didapatkan, tunggu sudah didapatkan, tentu aku akan menghubungimu!”

Farhat marah, “Gilang, kamu mempermainkanku ya!”

“Kamu sudah melukai orang-orangku dan melepaskan siluman itu!”

“Gilang, sebenarnya trik apa yang sedang kamu lakukan!”

Aku berkata: “Farhat, kamu yang memainkan trik bukan?”

“Aku pernah berjanji padamu, akan mendapatkan pusaka itu untukmu, kamu malah mencari orang untuk membunuhku dan merebut pusaka itu!”

“Aku tidak membunuh orang-orangmu, itu sudah sangat berbaik hati padamu!”

Farhat berbicara dengan galaknya: “Jangan banyak omong kosong, beri tahu aku, di mana pusakanya? Sudah dapat belum!”

“Maaf, masih belum.” Aku berkata: “Siluman itu melarikan diri ke gunung belakang, bersembunyi di belakang gunung yang dalam, sementara masih belum menemukannya.”

“Tunggu setelah aku menangkap siluman itu, pasti akan memberikan pusaka padamu.”

Farhat berkata dengan dingin: “Gilang, aku beri kamu waktu tiga hari, setelah tiga hari, jika kamu tidak memberikan pusaka padaku, aku akan membunuh wanitamu, aku akan membuat desa kalian tidak tenang!”

Farhat menutup telepon.

Sialan, Farhat hanya memberiku waktu tiga hari.

Hingga jam sepuluh malam, tubuhku sudah lebih bertenaga, Mayden pulang dan makan malam bersamaku, setelah itu dia membawakan makanan untuk Kikyo.

Kikyo sedang bermeditasi di dalam kamar, mendengar aku dan Mayden masuk, baru membuka mata.

Setiap kali melihat Kikyo, ada semacam perasaan akrab dalam lubuk hatiku, selain itu, seiring hubungan kami yang terus akrab, perasaan ini semakin lama semakin kuat.

“Ini adalah makanan yang disiapkan untukmu.” Aku memberikan dua kotak makanan.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu