Penyucian Pernikahan - Bab 358 Diskusi Pembunuhan

Kikyo juga mendapatkan KTP-nya, yang tidak aku duga adalah Glasiva juga mendapatkan id-nya!

Ternyata pada hari itu, Mayden menelepon Kikyo dan mengatakan akan mengurus KTP, Glasiva juga ada disana, meminta bantuan Mayden untuk mengurus, Mayden memeriksa identitas Glasiva dan membuatkan KTP untuk Glasiva.

Victor sudah mmengurus ktp Glasiva dari awal, tapi aku tidak memberikannya kepada Glasiva, aku ingin Glasiva tetap di sini untuk melindungi Evelin.

Mahmud tahu hal ini, jadi dia hanya bisa menelepon Victor, lalu Victor mengirim seseorang untuk mengirim kartu keluarga dan KTP Glasiva.

Mengenai ledakan sebelumnya dan Biro supernatural, aku tidak mengatakan apa-apa, aku hanya memberi tahu semua orang, Selvi sedang bekerja di luar dan aman.

Semua orang merasa lega.

Proyek di desa berjalan dengan sangat lancar, Mahmud memperhatikan Hasan akhir-akhir ini, Hasan juga telah memenuhi tugasnya tanpa kecuali.

Setelah semua orang berbicara, Mahmud berkata: "Bos, kamu tidak pulang selama 2 minggu, aku serta dua pemimpin tim menangani semuanya di desa."

"Penduduk desa punya komplain sama kamu sekarang, mereka semua mengatakan, aku seperti kepala desa dan kamu tidak melakukan apa-apa."

"Beberapa orang mengatakan, ada yang salah dengan kepemimpinanmu, ada beberapa wanita yang tinggal di rumahmu."

Aku sangat tidak bisa berkata-kata, saatnya keluar untuk menunjukkan perhatianku kepada penduduk desa dan peduli dengan kemajuan proyek.

Sekarang sudah lewat jam lima sore, aku dan Mahmud pergi ke komite desa dulu, aku menyapa orang-orang dari Jiwas Group dan mengobrol sebentar.

Kemudian aku pergi ke lokasi konstruksi tahap pertama untuk menunjukkan perhatianku kepada orang-orang dan pekerja yang bertanggung jawab, meletakkan dua kotak rokok dan sepuluh kotak minuman.

Kemudian bawa rokok dan minuman ke tahap kedua di lokasi proyek.

Dilihat dari kejauhan, posisi bekas aula leluhur sudah ditutupi.

Karena ada lebih dari 480 meter kubik ruang kosong, maka tanah di bawahnya kosong dan mudah longsor, bagian bawah diisi lapis demi lapis, tanah urukan di atasnya dipadatkan dengan mesin.

Butuh waktu seminggu untuk menyelesaikannya, fondasi bisa diletakkan besok, bangvunan bisa dibangun setelah semuanya siap.

Aku datang untuk berinteraksi dengan para pekerja. Hasan, yang sedang beristirahat di kantor sementara, mendengar suara aku dan keluar.

Hasan melihat aku, wajahnya sedikit tidak wajar, kemudian datang untuk menyapaku dengan antusias.

Kami mengobrol santai tentang kemajuan proyek dan situasi di desa.

Aku pikir ... Hasan melihat aku tidak muncul selama beberapa hari tanpa berita apapun, dia pasti mengira aku sudah meledak sampai mati.

Tentu saja Mahmud tidak akan memberi tahu Hasan tentang aku.

Aku tampak tanpa cedera sekarang, Hasan pasti sangat terkejut.

Setelah mengobrol sebentar, para pekerja pulang kerja, Hasan dan aku juga pergi.

Di malam hari, aku sedang berbaring di tempat tidur, memikirkan Hasan.

Aku ingin pergi langsung ke Hasan untuk mengklarifikasi semuanya, tetapi ketika aku ingat apa yang dikatakan Furukawa, aku menyerah dulu.

Jika Hasan tidak mengakui apa pun, aku tidak punya bukti, tidak ada cara sama sekali, apakah harus membunuh Hasan?

Tapi Hasan adalah pacar kak Trias, aku harus mencegah mereka untuk bersama.

Bagaimana cara menghentikannya?

Dewi Danau berkata: "Bunuh, karena Farhat suka bergerak dalam kegelapan dan suka membunuh, kita juga bisa bergerak dalam kegelapan."

"Kita selalu sangat pasif, selalu didahului oleh Farhat."

"Sekarang Farhat telah mendapatkan harta karun itu, dia tidak membunuhmu kali ini, dia pasti akan menemukan cara untuk membunuhmu nanti."

"Hasan yang berada di sisimu seperti bom waktu yang akan mengancam orang-orang di sekitarmu."

"Terakhir kali mereka menangkap Selvi, siapa yang tahu siapa lagi yang akan dia tangkap nantinya?"

"Juga, kamu masih memiliki kasus, jika sesuatu terjadi pada Evelin, kamu akan mendapat banyak masalah dan tidak mempunyai saksi."

Dewi Danau benar, tidak ada jalan, pembunuhan adalah cara terbaik, selama Hasan terbunuh, desa kami akan aman dan orang-orang di sekitarku akan aman.

Itu juga dapat mencegah kak Trias dan Hasan untuk bersama.

Bagaimanapun, ada banyak kasus pembunuhan di desa kami yang belum diinvestigasi, jadi tidak masalah jika ada satu pembunuhan lagi!

Aku tidak pernah membunuh siapa pun, ketika aku memikirkannya, aku merasa sedikit takut.

Namun, memikirkan Hasan yang menculik Selvi dan mengatur orang untuk membunuh aku berkali-kali, aku ingin mencabik-cabiknya!

Dewi Danau berkata: "Semua pasti ada yang pertama kali, setiap orang di dunia gaib pasti berlumuran darah."

"Kamu tidak dapat membuat kesalahan kali ini, jika kamu bernyali kecil seperti tikus, maka kamu dapat meminta bantuan Kikyo dan Glasiva, Glasiva adalah seorang pembunuh, Kikyo juga pasti telah membunuh seseorang, kamu dapat membiarkan mereka melakukannya untukmu."

Dewi Danau membuatku gelisah.

Dengan kekuatan aku saat ini, aku mau membunuh orang biasa, apakah aku perlu bantuan orang lain?

Aku mengertakkan gigi, "Aku akan bertindak sendiri!"

Dewi Danau berkata: "Seharusnya jangan terlambat, langsung bertindak malam ini, lebih cepat lebih baik, Hasan sudah tahu, kamu masih hidup hari ini, siapa yang tahu apa lagi yang bisa dia lakukan untuk mencoba membunuhmu nanti?"

Aku menyiapkan belati dan pakaian hitam, aku menggunakan gunting untuk mengubah baju hitam lengan pendek musim panasku menjadi topeng hitam, membungkus kepalaku dengan erat, hanya menyisakan mataku.

Pakaian hitam dan sepasang sepatu olahraga hitam.

Hasan tinggal di rumah Trias, yang perlu aku lakukan adalah bersembunyi di rumah Trias, membunuh Hasan, kemudian kabur.

Kak Trias telah berada di Selatan selama beberapa tahun, orang tuanya tinggal di kampung halamannya, adik laki-lakinya bersekolah di luar, orang tua kak Trias adalah orang-orang yang jujur, kak Trias selalu ingin membawa orang tuanya pergi dan tinggal di kota, tetapi kedua orang tua itu tidak dapat terbiasa beradaptasi dengan kehidupan di kota, lalu kembali lagi.

Aku harus menyembunyikan diri aku dengan benar agar tidak dikenali orang lain.

Aku berbaring di tempat tidur sampai pukul dua pagi, kemudian memakai penutup kepala dan sarung tangan medis di tangan aku untuk mencegah sidik jari dan bukti lainnya.

Setelah menyiapkan semuanya, aku keluar dengan tenang.

Desa kami sangat sunyi, aku memanfaatkan cahaya bulan yang redup dan langsung lari ke rumah kak Trias.

Aku tidak pergi ke pintu depan, aku berjalan ke dinding halaman yang tingginya lebih dari dua meter, aku melompat secara vertikal, lalu sampai di halaman.

Dewi Danau berkata: "Orang tua dari keluarga Trias tinggal di lantai pertama, Hasan ada di kamar ketiga di lantai dua."

Rumah kak Trias adalah bangunan berlantai dua, rumah baru yang dibangun beberapa tahun lalu.

Di rumah pedesaan, naik ke lantai dua harus menggunakan tangga dari luar, yang terkoneksi ruangan 1 meter persegi, biasanya untuk tempat gandum dijemur.

Dengan tendanganku yang keras, aku melompat ke atas dan dengan cepat mencapai koridor di lantai 2, aku berjalan perlahan di sepanjang koridor tanpa mengeluarkan suara apapun, aku berjalan ke pintu kamar ketiga.

Aku sangat gugup, bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya aku melakukan hal semacam ini.

Pintunya ditutup rapat, tangan aku menekan pada gagang pintu, Dewi Danau segera memasukkan aura lembut, silinder kunci mengeluarkan suara sedikit.

Pintu terbuka.

Aku dengan lembut mendorong pintu hingga terbuka, mengamati ruangan, mendekat di ranjang seberang.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu