Penyucian Pernikahan - Bab 285 Peti Mati

Dewi Danau berkata "Di tempat-tempat yang energi negatifnya sangat kuat, dalam keadaan normal, tidak akan ada aura spritual. Mayden saat ini tidak terpikir tentang hal ini. Mayden juga tidak bisa mendeteksi aura spiritual di akar pohon. Setelah Mayden menyalakan api, tentu saja secara alami bisa merasakan kumpulan aura spiritual di bawah. "

"Jika tempat ini di bakar, maka semuanya akan sia-sia dan auranya akan runtuh."

"Pikirkan cara untuk menjauhkan Mayden. Aku ingin menyedot aura spiritual di dalamnya."

“Menghisap aura spiritualnya?” Aku terkejut.

Dewi Danau berkata "Aku membutuhkan banyak aura spiritual untuk memulihkan kekuatanku. Pohon Kehidupan di sini begitu besar, aura spiritual yang ada di dalamnya pasti sangat banyak, sangat bermanfaat bagiku."

"Kali ini, kita mendapatkan berkah terselubung."

"Jangan khawatir, penilaianku tidak mungkin salah. Jika benar-benar tidak ada aura, tidak akan terlambat jika kita membakarnya setelah itu."

Tapi, yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara menjauhkan Mayden ?

Dengan menjauhkan Mayden, kita baru bisa mengecek apakah ada aura di akar pohon.

Dewi Danau ada di dalam tubuhku, hal ini tidak boleh terungkap, tidak oleh memberitahu Mayden.

Setelah Mayden memasang segel, lalu berkata "Gilang, ayo, kita ke atas ambil bensin."

Cara apa yang bisa digunakan untuk menjauhkan Mayden ? Pikiranku berputar dengan cepat, tapi tidak bisa mendapatkan ide yang bagus, begitu pula dengan Dewi Danau.

Kami berdua datang ke pintu gua dan menaiki tangga satu per satu.

Begitu aku naik, Hasan gelisah dan berkata dengan cemas "Gilang, telah terjadi sesuatu!"

Aku terkejut "Apa yang terjadi?"

Saat ini, ponselku terhubung dan masuk beberapa pesan, itu adalah pesan pengingat panggilan telepon dari Mahmud, kita di dalam gua sama sekali tidak ada sinyal.

Hasan berkata "Mahmud menghubungi ponselku dan memberitahu aku bahwa kedua pekerja di rumah sakit itu terjadi sesuatu."

"Mahmud tidak akan memberitahuku bagaimana situasi spesifiknya, dia mencarimu."

Aku segera menelepon Mahmud dan berjalan ke samping.

“Bos!” Mahmud berkata dengan cemas begitu panggilan telepon terhubung “Datanglah ke rumah sakit segera, dua pekerja itu... mereka... mereka benar-benar gila!”

Gila? Para pekerja itu gila?

Kemudian, aku membuka WeChat dan melihat Mahmud mengirimkan beberapa video padaku.

Kedua pekerja tersebut berlarian di rumah sakit dan memukuli orang, mereka menyerang saat melihat orang, benar-benar seperti sudah gila.

Keduanya telah diikat dan dikurung oleh staf rumah sakit. Para pekerja menggeram pelan, meronta terus-menerus, tatapan mata mereka gila, raut wajahnya memucat, sangat menakutkan.

Bagaimana bisa terjadi hal seperti itu?

Raut wajah Mayden terlihat sangat jelek saat melihat video itu "Gilang, kedua orang ini mungkin diserang oleh kejahatan. Aku akan pergi ke rumah sakit untuk melihatnya."

Aku berkata "Bukankah kamu baru saja memberi mereka obat?"

Mayden berkata "Aku juga tidak tahu jelas situasi saat ini. Aku harus menyelidiki agar bisa mengetahui hasilnya."

Setelah itu, Mayden berjalan ke samping ke arah Tong Samcong yang sedang terikat, tatapan mata Tong Samcong sangat normal, menatap kami dengan marah.

Tangan kanan Mayden menekan pembuluh darah Tong Samcong.

Kemudian, Mayden melepaskan kaus kaki dari mulut Tong Samcong dan Tong Samcong mengutuk "Kalian bajingan, cepat biarkan aku pergi!"

Mayden mengambil ponselku dan membuka videonya membiarkan Tong Samcong menonton "Kedua orang ini pernah bersamamu sebelumnya. Sekarang sedang terjadi sesuatu."

"Apakah ada kelainan pada tubuhmu?"

Tong Samcong melihat adegan dalam video dengan ekspresi serius dan berkata "Ini... ini sama sekali bukan energi negatif yang menyerang tubuh, energi negatif akan mengikis tubuh manusia, tubuh akan melumpuh dan perlahan menyebar, kemudian kulit akan membusuk karena racun negatif yang berbahaya. "

"Sama sekali tidak akan menggila."

"Ini... pasti hal lain yang tidak beres."

Mayden berkata "Aku tahu ini, aku bertanya padamu, apakah ada yang tidak normal di tubuhmu?"

"Tidak." Tong Samcong berkata "Aku juga seorang penyihir. Fisikku secara alami berbeda dari orang biasa, aku memiliki ketahanan dan kekebalan tertentu terhadap roh jahat."

Begitu Tong Samcong selesai berbicara, Mayden memasukkan kaus kakinya ke dalam mulut Tong Samcong lagi.

Mayden berkata kepada aku dan Hasan "Aku akan pergi ke rumah sakit sekarang. Kalian mengawasi di sini. Ingat, jangan biarkan siapa pun mendekat ke sini dan tidak boleh melepaskan delapan segel di pintu masuk gua."

"Dan juga, kalian harus segera menyiapkan bensin, membutuhkan bensin dalam jumlah banyak. Setelah aku kembali, sudah bisa membakar tempat ini."

Hasan dan aku menanggapinya, lalu aku berkata "Penyihir, aku akan mencari seseorang untuk membawamu ke rumah sakit."

"Tidak perlu." Mayden berkata "Aku menyetir sendiri ke sini."

Menyetir? Mengapa aku tidak pernah melihat mobil Mayden ?

Mayden melemparkan mayat musang ke tanah dan berkata kepada kami "Tunggu aku kembali, baru di bakar."

Setelah Mayden pergi, kesempatan datang. Aku sedang bingung bagaimana cara menjauhkan Mayden. Sekarang Mayden kebetulan pergi.

Dibutuhkan waktu satu jam lebih untuk pergi dan pulang dari rumah sakit kota dan aku punya waktu yang cukup.

Sekarang hanya perlu menjauhkan Hasan.

Aku berjalan ke arah Hasan dan berkata "Bang Hasan, aku akan mengawasi tempat ini. Kamu ambilkan bensin."

Hasan tersenyum dan berkata "Masalah sepele seperti ini, aku bisa menanganinya dengan telepon."

Setelah itu, Hasan mengeluarkan ponselnya untuk melakukan panggilan, sama sekali tidak ingin pergi dari sini.

Bagaimana ini?

Sepertinya tidak ada alasan lain untuk mengalihkan perhatian Hasan.

Kalau begitu, hanya bisa menggunakan trik selanjutnya.

Hasan selesai melakukan panggilan, lalu mengobrol denganku, menanyakan apa yang aneh di bawah ini.

Aku mengatakan yang sebenarnya, Hasan menatap tubuh musang di tanah dan bergumam "Jadi, selain Pohon Kehidupan dan musang yang terbunuh, tidak ada hal lain di dalam gua?"

"Um." Aku menegaskan lagi "Tidak ada yang lain."

Hasan tersenyum dan berkata "Baguslah, tidak ada yang lain, bakar saja pohonnya, bereskan tempat ini di sini, lalu bisa memulai pembangunan."

Hasan pasti tidak berpikir demikian di dalam hatinya, Hasan juga pasti terkejut, mengapa tidak ada harta karun di bawah!

Aku meraba benda di tubuhku, lalu berkata dengan terkejut "Gawat, dompetku ketinggalan di bawah!"

“Oh?” Hasan berkata “Dompet?”

Aku berkata "Kamu awasi di atas, aku akan mencari dompetku."

Hasan menghentikanku dan berkata "Apa yang kamu khawatirkan, bukankah itu hanya dompet? Apakah kamu akan kekurangan uang?"

"Tunggu Mayden kembali, baru turun saja. Bagaimana kalau ada bahaya, Mayden sudah berpesan tidak boleh turun."

Aku berkata "Ada faktur penting di dompetku. Tidak apa-apa, aku baru saja turun dan tidak ada yang aneh di bawah ini. Aku akan segera naik setelah aku pergi."

“Kalau begitu, berhati-hatilah.” Hasan juga tidak banyak bicara lagi.

Aku berjalan ke pintu masuk gua dan menuruni tangga.

Setelah mencapai bawah, aku sudah akrab dengan jalannya dan berlari ke ujung gua dengan cepat.

Saat aku sampai di akar pohon besar, aku mengikuti instruksi dari Dewi Danau dan menekan tangan kanan aku di suatu tempat di akar pohon.

Kekuatan aneh mulai menyusup dengan cepat di sepanjang permukaan akar, menyebar dengan liar.

Setelah beberapa saat, Dewi Danau berkata dengan sangat terkejut "Memang ada banyak aura spiritual di tengah akar dan di bawah pusat akar utama, ada sebuah peti mati!"

Peti mati?

Dewi Danau berkata "Peti mati itu disegel dan kekuatanku tidak bisa masuk."

"Sekarang, aku ingin menyedot semua aura spiritual di akar pohon."

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu