Penyucian Pernikahan - Bab 112 Memuaskan Di Ranjang

Dalam kegelapan, aku seperti seekor serigala yang kehausan, mencari makanan yang manis dan enak diatas tubuh Selvi, Selvi tidak henti-hentinya memohon, memutar-mutar tubuhnya dan mengikuti permainanku.

Bagian bawah kami berdua, mengeluarkan sebuah bau yang mistik, aku mengerti, setiap kali berhubungan dengan wanita, tidak hanya kesenangan secara fisik dan mental saja, tetapi juga adalah latihan diri, memiliki manfaat yang sangat besar untukku maupun Selvi.

Aku bisa mengatur jam ranjang sesuka hatiku, bisa dengan mudah membuat wanita mencapai puncak yang tidak pernah dicapai mereka sebelumnya, membuat wanita tergila-gila kepadaku.

Hanya dengan memiliki hubungan denganku, wanita manapun pasti akan tergila-gila kepadaku, mereka sama sekali tidak dapat merasakan rasa gantung yang seperti itu dengan pria yang lain.

Tetapi mengambil jiwa perawan adalah sebuah latihan yang luar biasa, hal apapun, tidak boleh dilakukan secara berlebihan, jika tidak, akan menimbulkan kerusakan kepada tubuh.

Aku dan Selvi sudah melebur menjadi satu, sepertinya tubuh dan hati kita sudah sepenuhnya bergabung menjadi satu, aku dapat merasakan seluruh perubahan diatas tubuhnya, bahkan dalam kegelapanpun aku dapat menangkap sorot matanya, dapat merasakan gelombang yang datang dari tubuhnya sekali dan sekali lagi.

Setengah jam kemudian, aku mulai sekuat tenaga, kekuatan didalam tubuh meledak seperti banjir, Selvi terengah-engah dan berteriak tak beraturan, tubuhnya berkedut-kedut dengan keras, rasa puas yang datang dan datang terus menerus membuatnya mencapai batas titik yang tidak dapat diungkapkan……

Setelah selesai melakukannya, kami berdua melilit satu sama lain seperti dua ekor ular yang melilit menjadi satu, Selvi seperti seekor kucing kecil melingkar didepan dadaku, meraba-rasa dadaku dengan lembut.

Aku merasa tubuhku memiliki suatu perubahan, tetapi sebenarnya apa yang berubah tidak dapat terucapkan.

Sepertinya penglihatan dan pendengaran jauh menjadi lebih baik, kemampuan persepsinya pun berlipat-lipat jauh lebih kuat dari sebelumnya.

“ Gilang, menjadi wanitamu benar-benar sangat bahagia.” Selvi dengan wajah puas “Aku dengar kata Alvia, sebagian besar wanita tidak dapat mencapai puncak yang sebenarnya, kamu benar-benar hebat.”

Tangan besarku masih meraba-raba tubuh Selvi, meniup pelan nafasku disamping telinganya, hehe tertawa dan berkata “Kamu ingin satu kali lagi?”

“Tidak.” Wajah Selvi seketika menjadi merah “Aku masih harus kembali, Mahmud sedang ada dirumah, jika dipagi hari saat dia terbangun dan menyadari aku tidak ada, pasti akan curiga.”

“Bagaimanapun juga aku adalah menantu keluarga Pota, hubunganku denganmu, tidak boleh diketahui oleh orang lain.”

Aku berkata “Bukankah kamu telah memberitahu kakak sepupuku bahwa aku dan kamu sudah baik?”

“Bagaimana kamu bisa tahu?” Selvi tercengang “Aku sepertinya tidak mengatakannya kepadamu?”

“Aku tentu saja tahu.” Rahasia Dewi Danau, kemampuanku, aku tidak akan memberitahukannya kepada siapapun, aku berkata “Kalian memiliki hubungan yang begitu bagus, dari kecil hingga besar mengenakan baju yang sama, tidak perlu kutebak, kamu pasti memberitahunya.”

“Menurutmu benar tidak?”

Selvi berkata “Kamu nakal sekali, aku hanya memberitahu Alvia aku menyukaimu, aku sedang menjalin hubungan denganmu, yang lainnya tidak kukatakan.”

“Aku sudah sebesar ini, tetapi tidak pernah berpacaran, denganmu baru terhitung berpacaran yang sebenarnya.”

Untuk hal ini aku mengerti, pernikahannya dengan Mahmud adalah perintah perjodohan dari kedua orang tuanya, keduanya tidak memiliki perasaan apapun.

Kami berbincang sebentar, Selvi ingin pulang tetapi Selvi berkata “ Gilang, masih ingat akan hal yang aku katakan kepadamu sebelumnya?”

“Kamu pernah berjanji, malam hari akan menemaniku melewati malam dirumah, atau, kamu ikut denganku pergi.”

Aku pergi kerumah Selvi?

Selvi sebelumnya pernah berkata kepadaku, barang-barang yang dipakai oleh suaminya yang telah meninggal Ahmad akan dengan anehnya muncul didalam kamar, pukul 3 subuh juga dapat mendengar gerakan dan suara dari luar.

Selvi sangat takut, sebelumnya memintaku untuk menemaninya dirumahnya.

Aku berkata “Sebelumnya kamu berkata Mahmud dan keluarganya pergi keluar kota untuk menjual bahan pangan, sekarang Mahmud ada dirumah, aku bagaimana bisa pergi?”

Selvi berkata “Awalnya Mahmud pergi bersama orang tuanya, tetapi Rizki mati, tidak bisa tidak ada orang dari keluarga Pota tidak dapat mengadakan pemakaman untuk Rizki, karena itu Mahmud baru tetap tinggal.

“Kamu ikut denganku, temani aku, setiap malam aku tidak bisa tidur, sangat ketakutan, awalnya ingin meminta Alvia untuk menemaniku, tetapi peraturan rumah Alvia sangat ketat, menemani semalam dua malam tidak masalah, tetapi jika tiap hari menemani pasti tidak bisa.”

Aku kuatir diketahui oleh Mahmud, disaaat itu akan terjadi masalah besar, Selvi berkata “Mahmud beberapa hari yang lalu melecehkanku, jika kamu tidak menemaniku, aku akan meminta Mahmud untuk menemaniku, aku benar-benar takut.”

Apa? Meminta Mahmud menemaninya? Jelas-jelas ini adalah kata-kata emosi.

Sekarang musuhku terlalu banyak, jika terjadi sesuatu pada titik ini, akan benar-benar merepotkan.

Selvi melihatku yang ragu-ragu, berkata “Tidak apa-apa, kamu dikamarku, Mahmud tidak akan masuk ke kamarku.”

“Lagipula, Mahmud yang tidak ada pekerjaan, setiap hari hanya tidur hingga siang hari, kamu bangun lebih awal dan pergi sudah tidak masalah.”

Selvi kembali memintaku untuk pergi bersamanya, aku hanya bisa menjawabnya ya.

Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 10 lebih, para penduduk sudah pulang dan beristirahat, tetapi aku takut ada orang yang akan melihat, karena itu menyuruh Selvi untuk pulang terlebih dahulu, beberapa menit kemudian baru aku pergi menyusulnya.

Malam hari yang sunyi, dijalan sama sekali tidak menjumpai orang lain, saat aku sampai dirumah Selvi, pintu gerbang utama tertutup.

Aku mendorong pintu masuk kedalam, kemudian menutupnya kembali, berjalan kearah kamar yang nyala diurutan ketiga.

Selvi tinggal didepan, Mahmud tinggal dibelakang halaman.

Aku baru saja sampai didepan pintu, pintu langsung terbuka, Selvi langsung menarikku masuk kedalam.

Selvi menutup pintu kemudian menarik tanganku dan tersenyum hehehe “Mulai sekarang, setiap malam kamu harus menemaniku.”

Aku dan Selvi tidur bersama-sama, aku memeluk Selvi masuk dalam alam tidurku, sangat bahagia.

Kita berdua saling bermesraan sesaat, kemudian berbincang-bincang banyak hal, setengah jam lebih kemudian tiba-tiba suara pintu diketuk terdengar dari luar.

Aku terkejut.

“Selvi, kamu sudah tidur?” Dari luar terdengar suara Mahmud.

Aku sedikit tegang, benar-benar takut akan apa pasti akan datang, semalam ini, Mahmud datang untuk apa?

Selvi sama sekali tidak mengeluarkan suara, Mahmud terus menerus mengetuk pintu “Selvi, sudah tidur belum? Cepat buka pintunya.”

Mahmud si brengsek ini, masih tidak cukup menerima pukulan dari Delia, tengah malam pukul 3 subuh masih datang untuk mengganggu Selvi.

“Aku tahu kamu sudah terbangun, cepat buka pintunya, aku mencarimu ada urusan.” Mahmud terus-menerus mengetuk pintu, suaranya semakin lama semakin keras.

Selvi berteriak dengan keras “Aku sudah tidur, ada urusan apa katakan besok saja.”

Duk duk duk, Mahmud mulai menggunakan tinjunya memecahkan pintu “Cepat buka pintunya, aku mau mengatakannya kepadamu malam ini, cepat buka pintunya.”

“Aku tidak akan membuka pintunya!” Selvi berteriak “Mahmud, aku adalah kakak iparmu, kamu sekali lagi melecehkanku, tunggu ayah dan ibu pulang, aku pasti akan mengatakannya!”

“Hehe……” Mahmud tertawa kering “Kamu memang adalah kakak iparku, tetapi kakakku sudah mati.”

“Aku sebenarnya terus-menerus ingin mendapatkanmu, aku sangat menyukaimu, kakakku sudah mati, kamu bisa menikah denganku, menjadi istriku, menjadi wanitaku.”

“Cepat buka pintunya, malam ini, aku akan membuatmu merasakan rasanya menjadi seorang wanita, hehe……”

Aku mendengar perkataan Mahmud, rasa emosi didalam hati tiba-tiba memuncak, tetapi aku tidak berani bersuara.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu