Penyucian Pernikahan - Bab 39 Telepon Seluler

Keesokan paginya Tya mendatangiku. Aku pikir dia ingin memintaku untuk memijatnya lagi, dan aku berencana untuk menolak dengan bijak, tapi sebelum aku bisa berbicara Tya terlebih dahulu berkata, "Trejo mendatangiku lagi, dia mengancamku dan mengatakan bahwa jika aku tidak tidur dengannya maka dia akan memberi tahu semua orang di desa hari ini tentang apa yang kita lakukan tadi malam. "

Aku sangat marah lalu berkata kepada Tya, "Biarkan saja dia, kami sebaiknya bersikeras bilang kalau aku hanya memijatmu saja."

"Tapi dia punya rekaman percakapan kita." Tya berkata dengan panik.

Aku berpikir sejenak, lalu berkata, "Aku akan mencari cara untuk mendapatkan rekaman itu."

Sejujurnya ketika mengingat tentang apa yang telah aku lakukan dengan Tya tadi malam, dan sekarang aku bertemu lagi dengannya membuatku merasa sangat malu.

"Kepala Desa berkata bahwa dia akan memperbaiki klinik kesehatan untukku hari ini, jadi aku akan pergi untuk melihatnya." Setelah berbicara, kemudian aku berjalan menuju aula leluhur di desa.

"Aku juga akan memeriksanya juga." Tya mengikutinya.

Aku ingin memberitahunya untuk tidak mengikutiku. Karena bagaimanapun juga, kejadian itu telah membuat banyak orang menjadi curiga. Tetapi untuk mengatakan padanya untuk tidak mengikutiku, entah kenapa aku tidak berani mengatakannya.

Dalam perjalanan ke sana aku berpapasan dengan Trejo.

"Hey, kalau kalian bersama seperti itu, itu tidak baik, bukan?" kata Trejo sambil menatapku dan Tya dengan senyum jahat.

"Pret!" Tya membuang muka dan mencoba mengabaikan.

Aku melangkah maju dengan cepat dan mendorongnya, lalu Trejo terdorong mundur dua atau tiga langkah, lalu menatapku dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan? Mau berkelahi ya, ha?"

"Oh tidak, tidak." Aku tertawa mendengarnya. “Maaf, aku tidak sengaja menabrakmu."

Jantungku berdegup kencang.

"Sebenarnya kamu tidak berani kan!" Trejo berkata agak aneh.

"Bagaimana dengan yang kalian lakukan tadi malam? Apakah kalian membahasnya?"

"Jika aku memberitahu kak Sanny tentang ini, menurutmu apa yang akan kak Sanny pikirkan?" Aku memandang Trejo dan bertanya.

"Dia? Huh!" Trejo mendengus.

"Apa yang bisa dia lakukan? Dia sendiri tidak ingin tidur denganku, jadi aku harus tidur dengan wanita lain. "

Apakah Sanny tidak mau tidur dengan Trejo? Bagaimana hal itu kontras dengan rumor yang ada?

Tya berteriak sekarang, "Trejo jika kamu berani omong asal, tak pites kepalamu. "

(tak=akan, pites=pencet sampai pecah)

"Gilang ayo pergi! "Tya mendorongku, dan mengatakan padaku untuk mengabaikan Trejo.

"Tunggu dan lihat saja!" Trejo berseru marah dari belakang.

Sesampainya di aula leluhur, aku melihat beberapa orang mendatangi rumah di sebelah, termasuk juga kepala desa. Kepala desa yang melihatku dari jauh menunjuk ke rumah tua itu dan berteriak, "Gilang menurutmu bagaimana tempat baru ini? Aku meminta seseorang untuk menghiasnya, jadi ini masih sangat baru. "

"Sangat bagus. Terima kasih kepala desa." Aku tersenyum.

"Ha… ha.. bekerja keraslah, aku sangat mengharapkanmu." Kepala desa sambil menepuk pundakku, lalu saat melihat Tya di sampingku, dia bertanya, "Tya kamu tidak bisa terus hidup sendiri, kapan kamu akan menikah dengan lelaki yang baik lagi? "

"Tidak perlu, aku masih merasa mampu untuk hidup sendiri." Jawab Tya.

Kepala desa memandang Tya dan dengan hati-hati berkata, "Kamu masih sangat muda, apakah kamu ingin menjadi janda selamanya? Bagaimana kalau begini, aku akan memperkenalkanmu dengan seorang pria, bagaimana menurutmu?"

Aku tahu tujuan dari Kepala desa. Dia sekarang tertarik untuk menjadi Pencuci. Dia sendiri sudah membuat rencana, jika Tya menikah, seseorang harus melakukan penyucian padanya. Kemudian Si kepala desa tua sebagai Pencuci yang akan memberikan Penyucian kepada Tya. Jadi dengan kata lain Kepala desa hanya ingin tidur dengan Tya.

Jika sebelumnya aku berpikir kalau Kepala desa orang yang baik, tetapi setelah mengetahui nafsunya, aku baru sadar bahwa banyak orang tampak ingin membantu orang lain di depan. Padahal sebenarnya mereka memiliki motif yang tersembunyi.

Tya berkata, "Terima kasih kepala desa atas kebaikanmu. Aku merasa baik - baik saja dengan menjadi janda. Jika suatu hari nanti aku ingin menikah lagi, pasti aku akan datang kepadamu untuk meminta bantuan." Sambil berbicara Tya menatapku sesaat dengan sengaja.

"Kalau begitu, baiklah. Ha… ha…”. Kepala Desa tertawa keras.

"Aku mau pergi ke toilet dulu, kalian mengobrollah dulu. " Aku bilang ke Kepala desa dan Tya.

"Iya pergi pergi pergi sana." Kepala Desa bahkan tidak melihatku, tetapi hanya melambai padaku. Lalu menatap Tya dan berkata, "Tya aku pikir sekarang adalah waktu terbaik untukmu sebagai wanita…"

Setelah sampai di tempat yang sepi aku mengeluarkan telepon di dalam tas. Ini adalah ponsel Trejo, yang aku ambil saat aku mendorongnya tadi dengan kecepatan tinggi.

Pertama kali aku melakukan ini, membuatku gugup sekaligus bersemangat. Untungnya aku bisa menguasai diriku, sehingga Trejo tidak curiga saat itu.

Aku tidak sabar untuk segera menghidupkan teleponnya dan menghapus rekaman percakapan antara aku dan Tya. Aku dulu menggunakan telepon seluler Nokia versi lama yang sudah lama rusak. Sejak itu aku tidak pernah menggunakannya. Ponsel Trejo adalah ponsel yang sangat trendi, aku bahkan sama sekali tidak tahu bagaimana cara menggunakannya.

Setelah berusaha keras dalam waktu lama, layarnya masih tidak bisa aku buka. Tidak mungkin, jadi aku memutuskan untuk pergi menemui Tya, dan melihat apakah dia bisa membukanya.

Tidak sengaja saat berbalik aku melihat Selvi mendekat, lalu dia berteriak dari jauh, "Gilang Jelek, pas kamu disini, sudah jadi dokter, jagung juga tidak ada, sekarang aku lagi butuh. Jadi sekarang kamu cepet panen terus kasih ke aku."

"Aku tidak ada waktu." Kataku padanya.

"Kamu tidak ada waktu?" Selvi merasa jawabanku tidak masuk akal.

Dia lalu datang dan meraih pergelangan tanganku lalu menyeretku untuk memanen jagung. Secara tidak sengaja dia melihat telepon di tanganku lalu matanya bersinar dan berkata, “Apakah kamu baru saja membeli ponsel? Apa mereknya? Sini aku lihat.”

"Aku menemukannya." Aku merasa ada hal yang tidak beres. Jadi aku menaruh ponselnya di saku celanaku untuk menyembunyikannya.

"Siniin!" Selvi memasukkan tangannya ke dalam saku celanaku dan mengeluarkan teleponnya.

"Wah bagus juga mereknya Huawei? Tangan ramping Selvi memegang layar ponsel dan membukanya dalam satu sentuhan, "Tidak ada kata sandinya, kamu benar-benar bodoh. Katakan, kamu membelinya dengan harga berapa? "

"Ahhh… kembalikan padaku dulu." Aku ingin mengambil ponsel itu tetapi Selvi justru berbalik dan aku menangkap udara.

Tampaknya, aku harus menggunakan kecepatanku saat menangkap Dewi Danau untuk mendapatkan kembali ponsel itu.

Baru saja aku akan membuat trik tiba-tiba Selvi berteriak, "Wah kenapa banyak sekali foto? Apakah ini Kak Tya? Apakah ini kak Citra? Hah mengapa kak Citra tidak mengenakan pakaian apa pun? Di mana kamu mengambil ini? Hah ada foto Bibi Inem juga? Gilang aku benar - benar tidak menduga. Kamu sudah mengambil begitu banyak foto wanita telanjang. Kamu ternyata tukang intip! "

"Mana coba lihat?" Aku mengambil teleponnya. Meihatnya, dan benar ada banyak gambar wanita di ponsel ini, dan hampir separuh wanita di desa ada disana. Kebanyakan fotonya berfokus pada dada dan pinggul, serta ada juga foto yang diambil dari bawah rok mereka Bahkan banyak yang tidak berpakaian sama sekali!

Berani - beraninya dia diam - diam memfoto. Tidak terduga kalau Trejo memiliki hobi seperti ini.

"Ini bukan ponselku, aku menemukannya." Kataku.

"Betulkah?" Selvi meragukan.

"Mengapa aku harus berbohong padamu, apakah kamu pikir aku pernah menggunakan ponsel sebelumnya?” Aku mengatakannya sambil mencari rekaman yang aku cari.

"Iya, jika aku ingat - ingat, aku benar-benar belum pernah melihatmu menggunakan ponsel. Lalu siapa pemilik ponsel ini?" Kata Selvi, tiba-tiba mengulurkan tangannya sambil mencoba untuk mengambil ponselnya lagi. Aku dengan sigap menghindarinya. Selvi menjadi marah, dan menghentakkan kakinya dan berkata, "Berikan kepadaku ponselnya, akan aku lihat siapa pemiliknya! "

"Tunggu." Akhirnya aku menemukan sesuatu yang bukan foto, aku mengklik untuk melihat video. Dan setelah video itu dibuka, terdengar suara erangan wanita dari dalam dan tampaklah seorang pria dan seorang wanita yang sedang berkelahi di tempat tidur.

"Ahh… Ah ..ahh…. "Suara wanita itu sangat penuh dengan orgasme.

"Apa yang kamu lihat?" Selvi membungkuk.

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu