Penyucian Pernikahan - 424 Masalah Wanita

“Jangan pergi.” Delia berkata dengan wajah dingin, “Kamu dan cewemu mau bersenang-senang, aku mesti ngapain?”

"Apa aku harus menghibur diri sendiri?"

Kata-kata Delia membuat orang tertawa sekaligus menangis.

Aku hendak menggoda Delia, tiba-tiba, mobil di belakang membunyikan klakson beberapa kali dan dengan cepat menyalip mobil kami, berhenti, dan menghalangi mobil kami.

"Bisakah nyetir gak sih!" Delia berteriak, "Dasar bajingan, ini jalan raya!"

Melihat plat nomor di depan, itu adalah mobil Mahmud, orang ini sudah kembali.

Mahmud membuka jendela mobil, menjulurkan kepalanya, dan berteriak kepada kami, "Bos, aku pikir ke mana kamu pergi bermain beberapa hari terakhir ini, rupanya kamu bersama kak Delia.”

"Apakah sudah makan? Jika kamu belum makan, semua orang makan bersama, biar rame."

Evelin juga menjulurkan kepalanya dan berkata, "kak Vanya dan Mulan mungkin tidak tahu bahwa kita kembali, Bang Mahmud dan aku akan membeli beberapa sayuran, kalian kembali dulu, kita akan makan enak di malam hari."

Aku berteriak, "Ayo belanja bersama."

“Oke!” Mahmud melaju ke depan.

Delia menoleh untuk melihatku, dan berkata dengan bingung: "Mahmud .., kenapa dia bersama siswi ini?"

Aku berkata, "Menurutmu? Sudah sangat jelas, masih bertanya?"

Wajah Delia menghitam, "Berapa umur Mahmud? Apakah pantas begitu tua untuk bersama seorang siswa SMA ?"

Aku berkata, "Cuma lima atau enam tahun termasuk jauh? Juga, jangan berpikir terlalu buruk, Mahmud jelas bukan orang seperti itu, dan Evelin bukan gadis gampangan."

"Pergi, ikuti pergerakan mobil mereka."

Delia mengikuti mobil Mahmud, dan ada supermarket kecil di dekat komplek tersebut.

Kami berempat pergi ke supermarket bersama, sekarang, Delia tidak menyebutkan masalah di rumahku.

Evelin dan Mahmud berbicara dan tertawa lagi, dan aku menemukan bahwa Evelin sangat ceria, tetapi Mahmud kebingungan dan bahkan tersipu!

Mahmud dulunya adalah preman dan bangsat seutuhnya, ketika dia bertemu seseorang yang sangat dia sukai, dia menjadi seperti ini, seperti bocah kecil.

Aku mengubah Mahmud dari bajingan menjadi orang normal, tampaknya Evelin juga banyak mengubah Mahmud, di masa depan, di hati Mahmud, aku khawatir hanya akan ada Evelin saja.

Orang-orang berkumpul berdasarkan kebaikan dan semua dibagi menjadi beberapa kelompok, yang aku bawa ke Mahmud adalah keadilan dan kebaikan, sedangkan yang dibawa Evelin ke Mahmud adalah kehangatan dan kesederhanaan.

Delia merasa terkejut melihat keduanya berbicara dan tertawa, dan melihat penampilan manis dan bahagia mereka.

Aku membeli banyak buah-buahan dan makanan ringan, Mahmud dan Evelin membeli banyak makanan, kami berempat datang ke rumah baru bersama-sama, saat kami sampai di rumah, jam 7:30.

Delia dan aku sudah makan malam, dan sepertinya kami harus makan lagi dengan semua orang.

Bayu sedang menonton TV di ruang tamu, Vanya mengenakan piyama dan mengeringkan pakaian di balkon, Mulan bahkan sedang belajar!

Itu benar, dia sedang membaca buku teks lama Evelin, buku teks kelas satu, termasuk bahasa, matematika, dan Inggris.

Aku ingat ketika Mulan pindah rumah, dia punya banyak buku, semuanya adalah buku tentang prinsip-prinsip kehidupan.

Aku tidak menyangka Mulan begitu hebat dalam belajar.

Mulan adalah wanita yang paling bijaksana, dan sepertinya dia tidak bisa lepas dari belajar dan membaca buku bersamanya.

Vanya melihatku dan Delia datang bersama, ekspresinya agak aneh, dan Bayu dengan senang hati menyapanya, Mulan langsung menutup buku.

Bayu melihat buah-buahan dan makanan ringan di tanganku, bergegas mengambilnya, duduk di sofa, dan tidak sabar untuk membongkar camilan favoritnya.

Semua orang mengobrol dengan santai, lalu aku memperkenalkan Delia kepada semua orang, mereka mengatakan mereka sudah saling kenal sejak lama.

“Delia, kamu dan Gilang duduk saja, aku akan memasak dengan Evelin dan Mulan.” Vanya menyeret Evelin ke dapur.

Dan Mulan tidak ikut dengannya, dia tersenyum dan duduk di sebelah Delia, dan berkata sambil tersenyum: "kak Delia, kak Gilang sering menyebut kamu di depan aku."

"Aku sangat menyukai kak Delia, mengapa kita tidak pergi ke dapur untuk membantu, mari kita mengobrol?"

Gadis yang luar biasa.

Baru saja Vanya sengaja memanggil Evelin dan Mulan untuk memasak dan meminta Delia untuk duduk di sini dan menonton TV, nadanya agak berat dan mendominasi, jelas, itu berarti dia adalah tuan rumah dan kamu adalah tamunya, Vanya melihat Delia saat itu, meski tidak terlihat di wajah, aku merasa tidak nyaman.

Sebenarnya, ini pertama kalinya Delia datang, dia duduk di sini bersamaku dan orang lain sedang memasak, tidak ada yang salah dengan sikap Vanya, Mulan sangat pintar, jadi bisa memahami.

Oleh karena itu, Mulan segera meraih tangan Delia dan mengucapkan dua kalimat, yang menyelesaikan semua rasa canggung dan memperlakukan Delia dengan tulus, dia juga mengatakan bahwa aku sering menyebut Delia di depannya, sebenarnya aku tidak pernah menyebutkannya.

Di depan wanita lain mengungkit wanita lain, ini tidak ada bedanya dengan cari mati.

Mulan cantik dan bijaksana, semua orang akan terpengaruh oleh senyuman Mulan.

Delia juga tersenyum tipis, "Baguslah, ini bukannya sombong, kemampuan memasakku juga bagus, ayo memasak bersama."

Jadi kedua wanita itu juga masuk ke dapur.

Aku percaya dengan Mulan, tidak akan pernah ada pertengkaran di dapur, apalagi Delia jauh lebih dewasa dari Vanya dan pasti tidak akan membuat masalah di sini.

Setiap wanita memiliki kepribadian yang berbeda, selama kamu memahami kebutuhan mereka, kepribadian mereka, dan kamu dapat membaca pikiran mereka, kamu pasti dapat memegang teguh hati mereka.

Aku mengobrol dengan Mahmud, rupanya Mahmud mengajak Evelin ke kota lain untuk bermain beberapa hari terakhir ini, Evelin berkata bahwa dia sangat menyukai gunung dan danau di sana dan ingin kesana, tetapi tidak punya kesempatan, kali ini, Mahmud mengabulkan keinginan Evelin.

Aku bertanya, "Apakah kalian berdua sudah bersama?"

“Tidak.” Mahmud berkata: “Bos, aku bukan orang seperti itu, Evelin sekarang di tahun ketiga sekolah menengah, dan studinya sangat ketat, dia harus prioritaskan sekolah, saat ini, aku tidak bisa membiarkannya terganggu.”

"Aku juga tahu bahwa Evelin menyukaiku, katanya, sekali lihat katanya aku orang yang jujur, dan kamu, bos, kamu tampaknya playboy, terlalu banyak wanita di sekitar."

Wajahku penuh dengan garis hitam, apakah aku seorang playboy? Mahmud orang yang jujur?

Ya Tuhan, apakah Evelin buta? Mahmud adalah seorang bajingan total sebelumnya.

Tapi .., sekarang benar-benar jujur.

"Evelin bersamaku, dia begitu rendah hati, dia sangat percaya padaku, apa yang dia katakan tidak menyembunyikan pikiran lain di dalam hatinya, dia ingin bersama aku, tapi aku tidak setuju, aku berkata bahwa aku akan menunggu sampai dia diterima di universitas, baru aku setuju, jika tidak bisa masuk universitas bagus, aku tidak akan setuju."

Mahmud melakukan ini dengan sangat baik, Bahkan jika mereka berdua benar-benar bersama sekarang, aku yakin Mahmud tidak akan mengecewakan Evelin.

Setelah lebih dari empat puluh menit, makanan mulai disajikan, lima hidangan terlebih dahulu, Evelin dan Mulan mengizinkan kami makan dulu, dan ada beberapa hidangan lagi yang harus dibuat, kedua gadis itu sangat peka, jadi kami mulai makan dulu.

Segera setelah aku mulai makan, Vanya mengambilkan sayuran untuk aku, "Bang Gilang, kamu bisa makan lebih banyak, aku membuat ini sendiri."

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu